Apakah yang anda ketahui tentang mati suri menurut Islam?

Apakah yang anda ketahui tentang mati suri menurut Islam?

“Pada saat mati suri, di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa salah satu ujung tali roh terlepas tetapi dirinya tetap hidup lantaran ujung lainnya masihlah terikat dan itu yang membuatnya dapat kembali hidup lagi. Nyaris sama bersama orang tidur,” (Asep, Dewan Pakar Pusat Studi Al Qur’an)

Lantaran ikatan roh dan badan terlepas sebagian, sehingga orang yang mati suri dapat merasakan pengalaman seperti berada di dunia lain, terbang bebas, menyaksikan terowongan, yang tak lain yaitu jelang pintu kematian.

Roh tak terikat materi menjadi mampu berpindah kemana saja. Roh bersifat fleksibel, metafisik. Jika ke-2 ikatan roh terlepas dari badan, maka orang tersebut baru dinyatakan wafat.

Mati suri merupakan istilah yang biasa dipakai di masyarakat untuk merujuk pada kejadian dimana terdapat orang yang telah meninggal dunia, kemudian beberapa saat atau mungkin beberapa dari kemudian hidup kembali. Artinya, bahwa sebenarnya orang tersebut tidak benar-benar meninggal dunia, tapi hanya mengalami kejadian seperti orang yang meninggal.

Mati suri, didalam dunia ilmiah disebut dengan Near death experience (NDE), merupakan pengalaman seseorang yang diasosiasikan dengan kematian yang akan segera menghampirinya, mencakup sensasi-sensasi yang mungkin bisa berjumlah banyak seperti keluar dari tubuh, mengapung diudara, perasaan yang ekstrem, ketenangan, kedamaian dan kehangatan yang total, pengalaman keterputusan yang mutlak, dan kehadiran cahaya. Biasanya pengalaman-pengalaman ini terjadi pada kondisi setelah seseorang dinyatakan mati secara klinis atau sangat dekat dengan kematian, akan tetapi kemudian dia sadar atau hidup kembali.

Secara lebih spesifik, Long (1998) mendefinisikan near death experience (NDE) sebagai sebuah pengalaman yang benar-benar hidup yang berasosiasi dengan kesadaran subyek bahwa dirinya keluar dari tubuh fisiknya pada saat dirinya terancam oleh kematian yang akan menghampirinya. Ancaman tersebut bisa berupa fisiologis maupun psikologis. Sedangkan Lommel et. all (2001) memberi pengertian bahwa NDE merupakan ingatan akan keseluruhan kesan selama keadaan kesadaran khusus yang mencakup elemen-elemen yang spesifik seperti; pengalaman keluar dari tubuh, perasaan yang menyenangkan, melihat sebuah terowongan, bertemu dengan anggota keluarga yang telah meninggal atau mengalami tinjauan ulang atas kehidupannya, baik sebagian maupun seluruhnya.

Kriteria Mati Suri

Salah seorang ilmuwan yang merumuskan kriteria mati suri adalah Atwater (Ilmuwan asal Idaho, Amerika). Dia juga termasuk orang yang pernah mengalami mati suri. Kriteria yang dirumuskan didasarkan atas penelitiannya terhadap lebih dari tiga ribu orang diseluruh dunia. Menurutnya, seseorang dapat dianggap mengalami mati suri apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • Konteks.
    Subjek harus memenuhi salah satu kriteria berikut ini:

    1. Tanda-tanda yang menunjukan bahwa ia sedang sakit berat, terluka, mengalami bentuk-bentuk krisis fisiologi (seperti pembiusan total saat operasi) atau kecelakaan.

    2. Harapan atau perasaan subjek atas kematian yang sebentar lagi dialaminya

  • Isi.
    Kesadaran yang intens (terus menerus), rasa, atau pengalaman mengenal "dunia lain‟, apakah menyenangkan, mengerikan, aneh atau estetik (indah). Episode ini dapat berlangsung singkat dan terdiri atas satu atau dua elemen. Namun, dapat juga berlangsung panjang dan terdiri atas banyak elemen.

  • Ciri khas.
    Terdapat beberapa ciri mari suri, antara lain:

    • Keadaan mati suri dapat terjadi pada siapa saja dan usia berapapun. ingatan tersebut tetap hidup dan saling bertautan sepanjang kehidupan

    • Episode pada anak biasanya berlangsung singkat dan meliputi beberapa elemen.

    • Pola efek psikologis (kejiwaan) dan fisiologis (bentuk fisik), tampaknya lebih tergantung pada banyaknya pengalaman dibandingkan dengan gambaran tertentu atau panjangnya paparan terhadap kegelapan atau cahaya.

    • Sikap dan perasaan orang lain yang dianggap penting oleh subjek memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kesiapan subjek untuk menyatukan pengalaman mati suri dalam kehidupan subjek.

Bagian-bagian Mati Suri

Berbagai penelitian tentang mati suri yang dilakukan, biasanya menghasilkan serangkaian bentuk episodemati suri yang dialami subjek- subjeknya. Moody (peneliti asal Virginia, AS) menyimpulkan bahwa ada sembilan episode yang dialami orang yang mengalami mati suri, antara lain:

  1. Mendengar berita, subjek mendengar orang lain yang menyampaikan berita, membicarakan, atau mengumumkan "kematianya‟.

  2. Merasakan kedamaian dan ketenangan, subjek biasanya mengalami suatu bentuk perasaan yang mengejutkan, berkaitan dengan rasa tenang, lega, terbebas, dan damai.

  3. Suara bising, subjek biasanya mendengar suara-suara bising seperti mendengung, bunyi gemuruh atau raungan, suara letusan atau benturan, dan siulan atau musik yang indah.

  4. Terowongan gelap, seringkali para subjek didorong untuk memasuki sebuah ruangan gelap seperti terowongan, sumur, cerobong, lembah, atau lingkaran

  5. Pengalaman keluar tubuh (Out of Body Experience), banyak diantara subjek yang merasa naik ke atas badannya sendiri dan dapat melihat ke bawah atau kebadannya. lalu, dapat juga mendengar percakapan orang disekitarnya atau pergi ke tempat lain.

  6. Bertemu orang lain, subjek bertemu dengan orang-orang yang sudah mati terlebih dahulu dimana mereka akan membantu subjek untuk menjalani proses perpindahan dari alamhidup kealam mati atau mungkin mengirim subjek kembali kekehidupannya.

  7. Makhluk cahaya, salah satu fenomena mati suri terpenting adalah bertemu dengan sosok cahaya yang dipahami oleh subjek sebagai sosok yang penuh cinta, menerima apa adanya, perhatian, tidak menghakimi, dan seringkali dianggap sebagai makhluk malaikat.

  8. Tinjauan ulang kehidupan. subjek merasa melihat kehidupan masa lalu, baik dirinya, orang lain, atau satu kejadian masa lampau.

  9. Batas, subjek sampai pada suatu batas seperti pintu, pagar, sungai, atau palang pintu yang diyakini jika batas tersebut dilewati maka subjek tidak diijinkan untuk kembali kekehidupannya. dengan kata lain meninggal.

Penelitian lain yang mencoba menyimpulkan episode-episode mati suri ini yaitu Kenneth Ring (ahli psikologi dari Universitas Connecticut). Ring membuat suatu indek yang disebut Weighted Core Experiences Index. Indeks tersebut disusun berdasarkan seratus dua kasus dan dimaksudkan untuk mengetahui elemen-elemen ini mati suri. Ring menyimpulkan terdapat lima episode yang dialami selama mati suri, antara lain:

  1. Damai, episode ini paling sering dialami oleh subjek (60%). Perasaan yang muncul adalah damai, tenang dan menyenangkan

  2. Pemisahan tubuh, sebuah sensasi mengambang, terkadang meliputi juga pengalaman keluar tubuh, melihat tubuhnya dari atas dan berkelana ke berbagai tempat. Episode ini dialami oleh 37% subjek.

  3. Memasuki kegelapan, subjek masuk ke suatu ruang gelap, mengambang disuatu kenyataan yang tidak berdimensi, dan bergerak melewati suatu yang seperti terowongan tersebut. Hal ini dialami oleh 23% subjek.

  4. Melihat cahaya, sebanyak 16% subjek mengaku melihat cahaya yang terasa sangat nyaman, bersinar dengan sangat indah, atau mungkin juga subjek diliputi cahaya.

  5. Memasuki cahaya, menurut Ring, hal ini merupakan pengalaman inti dari mati suri. Subjek melihat pemandangan surga, bertemu dengan kerabatnya, mendengar music, dan merasakan kehadiran sosok spiritual seperti malaikat. Episode ini dialami oleh 10% subjek.

Berbeda dengan peneliti sebelumnya, Artwater (terapis asal Idaho, Amerika Serikat) mencoba membuat suatu pola umum yang didapatnya dari wawancara dengan lebih dari 3000 kasus mati suri di berbagai Negara (China, Norwegia, Israel, Brasil dan Zaire).

  1. Sensasi mengambang keluar tubuh, seringkali dialami oleh pengalaman keluar tubuh. Dimana, ada perasaan melayang, melihat ke bawah, dan dapat mendengar dengan detail dan akurat percakapan orang disekitarnya.

  2. Melewati terowongan gelap, lubang hitam, atau memasuki suatu kegelapan; biasanya, diikuti dengan perasaan atau sensasi pergerakan atau percepatan. Dapat juga merasakan atau mendengar angina tau suara yang menderu.

  3. Bergerak memasuki cahaya diujung kegelapan; yakni suatu cahaya cemerlang yang penuh cinta dan kehangatan. Dapat juga disertai dengan melihat orang, hewan, pepohonan yang subur, bahkan kota di dalam cahaya tersebut .

  4. Disambut oleh suara, orang, atau sosok yang penuh kehangatan; dapat merupakan sesuatu yang asing, orangg-orang yang dicintai, atau sosok religious. Subjek juga dapat bercakap-cakap dengan mereka dan mendapatkan informasi atau pesan.

  5. Melihat tinjauan ulang kehidupan yang dilewati; kehidupan sejak bayi sampai mati atau bergerak mundur dari mati sampai bayi. Subjek berkesempatan untuk mempelajari hal-hal yang selama hidupnya belum dilakukan atau yang tidak seharusnya dilakukan.

  6. Merasakan perbedaan ruang dan waktu; merasa bahwa subjek berada disuatu tempat yang tidak memiliki ruang dan waktu.

  7. Keengganan untuk kembali ke bumi; subjek biasanya akan diberitahu tentang pekerjaan di bumi yang belum selesai atau ada misi yang belum terselesaikan sehingga subjek harus kembali ke bumi.

  8. Kecewa saat kembali ke badan; suatu perasaan segan dan tertekan ketika harus kembali kejasad fisiknya. Dapat juga persaan tidak senang, bahkan marah atau menangis saat menghadapi kenyataan bahwa dirinya harus kembali ke badannya.

Menurut studi yang dilakukan oleh Noyes Dan Slymne pada tahun 1978- 1979, NDE bisa diklasifikasikan ke dalam 3 konstelasi kesadaran jika dilihat dari tipe kejadiannya, yaitu;

  1. Tipe mistik; perasaan harmoni, mengalami pengihatan serta merasakan pemahaman yang luar biasa

  2. Tipe depersonalisasi; hilangnya emosi, terpisahnya dari badan fisik serta perubahan perasaan terhadap waktu

  3. Tipe hiperalert; merujuk pada peningkatan atau loncatan pemikiran (jiwa) yang sangat tajam atau ekstrim (Filippo, 2007).

Selanjutnya, dilihat dari segi kelompok orang yang mengalami NDE, Sabom (1977) juga membagi NDE ke dalam 3 kelompok, yaitu;

  1. Kelompok Autoscopic, yaitu orang-orang yang merasakan meninggalkan tubuh mereka

  2. Kelompok transendental, yaitu orang-orang yang merasa masuk ke dalam alam spiritual

  3. Kelompok gabungan, yaitu orang yang mengalami NDE tipe autoscopic dan Dan juga mengalami NDE tipe transendental (Filippo, 2007).

Dari studi yang dilakukan oleh Atwater tahun 1994, maka pengalaman mati suri atau NDE ini dapat diklasifikasikan ke dalam 4 tipe dimana pengelompokan pengalaman ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang bersangkutan (Soeboer, 2005). 4 tipe itu adalah;

1. Pengalaman Awal

Pengalaman mati suri yang digolongkan pada tipe awal ini adalah mereka yang merasakan dirinya keluar dari tubuh, adanya sesuatu yang menyenangkan, atau suara yang bersahabat. Meskipun pengalamannya tidak saling berhubungan dan seringkali episodenya tidak lengkap, akan tetapi apa yang dirasakannya mempunyai pengaruh besar kepada perubahan dirinya.

Misalnya apa yang telah diceritakan oleh Ernest Hemingway, seorang novelis yang terluka oleh pecahan peluru pada saat perang dunia I tahun 1918;

“Saya mati, Saya merasakan jiwa saya atau sesuatu yang berasal dari tubuh saya keluar, seperti Anda menarik saputangan sutra dari salah satu sudut kantong. Ia melayang-layang dan masuk kembali ke dalam tubuh, dan saya hidup kembali (Atwater, 1996 dalam Soeboer, 2005).

Pada rentang kehidupan selanjutnya, Hemingway sangat tersentuh dengan pengalamannya tersebut dan orang lain melihat perubahan yang besar pada karakternya.

2. Pengalaman yang menyenangkan

Pada tipe ini, orang yang mengalami NDE merasa bertemu dengan keluarga yang dicintainya yang telah meninggal, atau "bertemu‟ dengan figur-figur religius misalnya para nabi atau para wali dan sebagainya, atau bertemu dengan makhluk-makhluk surgawi yang memberikan peneguhan bahwa hidup ini damai dan berharga, atau adanya dialog atau suara-suara yang memberikan semangat dan peneguhan tentang kehidupan.

Dalam perjumpaannya dengan dengan figure atau makhluk surgawi, subyek merasakan kasih sayang yang luar biasa dan tanpa syarat, sebagaimana yang diungkapkan oleh George Ritchie;

“Suatu kasih yang mengagumkan. Kasih di luar daya khayalku. Kasih ini tahu setiap hal yang tidak baik tentang diriku –pertengkaran- pertengkaran dengan ibu tiriku, darah panasku, pikiran-pikiran seksual yang tak pernah bias kukendalikan, semua tindkaan yang jelek, serta sifat hanya mementingkan diriku sejak aku lahir. Namun Ia menerima dan mengasihiku” (Ritchie, 1999 dalam Soeboer, 2005).

Setelah merasakan seperti itu, bisa jadi seseorang akan merasakan tekanan atau dorongan yang luar biasa untuk menyampaikan kasih yang dirasakannya dan mempunyai misi yang kuat untuk menyebarkan kasih dalam rentang kehidupannya.

3. Pengalaman yang menakutkan

Pada tipe ini, pengalaman subyek didominasi oleh perasaan sedih, perasaan yang secara emosional menyakitkan seperti rasa takut, teror, horor, kesepian, terisolasi dan rasa bersalah (Holden dkk, 2003). Yang termasuk pengalaman tipe ini adalah pengalaman yang mengerikan (terrifying), seperti pengalaman keluar dari tubuh dengan gerakan yang sangat cepat menuju sebuah terowongan yang gelap sehingga seseorang merasakan kengerian yang luar biasa.

Demikian pula termasuk tipe ini adalah pengalaman yang berhubungan dengan gambaran mengenai neraka, misalnya ; pemandangan yang jelek sekali, munculnya makhluk-makhluk jahat, suara-suara yang sangat keras dan mengganggu, suara jeritan Dan berbagai penyiksaan.

4. Pengalaman Transenden

Pengalaman mati suri yang termasuk pada ketegori ini subyek paparan dimensi lain atau melihat penampakan yang melampaui kerangka berpikirnya, termasuk didalamnya juga pengalaman menerima ilham atau "wahyu‟ mengenai sebuah kebenaran. Pengalaman transenden jarang memuat kandungan personal. Dan biasanya, subyek yang mengalaminya adalah orang-orang yang secara kejiwaan siap menerima kebenaran tersebut. Dalam bahasa Ring dan Valerino (1998), pengalaman ini disebut sebagai perjalanan menuju Sang Sumber Utama. Pengalaman ini beragam bentuknya, misalnya; seseorang merasa mulai dari menaiki sebuah cahaya sepanjang alam semesta, melihat proses penciptaan, atau menjadi saksi awal dan akhir sejarah.

Tipe - Tipe Mati Suri

  • Tipe Kognitif
    Tipe ini berkaitan dengan proses pikir, seperti perubahan waktu, tinjauan ulang kehidupan, dan pemahaman yang tiba-tiba

  • Tipe Afektif
    Mati suri tipe ini meliputi perasaan damai, kesenangan, ketiadaan rasa sakit, penyatuan dengan alam, dan pertemuan dengan sosok cahaya.

  • Tipe Paranormal
    Berkaitan dengan perjalanan pengalaman keluar tubuh, visi masa depan, persepsi ekstrasensori (diluar indera), dan peningkatan kepekaan indera fisik.

  • Tipe trasedental
    Tipe ini meliputi pengalaman bertemu dengan sosok mistik religious, sepertinabi, Tuhan dan malaikat. Dapat juga berupa perjalanan ke tempat-tempat diluar bumi, mendapat visi dari tokoh agama yang sudah meninggal, dan penegasan untuk tidak kembali.