Apakah Journaling Dapat Menjadi Media Healing?


Beberapa waktu terakhir ini, isu kesehatan mental kian marak menyeruak. Salah satu pemicunya adalah kondisi pandemi yang mengharuskan orang-orang membatasi kegiatan mereka. Sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk sekadar menghibur diri dari aktivitas yang membludak. Salah satunya adalah journaling. Mungkin saat kecil dulu kita mengenal dan melakukannya, ya menulis diary atau buku harian.

Buku diary dulunya menjadi tempat berkeluh kesah atau tempat mencurahkan apa yang dirasakan selama seharian. Dengan menumpahkan berbagai emosi ke dalamnya, kita bisa merasa lega karena sudah ‘curhat’ ke buku harian. Saya dulunya juga memiliki semacam buku harian dan hal tersebut hanya bertahan sampai sekolah dasar saja karena saya merasa menulis buku diary bukan metode efektif untuk mengekspresikan emosi bagi diri saya sendiri.

Bagaimana dengan kalian? Apakah journaling mampu menjadi media healing dari segala kepenatan sehari-harinya bagi kalian?