Apakah membaca doa-doa tertentu akan memberikan manfaat khusus jika membacanya kurang atau melebihi dari yang sudah ditentukan?

Apakah membaca doa-doa tertentu seperti doa ‘Ahd akan memberikan manfaat khusus jika membacanya kurang atau melebihi dari yang sudah ditentukan?

Dalam syariat Islam setiap amal perbuatan mempunyai dua sisi yang menjadi syarat dikabulkannya amal itu, dua sisi itu:

  1. Amal perbuatan itu sendiri harus merupakan amal perbuatan yang benar, seperti menolong orang lain, membaca doa dan lain sebagainya.

  2. Amal dan perbuatan baik tersebut harus didasari dengan niat yang benar seperti apabila seseorang membaca doa, maka harus dengan niat semata-mata demi untuk menggapa ridha Allah Swt, bukan untuk dipuji oleh masyarakat.

Bagian pertama merupakan kebaikan perbuatan (husn fi’li) dan bagian kedua disebut kebaikan pelaku (husn fā’ili) yang juga disebut sebagai kebaikan niat. Pada dasarnya Islam sangat menegaskan tentang niat dan kedudukannya dalam terkabulkannya sebuah amal perbuatan. Nabi Muhammad Saw bersabda,

“Amal perbuatan itu tergantung dari niat.”

Dari para Imam yang lain pun banyak riwayat tentang hal ini yang menjelaskan peran niat dalam nilai amal perbuatan itu sendiri. Dari Imam Shadis As dari Nabi Muhammad Saw bersabda, “Niat seorang Mukmin lebih baik dari amal perbuatannya.”

Allamah Majlisi dalam menafsirkan riwayat ini mengutip dari Imam Baqir As yang bersabda,

“Sebabnya adalah karena mereka banyak meniatkan amal perbuatan baik namun mereka tidak berhasil menjalankannya.”

Artinya keluasan niat seorang Mukmin untuk mengerjakan kebaikan lebih jauh cakupannya dari pada amal pekerjaan itu sendiri. Boleh jadi seseorang hendak mengerjakan sesuatu atau misalnya ia ingin membaca doa ‘Ahd selama 40 hari atau akan menyedekahkan hartanya dengan jumlah tertentu, walaupun ia tidak mengetahui akan waktu meninggalnya dan pada waktu sekarang ia tidak mempunyai uang sejumlah itu, namun apabila ia berniat bersungguh-sungguh, maka Allah Swt akan memberikan ganjaran kepadanya sebanyak pahala yang akan ia terima walaupun ia tidak (belum) melakukan amal perbuatan itu karena Allah Swt Maha Pemurah.

Imam Shadiq bersabda,

“Hamba fakir berkata: Tuhanku karuniakan kepadaku harta benda sehingga aku akan berinfak kepada orang-orang fakir, karena Allah Maha Mengetahui akan niat yang dimiliki hamba itu dan mengetahui bahwa ia berniat dengan benar, maka Allah memberi pahala kepadanya dengan pahala itu karena Allah Swt Maha Pemurah”

Sudah barang tentu apabila manusia ketika berdoa mempunyai niat untuk mengerjakan amal perkerjaan itu, walaupun ia tidak mengerjakan kebajikan itu, atau ia baru melaksanakan sejumlah kecil dari pekerjaan itu kemudian ia meninggal atau ia tidak bisa mengerjakan kebaikan itu karena hal-hal tertentu, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya dan pasti membaca secara berulang-ulang doa ini merupakan sebuah kebaikan dan suatu amal yang mulia dan akan mendatangkan pahala semakin banyak, walaupun pengamalan suatu hal akan lebih baik jika sesuai dengan anjuran yang ada.