Apakah kita boleh merasa lebih baik dari orang lain?

Merasa lebih baik

Seringkali terbersit dalam hati kita bahwa kita merasa lebih baik dibandingkan orang lain, terutama kalau kita merasa diri kita adalah seorang yang ahli ibadah. Apakah hal itu dibenarkan?

“Ketika kamu bertemu orang lain maka niscayakan bahwa orang itu lebih baik daripadamu. Katakanlah pada dirimu sendiri, bisa jadi orang ini lebih baik di sisi Allah swt daripada aku dan dia lebih tinggi derajatnya.”
ㅤㅤ
“Jika yang kamu temui itu adalah anak kecil, maka katakan: Anak ini belum bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan aku sudah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tidak diragukan anak ini lebih baik daripada aku.”
ㅤㅤ
“Jika yang kamu temui orang yang sudah tua, maka katakan: Orang ini sudah beribadah kepada Allah swt sebelumku.”
ㅤㅤ
“Jika yang kamu temui itu orang yang punya ilmu, maka katakan: orang ini sudah mendapat apa yang belum aku dapatkan, telah meraih apa yang belum aku raih, mengetahui apa yang belum aku tahu, dan dia beramal dengan menggunakan ilmunya.”
ㅤㅤ
“Jika kamu bertemu dengan orang bodoh, maka katakan: orang ini bermaksiat kepada Allah swt karena bodoh dan tidak tahu, sedang aku bermaksiat padahal sudah tahu. Dan aku tidak tahu apa yang akhirnya akan terjadi pada dirinya (orang bodoh) dan pada diriku.”
ㅤㅤ
“Jika yang kamu temui adalah orang kafir, maka katakan: Aku tidak tahu di kemudian hari dia akan masuk Islam dan meninggal dengan sebaik-baiknya amal, sedangkan aku bisa saja menjadi kafir dan mati dalam keadaan buruk.”
ㅤㅤ
Nasihat Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kitab Nashaih al-‘Ibad.

Kesalahan Kita adalah kerap menganggap bahwa kesalahan Orang lain merupakan sebuah kesalahan.