Apakah yang dimaksud dengan Arkeologi?

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi).

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari sisa-sisa peninggalan budaya masa lalu untuk mengungkapkan kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan serta berusaha untuk merekonstruksi tingkah laku masyarakat tersebut dan bagaimana perubahan kebudayaan didalam masyarakat tersebut. (Binford, 1971)

Arkeologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari kebudayaan masa lalu melalui peninggalan-peninggalannya

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari masa lampau dengan tujuan untuk merekonstruksi kehidupan manusia dengan segala aspeknya. Dengan demikian arkeologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian kepada hal ikhwal perbuatan manusia di masa lalu, yang dapat disusun kembali melalui hasil-hasil budayanya yang sampai kepada kita.

Menyusun kembali sejarah kehidupan manusia masa lampau memerlukan data, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang diantaranya adalah tinggalan arkeologi (purbakala) (Setiawan, 1996).

Bentuk-bentuk tinggalan arkeologi dapat dibedakan sebagai berikut: artefak, fitur, ekofak, dan situs.

  • Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan tangan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di masa lalu, seperti: arca, pecahan tembikar, dan prasasti.

  • Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempat kedudukannya, seperti: fondasi, candi, saluran irigasi, dan kolam.

  • Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan hidup yang berperan dalam kehidupan masyarakat masa lalu, yang terdiri dari tanah, air, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

  • Situs merupakan bidang tanah yang mengandung tinggalan arkeologi dan pernah dijadikan tempat kegiatan masyarakat masa lalu (Setiawan, 1996).

Tinggalan-tinggalan arkeologi apabila dilihat dari fungsinya ada yang bersifat sakral yaitu mempunyai fungsi keagamaan atau mempunyai fungsi ekonomis seperti candi, pura, gereja, dan masjid. Sedangkan, fungsi profan atau semi sakral berarti memiliki fungsi bagi kehidupan sosial sehari-hari seperti bangunan rumah adat dan istana raja.

Tinggalan arkeologi yang termasuk benda-benda bergerak maupun tidak bergerak apabila dilihat dari bahan pembuatannya, ada yang terbuat dari batu, tulang, logam, kulit, dan kertas, sehingga dalam periodisasi kebudayaan sering timbul pembagian zaman yang disebut dengan kebudayaan batu, logam, ataupun kebudayaan tulang.

Tinggalan arkeologi tidak hanya menyajikan sejarah seni, namun dapat juga memberikan petunjuk tentang adanya hubungan politik, agama, perdagangan, dan lainnya. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil kebudayaan manusia yang berupa benda-benda perwujudan nyata dari berbagai aktivitas dan ide-ide (gagasan) pada masa lampau.

1 Like

Arkeologi, dalam wikipedia.org menyebutkan berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti “kuna” dan logos , “ilmu”. Nama arkeologi adalah ilmu sejarah kebudayaan material.

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun survei juga mendapatkan porsi yang cukup besar.

Sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan maka definisi arkeologi bagi arkeolog memiliki definisi tersendiri. Suatu pengertian dapat berubah-ubah sesuai dengan kajiannya, di bawah ini beberapa pengertian arkeologi menurut para arkeolog :

  • Haviland (1985) menyatakan bahwa adalah cabang antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Sebagian besar perhatiannya dipusatkan kepada masa lampau.

  • Ihromi (1994) menyatakan bahwa arkeologi adalah berusaha merekonstruksi dan menyusun kembali cara hidup sehari-hari dan adat-istiadat dari bangsa-bangsa masa prasejarah, serta menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterangan tentang kemungkinan sebab dari perubahan kebudayaan itu.

  • Paul Bahn menyatakan arkeologi ialah satu kajian sistematik tentang masa lampau yang berasaskan budaya kebendaan dengan tujuan untuk membongkar, menerangkan dan mengklasifikasikan tinggalan-tinggalan budaya, menguraikan bentuk dan perilaku masyarakat masa silam serta memahami bagaimana ‘ia’ terbentuk dan merekonstraksinya seperti semula.

  • Grahame Clark mendefinisikan arkeologi sebagai satu bentuk kajian yang sistematik terhadap benda purba untuk membentuk sebuah sejarah. Cottrell Leonard juga mendefinisikan arkeologi sebagai satu cerita mengenai manusia dengan merujuk kepada peninggalan seperti peralatan yang digunakan, monumen, rangka manusia dan segala hasil karya dari inovasi yang diciptakannya.

  • Glyn Danial mendefinasikan arkeologi sebagai satu cabang sejarah yang mengkaji tinggalan- tinggalan masa lampau. Kajian sejarah yang menggunakan segala data berupa tulisan, epigrafik atau benda peninggalan dengan tujuan akhir untuk mendapatkan gambaran sebenarnya tentang kehidupan manusia masa silam.

  • Frank Hole dan Robert F. Heizer menyatakan arkeologi sebagai suatu kajian tentang masa silam manusia yang dikaji terutamanya melalui bahan-bahan peninggalan.

  • Robert J. Sharer dan Wendy Ashmore melihat arkeologi sebagai bagian khusus tentang teknik yang digunakan untuk mengungkapkan bukti tentang masa lalu dan sebagai satu disiplin yang mempelajari masyarakat dan kebudayaan masa silam berdasarkan budaya kebendaannya guna menerangkan perkembangannya serta bagaimana hal tersebut terjadi.

  • Glyn Isaac menyatakan disiplin arkeologi sebagai satu disiplin yang berusaha menerangkan hubungan antar manusia dan manusia dengan lingkungannya.

  • Walter Tylor menyatakan arkeologi tidak lebih dari pada suatu tata cara dan kumpulan teknik yang khusus untuk mendapatkan penjelasan mengenai budaya.

Dapat disimpulkan dari definisi dan pengertian tersebut maka dirumuskan bahwa bidang arkeologi merupakan satu disiplin ilmu yang mengkaji tentang manusia dan kebudayaan masa silam berdasarkan kepada tinggalan dengan cara penyelidikan yang sistematik dengan menggunakan berbagai pendekatan disiplin-disiplin ilmu yang lain seperti sejarah, antropologi, geologi, geografi, fisika, matematis dan lain-lainnya.

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari budaya masa lalu melalui materi (fisik) yang ditinggalkan orang. Ini dapat berkisar dari artefak kecil, seperti panah, hingga bangunan besar, seperti piramida. Apa pun yang dibuat atau dimodifikasi orang adalah bagian dari catatan arkeologis.

Para arkeolog menggunakan sisa-sisa ini untuk memahami dan menciptakan kembali semua aspek budaya masa lalu, dari kehidupan sehari-hari orang biasa hingga penaklukan agung para kaisar. Seringkali, benda-benda ini dikubur dan harus dengan hati-hati dibuka atau digali sebelum dapat dipelajari. Dalam banyak kasus, mereka adalah satu-satunya petunjuk arkeolog yang harus membantu mereka merekonstruksi kehidupan orang-orang kuno. Benda-benda ini seperti potongan puzzle raksasa yang harus dipecahkan oleh arkeolog.

Arkeologi membantu kita menghargai dan melestarikan warisan kemanusiaan kita bersama. Ini memberi tahu kita tentang masa lalu, membantu kita memahami dari mana kita berasal, dan menunjukkan kepada kita bagaimana orang hidup, mengatasi tantangan, dan mengembangkan masyarakat yang kita miliki saat ini.

Fokus arkeologi telah berubah selama bertahun-tahun. Para arkeolog hari ini mempelajari segala sesuatu mulai dari pot kuno hingga DNA hingga teori-teori proses kognitif. Lingkup arkeologi yang diperluas ini mengharuskan penciptaan banyak pendekatan interpretatif dan teknik pemulihan baru. Sementara sekop terus menjadi alat utama, para arkeolog juga menambahkan citra satelit, komputer, dan robotika ke gudang senjata mereka. Penggalian sekarang sering melibatkan puluhan ahli dari berbagai disiplin ilmu, termasuk keramik, osteologi, geologi, dan botani, serta teknisi penelitian dengan bakat yang sangat khusus.

Jenis-jenis Arkeologi


Ada banyak cabang arkeologi, beberapa di antaranya tumpang tindih. Arkeolog prasejarah berurusan dengan periode waktu sebelum penemuan tulisan. Para arkeolog sejarah memiliki kemewahan memeriksa sisa-sisa fisik dan teks (ketika mereka selamat). Para arkeolog industri mempelajari bangunan-bangunan dan tetap ada pada periode setelah Revolusi Industri. Arkeolog umumnya memilih untuk fokus pada budaya tertentu yang sering dikaitkan dengan periode kronologis: arkeologi klasik mencakup peradaban yang dipengaruhi oleh orang-orang Yunani dan Romawi, arkeologi Mesir berurusan dengan Mesir, arkeologi Mesoamerika berfokus pada budaya di Amerika Tengah dan Meksiko, dan sebagainya.

Para arkeolog membantu merekonstruksi masa lalu dengan cara lain selain hanya menggali situs milik budaya tertentu. Ahli etnoarkeologi mempelajari orang yang hidup hari ini dan mencatat bagaimana mereka mengatur dan menggunakan objek. Studi tentang perilaku modern dapat membantu mengungkap bagaimana dan mengapa orang-orang di masa lalu meninggalkan tipe-tipe tertentu dalam pola tertentu. Arkeolog lingkungan membantu kita memahami kondisi yang ada ketika orang yang diteliti masih hidup. Arkeolog eksperimental merekonstruksi teknik dan proses yang digunakan di masa lalu untuk membuat artefak, seni, dan arsitektur. Para arkeolog bawah air mempelajari sisa-sisa materi yang bertahan di bawah air, termasuk bangkai kapal dan situs yang dibanjiri oleh kenaikan permukaan laut. Yang lain, yang bekerja di bidang pengelolaan sumber daya budaya, menilai peninggalan arkeologis di lokasi konstruksi untuk mencatat informasi penting dan melestarikan sebanyak mungkin sebelum situs dihancurkan atau ditutupi.

Proses Arkeologi


Arkeologi menggunakan prinsip-prinsip ilmiah untuk memandu praktiknya. Sebelum mulai menggali, seorang arkeolog perlu alasan untuk menggali, rencana penggalian, dan izin dari pemerintah tempat penggalian. Meskipun arkeologi biasanya dikaitkan dengan penggalian, terkadang tujuannya bukan untuk menggali, melainkan untuk mengidentifikasi dan memplot situs di seluruh lanskap atau wilayah untuk melihat gambaran besar tempat tinggal atau aktivitas di suatu daerah.

Ini adalah beberapa langkah dari proyek arkeologi:

  1. Penciptaan hipotesis
  2. Survei dan lokasi situs
  3. Penggalian
  4. Pengumpulan dan perekaman data
  5. Laboratorium dan konservasi
  6. Penafsiran
  7. Publikasi
Referensi

https://www.archaeological.org/pdfs/education/Arch101.2.pdf