Apakah Pameran Keliling & Organisasi yang Pernah Diikuti Basoeki Abdullah?

Basuki Abdullah (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, Hindia Belanda, 27 Januari 1915 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 5 November1993 pada umur 78 tahun)[1] adalah salah seorang maestro pelukis Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia, disamping menjadi barang koleksi dari penjuru dunia dibalik suksenya terdapat cerita menarik, apakah itu ?

Pameran Keliling & Organisasi yang Pernah Diikuti

Pada tahun 1939, Basoeki Abdullah melakukan perjalanan keliling di Indonesia dengan membawa hasil karya lukisnya agar dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan setelah merasa bahwa selama bertahun-tahun karyanya hanya dinikmati oleh bangsa asing. Pameran keliling ini dilakukan Basoeki Abdullah, diantaranya di kota Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan di Medan.

Berbagai kritikan dan sanjungan senantiasa datang bersama-sama, tetapi Basoeki Abdullah tetap bertahan. Dalam perjalanan seninya itu, Basoeki Abdullah bukan sekedar mencari pengakuan akan keberadaannya sebagai seorang pelukis, tetapi Basoeki Abdullah juga mengharapkan masukan-masukan kritis yang mampu mendorong untuk terus berkarya. Perjalanan pemeran ini, berlangsung cukup lama. Pada tahun 1939 Basoeki Abdullah berpameran di Jakarta dan Bandung, kemudian pada tahun 1941 Basoeki Abdullah berpameran di kota Solo, Surabaya, Semarang, dan kota Yogyakarta. Basoeki Abdullah kembali berpameran di Jakarta pada tahun 1942.

Pada tahun 1942, Basoeki Abdullah mulai nampak dalam pergerakan revolusi secara nyata dengan melukis tokoh-tokoh perjuangan. Pada tahun 1943, Basoeki Abdullah bergabung dalam organisasi PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), yaitu sebuah organisasi yang didirikan oleh pemerintahan Jepangpada tanggal 9 Maret 1943. Didalam organisasi Putera ini, Basoeki Abdullah ini mendapatkan tugas mengajar seni lukis. Antara lain, muridnya yaitu : Kusnadi (yang kemudian terkenal sebagai kritikus seni), dan Zaini (pelukis), Selain organisasi PUTERA, Basoeki Abdullah juga aktif dalam Keimin Bunka Sdhojo (Pusat Kebudayaan milik Pemerintahan Jepang) bersama dengan Affandi, S. Soedjojono, Otto Djaja, dan Basoeki Resobowo.

Selama masa kemerdekaan, Basoeki Abdullah berada dieropa bersama istrinya Maya Michel. Sampai saat ini, belum diketahui apa yang melatar belakanginya, tetapi dari beberapa peristiwa yang terjadi, bahwa Basoeki Abdullah terus aktif berpameran di Eropa (Belanda dan Inggris). Pameran-pameran tersebut diantaranya di Merdag Museum Nederland (1945), di Bristol Inggris (1946), di Apeldoorn, Amersfoort dan Maritim Museum (1947), di Nieuwe Muzick School-Zeist (1948), dan di Scheveningen Nederland dan Victoria Hotel (1949).

Pada tahun 1949 ini pula, Basoeki Abdullah sempat melukis Bung Hatta, Mr. M. Roem, dan Sultan Hamid II dalam rangka Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Hal lain yang sangat menonjol pada masa ini, yaitu ketika Basoeki Abdullah memenangkan sayembara melukis yang diselenggarakan dalam rangka penobatan Ratu Yuliana pada tanggal 6 September 1948 di New Kerk, Amsterdam (Belanda). Sayembara ini dikuti oleh 87 pelukis Eropa. Peristiwa ini cukup mencengangkan kala itu.