Apakah yang dimaksud "Prediction" dalam hal berpikir kritis?

Pemikiran Kritis


Pemikiran adalah aksi yang menyebabkan pikiran mendapatkan pengertian baru dengan perantaraan hal yang sudah diketahui. Proses pemikiran adalah suatu pergerakan mental dari saru hal menuju hal lain, dari proporsi satu ke proporsi lainya, dari apa yang sudah diketahui ke hal yang belum diketahui (W. Poespoprodjo, 2007). Berpikir kritis adalah berpikir yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang diyakini atau dilakukan (Ennis dalam Wowo, 2012).

Menurut John Dewey (dalam Alec Fisher, 2008), berpikir kritis merupakan pertimbangan yang aktif, terus menerus dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya.

Indikator Berpikir Kritis


Secara umum berpikir dianggap sebagai suatu proses kognitif, yakni aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan. Berpikir juga merupakan proses menafsirkan berbagai peristiwa dan lingkungan (Arthur F. Carmazzi, 2006). Proses berpikir dihubungkan dengan suatu pola perilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir melalui hubungan kompleks yang dikembangkan melalui kegiatan berpikir. Hubungan ini dapat saling terkait dengan struktur yang mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir melalui bermacam-macam cara. Jadi, berpikir merupakan upaya yang kompleks dan reflektif, bahkan juga pengalaman kreatif (Pressein dalam Kartimi, 2007). Keterampilan berpikir selalu berkembang dan dapat dipelajari (Nickerson, et.al. dalam Kartimi, 2007).

Ennis (dalam Kartimi, 2007) mendefinisikan berpikir kritis sebagai cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan penalaran yang difokuskan, untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Berpikir kritis menggunakan dasar proses berpikir untuk menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari tiap-tiap posisi, memberikan model presentasi yang dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan.

Menurut S. Hamid Hasan (2008) berpikir kritis adalah kemampuan intelektual tetapi kebiasaan berpikir kritis adalah suatu perilaku afektif. Seorang peserta didik mendapat kesempatan melatih potensi berpikir kritisnya melalui berbagai kesempatan dalam proses pendidikan di berbagai materi pelajaran. Hasilnya peserta didik mungkin saja memiliki kemampuan berpikir kritis pada jenjang mahir. Dalam pemikiran kritis terdapat elemen yang disebut prediksi (prediction).

Prediksi


Prediksi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang sesuatu yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar kesalahannya (selisih antara sesuatu yang terjadi dengan hasil perkiraan) dapat diperkecil. Prediksi tidak harus memberikan jawaban secara pasti kejadian yang akan terjadi, melainkan berusaha untuk mencari jawaban sedekat mungkin yang akan terjadi (Herdianto, 2013).

Metode Prediksi


Metode prediksi merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang, baik secara sistematis maupun pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa yang lalu, sehingga dengan demikian teknik prediksi diharapkan dapat memberikan keakuratan yang lebih besar. Metode/teknik prediksi memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, dengan demikian dapat dimungkinkan pengguna teknik-teknik penganalisisan yang tepat dapat memberikan tingkat kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar, karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpanagan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.

Secara umum teknik atau metode prediksi dapat dibagi menjadi dua kategori, yang masing-masing kategori terdiri dari beberapa model, yaitu:

  • Metode kualitatif
    Metode kualitatif adalah metode yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil prediksi yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil prediksi tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang instuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunnya.

  • Metode kuantitatif
    Metode kuantitatif adalah metode yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil prediksi yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam prediksi tersebut. Baik tidaknya metode yang digunakan tergantung dengan perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula metode yang digunakan.