Apakah yang dimaksud hari kebangkitan?

Hari kebangkitan

Mengetahui kejadian hari kebangkitan ini, menjadi sangat penting. Karena merupakan salah satu bagian dari iman kepada hari akhir. Juga termasuk iman kepada perkara ghaib, yang menjadi salah satu keistimewaan orang-orang bertakwa. Apakah yang dimaksud hari kebangkitan?

HARI KEBANGKITAN (YAUMUL BA’ATS DAN YAUMUL NASYR)

Hari kebangkitan adalah hari dibangkitkannya seluruh manusia yang pernah hidup di dunia dari mulai zaman nabi Adam as sampai yang baru lahir saat kiamat, semuanya akan bangkit kembali dari dalam kubur setelah kematian untuk kemudian digiring (nasyr) ke satu tempat di padang mahsyar lalu dihisab/dihitung amal perbauatannya selama hidup di dunia.

Seluruh manusia akan bangkit dengan jasad ketika masih muda dengan wajah berbeda-beda sesuai amal perbuatannya. Hari kebangkitan wajib diimanai oleh setiap muslim dengan keimanana yang kuat dan merupakan salah satu cabang dari rukun iman yang kelima yaitu percaya kepada hari akhirat.

Al ba’ts adalah, tempat kembalinya badan dan dihidupkannya hamba-hamba pada hari Kiamat. Jika Allah al Haq (Yang Maha Benar) berkehendak mengembalikan dan menghidupkan hamba-hamba kembali, (maka) Dia memerintahkan Malaikat Israfil. Lalu dia (pun) meniup terompet, (yang) kemudian ruh-ruh kembali menuju jasad-jasadnya, dan manusia akan berdiri menghadap Rabbul ‘Alamiin. Allah berfirman:

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). ( az Zumar/39 : 68 ).

Yaum al-ba‘ts adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur. Manusia hidup di dunia sudah pasti akan mengalami kematian. Kematian bukanlah akhir dari siklus kehidupan manusia. Kematian hanyalah salah satu tahapan bagaimana manusia akan melanjutkan kehidupan yang lebih kekal lagi yaitu akhirat. Ibarat alam kandungan yang mempersiapkan kehidupan manusia di dunia, kematian atau alam kubur adalah alam kandungan untuk mempersiapkan manusia menuju kehidupan akhirat.

Hari kebangkitan ditandai dengan tiupan sangkakala yang kedua, sesuai dengan firman Allah swt., dalam QS. Yasin [36]: 51-52. sebagai berikut:

“Dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul-Nya.

Rasulullah saw., menyatakan bahwa Semua manusia akan dikumpulkan setelah hari kiamat, dalam keadaan tidak menggunakan alas kaki, tidak menggunakan pakaian dan tidak juga dikhitan. Dengan demikian, manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan tidak mengenakan apapun.

Setelah manusia mengalami siklus kematian, lalu manusia akan dibangkitkan atau yang sering kita sebut sebagai Yaum al-ba‘ts , yaitu hari di mana segala (manusia) hidup kembali. Mereka dikeluarkan dari alam kubur untuk di-ḥisab (dihitung seluruh amalnya). Setelah kehidupan ada kematian. Setelah alam kubur ada kebangkitan, dan setelah kebangkitan ada perhitungan.

Syaikh Muẖammad ibn Sâliḥ al ‘Utsaimin raẖimahu Allah berkata,

”(Yang dimaksud) iman kepada al-ba‘ts , yaitu dihidupkannya orang-orang yang telah mati pada waktu terompet ditiup pada tiupan yang kedua. Lalu manusia akan berdiri menghadap rabb al-‘âlamîn dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang tanpa penutup, dan belum dikhitan. Allah swt., berfirman dalam QS. al-Anbiyâ’ [21]: 104:

“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran- lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.”

Syaikh Dr. ‘Umar Sulaimân al Asyqar berkata: “Yang dimaksud dengan al-ba‘ts adalah tempat kembalinya badan dan dihidupkannya hamba-hamba pada hari kiamat. Jika Allah swt., berkehendak mengembalikan dan menghidupkan hamba-hamba kembali, (maka) Dia memerintahkan Malaikat Israfil. Lalu dia pun meniup terompet, yang kemudian ruh-ruh kembali menuju jasad-jasadnya, dan manusia akan berdiri menghadap Tuhan. Allah swt., berfirman dalam QS. al Zumar [39]: 68

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah swt., kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing- masing).”

Referensi :

  • Ali Muhammad Ash-Shallabi, Iman kepada Hari Akhir , cet. ke-1, (Jakarta: Ummul Qura, 2014).
  • Muhib al Majdi dan Abu Fatiah Al Adnani, Dari Alam Barzakh Menuju Padang Mahsyar , cet. ke-1, (Surakarta: Granada Mediatama, 2013).
  • Syaikh Ali Abdurrahman, Ekspedisi Alam Akhirat , (Jakarta: Embun Litera, 2010).