Apakah makanan pedas itu menyehatkan ?

Apakah makanan pedas itu menyehatkan ? banyak orang yang menyukai makanan pedas dan banyak yang tidak, karena rasanya yang membuat panas di lidah menjadikan sensasi tersendiri bagi penikmat pedas ini. Lalu apakah makanan yang pedas sehat untuk di konsumsi ?

pedas

Cabai hijau, rawit, keriting, hingga jalapeño — kaya akan capsaicin. Capsaicin adalah senyawa komponen bioaktif yang memiliki banyak manfaat terhadap ketahanan tubuh terhadap infeksi. Dilansir dari Huffington Post, capsaicin saat digunakan sebagai pengobatan lokal dapat membantu meringankan rasa sakit. Mengonsumsi cabai juga dapat membantu meningkatkan performa sistem imun tubuh, sekaligus merangsang kerja ginjal, paru, dan jantung.

  1. Menurunkan berat badan
    Penelitian mengungkapkan bahwa sensasi panas dari capsaicin mendorong stimulasi lemak cokelat yang bisa mendorong kinerja metabolisme tubuh melonjak hingga lima persen. Peningkatan kerja metabolisme tubuh akan menghasilkan pembakaran lemak yang lebih optimal, yaitu mencapai 16 persen. Artinya, mencocol ayam goreng dengan sambal merah favorit Anda sama saja dengan kegiatan membakar kalori. Studi lain juga menunjukkan bahwa capsaicin memiliki efek termogenik yang dapat membuat tubuh membakar ekstra kalori selama dua puluh menit setelah makan. Wah, lumayan juga, ya?
    Studi di atas juga mendukung studi-studi terdahulu yang mengaitkan konsumsi cabai merah dalam kaplet dosis tinggi dengan penurunan nafsu makan dan peningkatan aktivitas pembakaran kalori. Kedua studi ini berhasil menyimpulkan bahwa cabai — dalam dosis tinggi maupun takaran normal dalam resep masakan biasa — menawarkan manfaat yang sama. Selain itu, makan makanan pedas juga membantu menekan nafsu makan dan keinginan ngidam, serta menurunkan jumlah kalori yang Anda makan.
    Eits, jangan keburu senang dulu. Tentu saja meraih berat badan ideal tidak bisa hanya dicapai dengan menghabiskan berpiring-piring sambal uleg. Makan makanan pedas untuk program diet boleh saja, namun juga dibarengi oleh olahraga rutin dan gaya hidup sehat, ya!

  2. Kesehatan jantung yang lebih baik
    Studi menunjukkan bahwa budaya yang paling banyak makan makanan pedas (ya, Indonesia juga!) memiliki peluang insiden yang lebih rendah terhadap serangan jantung dan stroke. Alasannya, capsaicin dalam cabai efektif menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh.
    Vitamin A dan C yang terkandung dalam cabai memperkuat dinding otot jantung, dan sensasi hangat dari capsaicin dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh dan menyebabkan — jika tidak mutlak — penurunan tekanan darah akibat pengaruh oksida nitrat dalam capsaicin terhadap pelebaran pembuluh darah.
    Capsaicin juga dapat membantu mencegah pembekuan darah. Kenyataannya, capsaicin sampai saat ini masih terus diteliti untuk kemampuannya mengatasi masalah sirkulasi darah, pengerasan arteri, dan ritme jantung abnormal (aritmia jantung).

  3. Umur panjang
    Mengutip Health berdasarkan penelitian besar dari Cina, pecinta makanan pedas dapat memiliki peluang umur panjang yang lebih tinggi — meskipun hanya sedikit — daripada mereka yang tidak suka makan makanan pedas sama sekali. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa orang-orang yang makan makanan pedas hampir setiap hari memiliki 14% penurunan risiko kematian, dan mereka yang makan makanan pedas hanya dua kali seminggu menurunkan risiko kematian hingga 10 persen, dibanding orang-orang yang makan makanan pedas hanya satu kali seminggu.
    Di antara partisipan perempuan, mereka yang hobi makan makanan pedas dikaitkan dengan rendahnya kematian akibat kanker, juga penyakit jantung dan gangguan pernapasan.

  4. Mencegah kanker dan tumor
    Capsaicin telah dibuktikan dapat mengaktifkan reseptor sel dalam lapisan dalam usus untuk menciptakan reaksi yang bisa menurunkan risiko pertumbuhan tumor dengan mematikan reseptor yang over-reaktif.
    Dilansir dari Self, menurut American Association for Cancer Research, senyawa capsaicin (yang juga ditemukan dalam kunyit) memiliki kemampuan untuk mematikan beberapa jenis kanker dan sel leukemik. Peneliti juga menemukan bahwa capsaicin mampu membunuh 80 persen kanker prostat (pada tikus) tanpa membahayakan sel-sel normal di sekitarnya.
    Capsaicin juga telah dikaitkan keefektivitasannya terhadap pengobatan kanker payudara, pankreas, dan kandung kemih, meskipun Anda mungkin harus mengonsumsi capsaicin dalam jumlah yang tidak masuk akan agar bisa berhasil — misalnya, lima buah cabai habanero dalam seminggu.
    Cabai juga memiliki sifat anti-peradangan. Cabai dinilai sangat ampuh untuk melindungi Anda dari borok (ulkus) dalam perut. Luka dalam perut diakibatkan oleh bakteri H.pylori penyebab pertumbuhan bisul, dan capsaicin dapat membantu untuk membunuh koloni bakteri tersebut. Satu studi menemukan bahwa orang-orang yang rutin mengonsumsi Chinese food, yang mengandung lebih sedikit konsentrasi capsaicin, memiliki tiga kali peluang lebih besar untuk mengembangkan borok dalam perut dibanding kelompok partisipan yang mengonsumsi makanan pedas ala Melayu atau India yang memiliki konsentrat rempah dan capsaicin lebih tinggi.

  5. Meringankan sinusitis
    Pasti Anda pernah menyadari bagaimana hidung jadi tiba-tiba berair saat sedang kepedasan. Capsaicin yang terkandung dalam cabai mirip dengan senyawa yang ditemukan dalam banyak ramuan obat dekongestan, sehingga semakin pedas sambal Anda, semakin berair pula hidung Anda.
    Jika Anda sedang pilek, ada baiknya untuk menambahkan sejumput bubuk cabai kering ke dalam secangkir teh hangat. Minum perlahan sambil hirup uap hangatnya akan membantu merangsang membran mukus yang melapisi saluran hidung anda untuk bisa menguras lendir, sehingga Anda dapat bernapas lebih baik. Selain itu, capsaicin juga kaya akan vitamin A, yang membantu penguatan membran mukus. Membran mukus berfungsi sebagai pelindung untuk mencegah bakteri masuk ke dalam tubuh melalui hidung.

Referensi