Apakah lukisan pertama yang menjadi saksi berdirinya keraton Ngayogyakarta?

Lukisan terkadang memiliki makna yang sangat penting di dalam kehidupan. Seperti salah satu lukisan ini yang menjadi saksi berdirinya keraton Ngayogyakarta. Apakah lukisan tersebut?

Satu-satunya lukisan akhir abad ke-18 yang bersaksi atas pemandangan Keraton Ngayogyakarta saat awal berdiri.

keraton

Sebuah lukisan dengan sapuan tinta Cina menggambarkan seorang lelaki bangsawan berbusana adat Jawa. Dia berlengan panjang, berkain jarik, bertopi kuluk, dan di pinggangnya tersemat keris. Rambutnya yang panjang tampak digelung rapi.

Bangsawan itu berjalan didampingi seorang perempuan yang menawarkan sekotak sirih, mungkin abdinya. Mereka berada di sekitar Gladhag Pangurakan, gerbang utama di sisi utara Keraton Ngayogyakarta.

Mereka berjalan melintasi dua lapis pagar kayu tinggi menuju sebuah lapangan, yang kini disebut sebagai “Alun-alun Lor”. Dahulu kerap digunakan untuk pertunjukan rampogan hingga menghukum gantung para bromocorah.

Di depan mereka tampak dua penjaga bertombak dan dua pohon beringin muda yang mengapit jalan lurus menuju bangunan pagelaran beratap tinggi. Di dalam bangunan itu telah menanti prajurit-prajurit yang duduk bersila. Lebih masuk ke dalam lagi, tampak sebuah singgasana sang Sultan.

Di atas lukisan itu tampak pita bertuliskan bahasa Belanda lama, “Het Gezigt van het Dalem Sultan Sumatran Leggende op Het Eyland Groot Yava aan de Noord Oost Zyde”.

Tampaknya ada kesalahan pada judul tersebut, yang justru merujuk pada “Sultan Sumatra di Timur Laut Jawa”. Alasannya, pada lukisan versi lain, De Nelly memberi judul “Het D’alam van de Sultan zu Mataran”. Jadi, lukisan ini sejatinya memang menggambarkan Keraton Ngayogyakarta pada awal berdirinya.

Sebuah suasana budaya Jawa di mata orang Eropa. Awalnya lukisan ini koleksi Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, sebuah komunitas masyarakat seni dan ilmu pengetahuan di Batavia.

Sumber: nationalgeographic.co.id