Apakah Penyebab Sistiserkosis?

Gejala yang ditimbulkan akibat sistiserkosis tergantung dari lokasi, besar, jumlah, dan tahapan dari penyakit. Apakah Penyebab Sistiserkosis?
image

Sistiserkosis disebabkan oleh cacing pita jenis Taenia solium yang dapat hidup pada babi dalam bentuk kista. Manusia yang makan daging babi yang terinfeksi akan menelan kista cacing tersebut, biasanya hal ini terjadi karena daging babi tersebut dimasak kurang matang. Manusia yang menelan kista dari daging babi akan mengidap penyakit taeniasis, bukan sistiserkosis. Sistiserkosis terjadi bila kista yang sudah menjadi telur keluar melalui feses manusia yang mengidap taeniasis mencemarkan air, makanan, atau benda lain dan masuk ke tubuh manusia lain atau tubuhnya sendiri (autoinfeksi) melalui mulut.

Telur cacing yang ditelan manusia ini akan berkembang menjadi larva dan membentuk kista yang disebut sistiserkus. Sistiserkus dalam tubuh manusia terbagi dalam tiga tahapan yaitu hidup, degenerasi, dan kalsifikasi. Kebanyakan sistiserkus yang hidup tidak mengakibatkan reaksi peradangan, tetapi sistiserkus yang mengalami degenerasi dapat melepaskan antigen, yaitu suatu zat yang dihasilkan sehingga menimbulkan reaksi peradangan dan antibodi pada tubuh. Setelah mengalami degenerasi, sistiserkus dapat mati sehingga hancur dan diserap sendiri oleh tubuh, namun dapat juga mengalami kalsifikasi dan menjadi fokus epilepsi.

Seseorang dapat lebih mudah terkena sistiserkosis jika memiliki faktor-faktor risiko sebagai berikut:

  • Hidup bersama dengan orang yang mengidap taeniasis yang dapat mencemarkan air, makanan, dan barang disekitarnya sehingga meningkatkan risiko orang lain atau bahkan dirinya sendiri untuk menelan telur cacing tersebut.
  • Hidup di area endemik terjadinya sistiserkosis pada babi, biasanya ini terjadi di daerah pedesaan negara berkembang dengan sanitasi yang buruk di mana babi berkeliaran dengan bebas dan memakan feses manusia.
  • Orang dengan tingkat kebersihan yang buruk.