Apakah Makan Buah dan Sayuran Dapat Menurunkan Risiko Penyakit Paru-Paru pada Perokok?

Jakarta, CNN Indonesia – Penelitian di Swedia mengungkapkan konsumsi banyak buah dan sayur dapat menurunkan risiko penyakit pernapasan kronis yang dikenal dengan nama COPD.

Di antara 40 ribu pria, perokok baru yang mengkonsumsi sayur dan sedikitnya lima buah memiliki risiko 40 persen lebih rendah untuk mengidap COPD daripada perokok yang hanya makan dua porsi sayur atau kurang.

Setiap tambahan buah dan porsi sayur-sayur sama dengan turunnya risiko delapan persen.

“Semua perokok dan mantan perokok sebaiknya mengkonsumsi buah dan sayur sebanyak mungkin,” terang penulis penelitian Joanna Kaluza dari Karolinska Institute di Stockholm.

“Setiap ekstra porsi buah dan sayur mengurangi drastis risiko perkembangan COPD,” terang Kaluza pada Reuters Health melalui email.

COPD masuk dalam kategori penyakit paru-paru yang membuat napas sesak dan menyebabkan bersin atau batuk. Tipe yang paling umum diidap para perokok ini adalah emphysema dan bronchitis kronis. Kedua penyakit ini memang sering dialami para perokok dan mantan perokok.

Para peneliti menulis dalam jurnal Thorax jika Antioksidan dalam buah-buahan dan sayur mungkin membantu melindungi paru-paru dari kerusakan yang disebabkan merokok.

Tim peneliti asal Swedia ini mendata 44.335 pria paruh baya dalam penelitian mereka. Tidak ada satupun pria ini di tahap penilaian pertama didiagnosa dengan COPD.

Keseluruhan partisipan diminta untuk mengisi semua pertanyaan dalam questionnaires yang menjelaskan seberapa sering mereka mengkonsusi berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan dan sayuran. Tidak ketinggalan pula, sejarah mereka merokok.

Lalu, para peneliti ini mengikuti pola hidup para pria ini mulai dari tahun 1998 hingga 2012. Mereka menggunakan catatan pasien untuk menentukan apakah mereka didiagnosa dengan COPD dalam periode penelitian.

Hampir dua per tiga pria ini yang adalah perokok baru atau mantan perokok, atau tepatnya 1.918 didiagnosa dengan COPD di tahun 2012.

Tim penelitian membagi partisipasi penelitian ini ke dalam 5 grup menurut seberapa banyak takaran buah dan sayuran yang mereka makan setiap harinya. Kelima pria di urutan teratas yang mengkonsumsi lima buah tiap harinya, sedangkan lima di urutan bawah, makan buah kurang dari 2 tiap harinya.

Setelah mengkategorikan mereka berdasarkan status merokok, para peneliti menemukan fakta jelas jika risiko COPD rendah berkaitan dengan konsumpsi buah dan sayuran yang tinggi di antara para perokok dan mantan perokok. Namun, tidak pada mereka yang tidak pernah merokok sama sekali.

Mantan perokok yang menkonsumsi banyak sayuran menurunkan 34 persen risiko mengidap COP dibanding mantan perokok yang sedikit mengkonsumsi buah dan sayuran. Setiap porsi sayuran atau buah-buahan ini sama dengan penurunan risiko COPD 4 persen.

Ketika para peneliti menganalisa tipe buah-buahan atau sayuran yang menurunkan risiko COPD, yang sering dikonsumsi adalah apel, pear, daun hijau dan paprika dan tidak dengan beri, jeruk, tomat atau bawang bombay.

“Kita bergantung pada antioksidan yang ditemukan di buah-buahan dan sayuran untuk melindungi paru-paru kita dari substansi membahayakan yang ada di asap rokok dan polusi udara,” jelas Seif Shaheen, profesor jurusan epidemi pernapasan di Universitas Queen Mary, London.

Namun, ditambahkan oleh Shaheen yang juga membantu penulisan editorial penelitian ini, jika diet bukanlah jalan keluar yang menyelesaikan masalah untuk semua efek merokok.

“Yang terpenting untuk mengurangi kemungkinan mengalami COPD adalah tidak merokok atau berhenti merokok. Makan banyak buah dan sayur sangat menguntungkan untuk kesehatan dalam banyak hal. Bagi perokok yang tidak dapat menghentikan kebiasaan merokok, kebiasaan ini bisa membantu.”

Kembali ditegaskan oleh Kaluza jika banyak mengkonsumsi buah dan sayur tidak hanya mengurangi resiko penyakit paru-paru kronis, tetapi juga penyakit jantung dan kanker.

“Juga menjaga keseimbangan berat tubuh dan masih banyak keuntungannya. Semua orang sebaiknya memasukkan banyak buah dan sayur dalam menu diet mereka,” seru Kaluza.