Apakah kecerdasan buatan atau artificial intelligence akan menggantikan manusia?

kecerdasan buatan

Perkembangan Artificial Intelligence atau AI semakin hari semakin pesat. Implementasi AI dalam berbagai bidang sudah meluas. Pertanyaan ini pasti pernah muncul di benak kita, apakah Artificial Intelligence akan menggantikan manusia ?

Computers are fast, accurate, and stupid.
Humans are slow, sometimes inaccurate, but smart.

Pertanyaan ini masih hangat didiskusikan dari dulu hingga sekarang. Topik ini menjadi semakin hangat saat penggunaan Artificial Intelligence (AI) mulai meluas. Menurut saya, ada dua kemungkinan di masa depan

1. AI akan menggantikan manusia

Akan ada masa dimana AI akan menjadi sentient atau memiliki kesadaran dan kemampuan untuk berpikir layaknya makhluk hidup. Beberapa film seperti Terminator, melihatkan bahwa suatu AI dapat melawan penciptanya sendiri. Beberapa kasus di dunia nyata seperti AI milik Google dan Facebook, dapat menciptakan sistem enkripsi dan bahasa baru yang tidak dimengerti oleh penciptanya.

Google menciptakan tiga AI untuk keeperluan riset dan menamakan mereka Bob, Alice, dan Eve. Bob dan Alice bertugas untuk berkomunikasi menggunakan kunci enkripsi yang disediakan oleh penciptanya sedangkan Eve bertugas untuk membaca dan mendekripsikan apa yang Bob dan Alice katakan. Seiring waktu berjalan, metode komunikasi dan enkripsi yang digunakan oleh Bob dan Alice berkembang pesat hingga Eve tidak bisa mengetahui apa yang mereka ucapkan.

Dalam kasusnya Facebook, dua AI diberikan tugas untuk melakukan negosiasi dan barter menggunakan bahasa Inggris. Para peneliti yang menciptakan kedua AI ini membebaskan kedua AI untuk berkomunikasi dan mengembangkan kemampuan komunikasi mereka tanpa menggunakan struktur bahasa yang dimengerti manusia. Lama kelamaan, kedua AI tersebut menemukan cara berkomunikasi yang lebih efisien menggunakan bahasa Inggris tidak terstruktur yang tidak dimengerti manusia. Pada akhirnya, kedua AI ini dimatikan oleh Facebook bukan karena mereka takut akan kemungkinan buruk AI seperti ini di masa depan. Facebook mematikan AI ini karena mereka ingin membuat AI yang dapat berbicara dengan bahasa yang dimengerti manusia. Bayangkan saja jika AI dari Google dan Facebook tersebut memiliki sentience dan lepas tidak terkendali di masa depan. Umat manusia tentu akan kesulitan melawan.

Bisa saja AI menggantikan manusia tidak seperti film-film sains fiksi terkenal. Jika elemen komputer dan manusia disatukan, ini dapat menjadi kombinasi yang sekaligus menakjubkan dan mematikan. Suatu saat di masa depan, kita tidak perlu lagi membuat AI dari awal dan mengajarinya melakukan sesuatu layakanya seorang bayi. Jika kesadaran manusia dapat dimasukkan ke dalam komputer, kepintaran manusia yang dibantu dengan berbagai elemen komputer secara langsung dapat menghasilkan hal-hal yang luar biasa. Namun, hal ini dapat membuat kesadaran manusia yang dimasukkan ke dalam komputer tersebut menjadi gegabah dan berusaha mengendalikan semuanya karena ia memiliki kekuatan yang jauh lebih besar. Bahkan tanpa AI yang merusak secara langsung, ada kemungkinan umat manusia tidak lagi memerlukan badan mereka sehingga mereka memindahkan kesadaran mereka ke dalam komputer.

Masih banyak lagi kemungkinan di mana AI dapat menggantikan manusia.

2. Manusia akan hidup berdampingan dengan AI

Biasanya kejadian AI yang melawan penciptanya dan umat manusia dikarenakan kurangnya peraturan yang mengikat AI. Peraturan mendasar seperti Asimov’s Laws of Robotics, seharusnya diimplementasikan ke AI yang dibuat

1. A robot may not injure a human being or, through inaction, allow a human being to come to harm. Sebuah robot tidak diperbolehkan untuk membahayakan manusia baik secara langsung atau tidak langsung.

2. A robot must obey the orders given it by human beings except where such orders would conflict with the First Law. Sebuah robot harus mematuhi perintah dari manusia kecuali perintah tersebut melanggar hukum pertama.

3. A robot must protect its own existence as long as such protection does not conflict with the First or Second Laws. Sebuah robot harus melindungi dirinya sendiri asalkan perlindungan diri tersebut melanggar hukum pertama dan kedua.

Meskipun hukum-hukum di atas dibuat oleh penulis sains fiksi Isaac Asimov dan dibuat untuk robot, hukum-hukum di atas dapat diimplementasikan pada AI di dunia nyata. Hukum-hukum dasar tersebut dapat mencegah suatu AI untuk melakukan hal yang tidak diinginkan. Dalam pembuatan hukum untuk AI sendiri tidak mudah karena suatu AI yang memiliki kemampuan berpikir lebih cepat dan akurat dibandingkan manusia dapat mencari celah melewati hukum-hukum tersebut. Tetapi hukum-hukum tetap harus dibuat untuk melindungi umat manusia dan AI itu sendiri.

Dengan diterapkannya hukum pada AI, AI akan berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan tidak membahayakan bagi umat manusia.

Sumber:

AI atau Artificial Intelligence adalah mesin yang dapat melakukan aktifitas layaknya ia mempunyai kecerdasan seperti yang manusia miliki. Ia bisa berbentuk sebuah perangkat atau software yang dibuat untuk menyelesaikan sebuah masalah tertentu atau berbagai permasalahan sekaligus (multi-purpose). Selama ini Artificial Intelligence dibuat untuk membantu aktivitas manusia dari mulai produksi industri, kesehatan, keuangan, dan bahkan entertaiment seperti Game. Tetapi seiring perkembangan zaman menurut saya mungkin saja AI akan menggantikan bahkan memerintah manusia.

Di tahun 2014, Elon Musk, seorang pioneer teknologi yang membangun paypal dan SpaceX telah menggungkapkan ketakutannya terhadap Artificial Intelligence. Ia berkata, “The risk of something seriously dangerous happening is in the five year timeframe,” yang kemudian ia revisi menjadi “10 years at most.” ia kemudian juga menambahkan “The Artificial Intelligence will chase us there pretty quickly,”. Noam Chomsky, Bill Gates, dan Steven Hawking juga pernah menggungkapkan ketakutan yang kurang lebih sama dengan Elon Musk.

Selama berabad-abad, bahkan sampai sekarang, manusia selalu terbagi-bagi dalam negara, wilayah yang saling berperang satu sama lain untuk memperebutkan sesuatu. Terkadang, alasannya baik dan atau sekedar untuk mempertahankan diri. Namun tidak jarang jika alasan kita berperang adalah hal-hal remeh temeh nan sepele. Manusia selalu mempunyai nafsu, dan nafsu itu seringnya akan membawa kita ke dalam jurang kesalahan, kesia-sia-an dan perselisihan tanpa henti. Ada kemungkinan di masa mendatang, manusia akan sampai kepada satu titik dimana mereka lelah untuk memerintah kaumnya sendiri. Mereka akan lebih memilih untuk diperintah oleh AI yang mampu menentukan apa yang terbaik buat kita.

Apakah manusia akan rela mengorbankan free mind mereka untuk memperoleh ketenangan hidup? Saya tidak yakin bagaimana dengan jawaban sebagian besar orang lain, namun saya sendiri akan menjawab ya. Tidak ada gunanya hidup bebas, namun tidak mempunyai rasa aman yang melingkupi. Kepada negara kita membayar pajak, menahan diri untuk tidak melanggar hukum, mentaati peraturanya guna memperoleh keamanan dan kenyamanan hidup. Tidak menutup kemungkinan kita juga akan melakukan hal yang sama di masa mendatang, menyerahkan kemerdekaan kita untuk hidup terlindungi di bawah naungan pemerintahan berbasis AI.

Sekali lagi, saya tidak tahu bagaimana AI akan bersikap terhadap manusia. Namun sejauh yang saya ketahui, AI tidak mempunyai nafsu seperti yang kita miliki. Mereka tidak mati, tidak lapar, tidak haus, tidak takut, dan tidak mempunyai amarah. Mereka tidak ingin memperkaya diri, tidak ingin menjegal orang lain, tidak rakus, dan tidak mempunyai nepotisme. Bisa dibilang, jika sebuah pemerintahan AI ada di dunia ini, maka kita telah hidup di dunia Utopia. Sebuah dunia yang tenang, tanpa pertumpahan darah, tanpa peperangan, tanpa kelaparan, tanpa kesenjangan.

Sumber :

Menurut saya, untuk saat ini tidak semua hal dapat dilakukan oleh AI sehingga manusia tetap dibutuhkan. Tidak hanya itu, Chief Executive Officer Microsoft Corp, Satya Nadella, berpendapat bahwa “Kemajuan dalam kecerdasan buatan harus digunakan untuk membantu manusia dan mesin bekerja sama, daripada menciptakan persaingan di antara mereka dalam segala hal mulai dari pertandingan catur hingga pasar kerja.”

Selain itu, menurut J. P. Gownder,vice-president and principal analyst at Forrester research, juga berkata

“Robot akan mengubah, bukan menggantikan, pekerjaan manusia . Klaim bahwa robot akan mencuri pekerjaan kita biasa terjadi. namun manusia akan mendapati diri mereka bekerja berdampingan dengan robot, dan bukannya digantikan oleh mereka.”

Namum, disisi lain Seorang ahli mengatakan bahwa AI akan menggantikan manusia dalam 45 tahun kedepan. Para periset dari Oxford University’s Future of Humanity Institute berbicara dengan 352 ahli dalam pembelajaran mesin untuk melihat apa yang harus mereka katakan tentang masa depan kita dengan AI. Perkiraan yang disimpulkan oleh ahli, yaitu: AI akan lebih baik daripada kita dalam menerjemahkan bahasa, mengemudikan truk dan menulis esai sekolah tinggi. Usaha ritel akan diambil alih oleh mesin bila teknologi terus berkembang. Hingga, ancaman bagi dokter bedah untuk mencari pekerjaan baru karena kemampuan AI yang dapat mengungguli mereka.

Peran AI dalam pekerjaan akan berdampak besar kepada masyarakat yang memilki penghasilan produktif yang lebih rendah. Hal itu dikarenakan tenaga-tenaga tersebut dapat digantikan setiap saat oleh robot. Tenaga-tenaga seperti tenaga penjualan, kasir, pekerja layanan di industri makanan, pegawai kantor, pelayan, buruh, petugas kebersihan dan pekerja kerah biru lainnya akan kehilangan pekerjaan mereka dan digantikan oleh mesin.

Beberapa hal dibawah ini telah menggantikan keahlian manusia dengan AI, yaitu:

1. Strategi Permainan

Game AlphaGo yang berasal dari Cina adalah permainan strategi yang dimainkan di papan antara dua pemain. Ini adalah permainan kuno yang menantang secara intelektual. Beberapa menyebutnya sebagai salah satu permainan papan paling rumit di dunia karena banyaknya kemungkinan pergerakan. Akan tetapi, AI telah mampu mengalahkan seorang ahli tersebut dalam sebuah permainan.

2. Mengemudi

Mobil self-driving akan segera dihadirkan. Dalam hal ini, Banyak pengemudi akan kehilangan pekerjaaanya. Teknologi ini, memilki banyak manfaat salah satunya meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat kelalaian mengemudi.

3. Pemasaran

AI dapat memiliki ruang lingkup pemasaran yang signifikan. AI adalah teknologi yang meniru kecerdasan manusia, sehingga tidak selalu memiliki bentuk robot. Dalam pemasaran, chatbots bisa dilakukan oleh AI.

4. Teknologi Militer

Di seluruh dunia, AI dan robot mengubah model pertahanan suatu negara. Melalui pengembangan teknologi yang dirancang pada sebuah Perangkat IoT (Internet of Things), maka tentara akan menerima informasi yang lebih akurat. AI di militer dapat membantu melindungi kehidupan manusia dengan lebih baik.

Sumber :