Apakah sebuah peta jalan produk (product roadmap) harus dibuat berdasarkan fitur-fitur yang akan diterapkan kedepannya?

Dalam mengembangkan sebuah produk, terutama sebuah produk digital seperti aplikasi mobile, website, dan lain sebagainya, penting untuk tim pengembang dalam membuat sebuah product roadmp. Biasanya, product roadmap berfokus pada fitur apa saja yang akan kita kembangkan di masa mendatang. Namun, bisakah product roadmap dibuat bukan berdasarkan perkembangan fitur yang akan diterapkan pada produk kita?

Tidak harus. Ada sebuah pendekatan untuk membuat roadmap berdasarkan tema (theme-based). Bahkan beberapa menyarankan untuk lebih baik menggunakan roadmap theme-based.

Menurut Jared M. Spool, dari diskusinya dengan seorang temannya yang bekerja sebagai manajer produk, bernama Bruce McCarthy, Tema dapat membantu untuk menyelesaikan masalah, bukan membangun fitur-fitur. Hal ini penting untuk membangun sebuah product roadmap yang baik, karena pada dasarnya, kita membuat produk untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi orang lain, bukan untuk “banyak-banyakan” fitur, atau “keren-kerenan” fitur. Tema juga dapat membuat tim pengembang berfokus pada pengembangan produk tanpa terlalu dini berkomitmen hanya pada satu solusi, yang bisa jadi merupakan ide yang kurang baik untuk permasalahan yang akan diselesaikan.

Dengan theme-based roadmap ini, juga dapat mengedepankan prinsip strategi customer-focused. Ketika sebuah perusahaan fokus kepada fitur-fitur yang ada pada sebuah produk, mereka cenderung mengatakan “Lihat apa yang bisa kami lakukan pada produk ini!”, sementara jika menggunakan tema dari permasalahan-permasalahan yang dialami oleh pelanggan/pengguna, perusahaan mengatakan “Anda memiliki masalah ini. Lihat bagaimana kami ingin membantu Anda menyelesaikan masalah tersebut.”

Masih ada beberapa perusahaan yang masih menggunakan pendekatan berbasis fitur, dan untuk merubah pendekatan mereka menjadi theme-based akan melalui beberapa tantangan. Pertanyaan seperti “Kira-kira, fitur apa, ya yang harus ada pada produk kita?”, tidak akan hilang dengan mudah. Perlu beberapa penyesuaian, dan dapat dilakukan jika tim pengembang tetap waspada dengan produk yang dikembangkannya, dan membiasakan bagaimana tim pengembang berpikir “Bagaimana ya caranya menyelesaikan masalah pengguna?”.

Referensi: