Apakah orang tua tunggal berpengaruh pada tumbuh kembangnya karakter anak?

Tidak menutup kemungkinan anak yang tumbuh tanpa adanya sosok ayah atau ibu itu kurang mendapatkan kasih sayang seperti anak lainnya yang memiliki orang tua lengkap, hal ini juga berpotensi menimbulkan masalah psikologis anak. Kemungkinan lainnya yang dapat terjadi adalah penurunan prestasi, rendahnya kepercayaan diri anak karena merasa tertinggal/ ditinggalkan, atau ada yang dihantui rasa bersalah.

Sudah dipastikan orang tua tunggal pasti memiliki beberapa tantangan yang lebih besar dibandingkan dengan orang tua lengkap. Tetapi hal ini juga tidak bisa dijadikan alasan untuk anak-anak mereka tidak tumbuh dengan bahagia walaupun hanya didampingi oleh salah satu orang tuanya. Karena banyak pula kasus anak yang berhasil melalui permasalahan ini dan tumbuh menjadi anak sukses.

Jadi menurutmu, benarkah hanya dengan hidup bersama orang tua tunggal akan berpengaruh pada karakter anak? bisa kah anak tumbuh dengan memiliki karakter baik walaupun hidup hanya dengan orang tua tunggal?

Keutuhan keluarga dapat mebentuk karakter anak dengan baik, keluarga yang utuh juga memberikan rasa percaya diri pada anak. Fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat sehari-hari tentang keutuhan keluarga salah satunya menjadi single
parent (orang tua tunggal). Menjadi orang tua single parent tentu tidak mudah di mana
mereka harus memerankan dua peran sekaligus untuk mendidik dan membentuk karakter anaknya. Menjadi orang tua single parent bisa terjadi karena perceraian dan ditinggal meninggal dunia oleh pasangannya.

Anak yang ditinggal oleh orang tuanya akan mengalami masalah psikologi dan psikisnya, mereka kehilangan salah satu peran dari orang tua mereka. Perceraian menjadi salah satu penyebab terjadinya single parent, tidak sedikit kemungkinnan jika menjadi single parent ditinggal meninggal oleh pasangannya. Dengan mengetahui pola komunikasi orang tua single parent yang baik dapat membentuk karakter
anak yang baik pula.

Pola komunikasi orang tua yang berbeda-beda dapat membentuk karakter anak dengan cara yang berbeda. Jika anak didik oleh pola komunikasi Permissive, Authoritative, Authoritaria, orang tua akan mendapatkan respon yang berbeda dari setiap anak. Jika orang tua menerapkan pola komunikasi authoritative anak akan lebih terarah dalam pembentukkan karakternya dan hubungan mereka jauh lebih harmonis. Tetapi bila orang tua menanamkan pola komunikasi yang permissive anak cenderung tidak terarah, karena orang tua kurang tegas dalam menidik dia, justru pola komunikasi ini membuat anak semakin jauh. Pola komunikasi yang tepat untuk orang tua single parent adalah pola komunikasi authoritative, di mana komunikasi antara orang tua single parent dan anak sangat baik, di mana orang tua selalu berkomunikasi
dengan anak.

Referensi :
Aisy, N. S., & Purba, V. (2020). POLA KOMUNIKASI SINGLE PARENT TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK. Jurnal Common , 4 (2), 160-171.

(https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common/article/download/3284/2246)

Banyak yang beranggapan bahwa anak yang diasuh oleh orang tua tunggal akan tumbuh menjadi pribadi yang tak beruntung. Pernyataan tersebut melekat dalam kehidupan bermasyarakat, meski tak semua anak yang diasuh oleh orang tua tunggal tak dapat tumbuh dengan normal.

Pola pengasuhan oleh orang tua tunggal sedikit banyak mempengaruhi beberapa aspek di kehidupan si anak, seperti :

  • Masalah ekonomi dan prestasi akademik. Penghasilan orang tua tunggal, tentu saja hanya akan diatur oleh ayah atau si ibu saja. Seorang ibu tunggal otomatis akan menjadi kepala keluarga yang mengatur finansial rumah tangga. Banyaknya pekerjaan yang diemban oleh ibu, nantinya akan berpengaruh terhadap emosi sang anak yang akhirnya kurang mendapatkan perhatian dan bimbingan. Kekurangan dari segi finansial tak jarang membuat ibu tunggal sulit mencukupi kebutuhan pendidikan anak. Kesulitan seperti ini seringkali mempengaruhi semangat anak untuk belajar dan meraih prestasi.

  • Efek emosional. Menurut penelitian, hidup dalam kondisi finansial yang tak berkecukupan akan sangat menegangkan dan berefek pada emosional si anak. Efek itu meliputi rasa tak percaya diri, mudah marah, frustrasi serta berpotensi memiliki kepribadian yang sulit. Selain keuangan, efek lain yang cenderung berkembang pada anak yang diasuh orang tua tunggal adalah perasaan ditinggalkan, kesedihan, kesepian dan kesulitan bersosialisasi serta berhubungan dengan orang lain. Namun efeknya bervariasi pada setiap anak, tergantung pola asuh orang tua tunggal tersebut.

Apakah orang tua tunggal berpengaruh pada tumbuh kembang karakter anak? Ya, tentu saja. Pola asuh orang tua tunggal juga dapat memberikan efek positif terhadap anak. Hal tersebut juga akan membentuk karakter si anak. Contohnya seperti :

  • Lebih bertanggung jawab. Menurut sebuah studi di Universitas Cornell, orang tua tunggal yang cenderung berperilaku positif tidak menunjukkan dampak negatif pada perkembangan sosial dan pendidikan anak-anaknya. Anak yang diasuh oleh orang tua tunggal berkepribadian positif justru memiliki sikap bertanggung jawab karena terbiasa membantu orang tua mereka.

Tidak setuju. Karena menurut saya tumbuh kembang seorang anak ditentukan dari pola asuh kedua orang tua yang utuh. Menanggapi topik orang tua tunggal berpengaruh pada tumbuh kembang karakter anak sendiri, akan mengakibatkan karakter anak yang diasuh oleh orang tuan tunggal justru akan menjadi karakter yang tidak terarah. Sebab didalam sebuah keluarga akan ada ayah dan ibu yang berperan dalam membentuk karakter anak sendiri, yang saling melengkapi dan memberikan arahan maupun pandangan hidup untuk dapat dicontoh sih anak dari kedua orang tuanya. Kebanyakan pola asuh dengan orang tua tunggal menjadikan anak tersebut lebih pendiam, dalam arti anak tersebut akan mencari dan terus belajar mengapa hanya ada satu orang tua dalam mendidik seorang anak dan anak tersebut akan membanding-bandingkan dirinya dengan teman-teman sebayanya. Karena sejatinya tugas orang tua tidak hanya mendidik dan membentuk karakter bagi anak-anaknya. Tetapi juga memberikan kehidupan yang layak, baik dari segi mental dan spiritual karena orang tua merupakan contoh utama bagi anak-anaknya serta memberikan wejangan kepada anak-anaknya untuk mengerti untuk apa kita hidup dan mau menjadi seperti apa kita nantinya. Maka dari itu anak akan lebih mengerti karakter seperti apa yang harus iya tunjukkan.