Apakah hukum pacaran di bulan ramadhan?

Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.

Apakah hukum pacaran ketika berpuasa?

Istilah pacaran sama sekali tidak dikenal dalam Islam. Jika sejauh ini pacaran dianggap proses menuju pernikahan, maka dalam Islam hanya dikenal istilah taaruf sebagai proses menuju jenjang khitbah (lamaran) sebelum akhirnya nikah. Taaruf yang dimaksud dalam Islam tidak sama dengan gaya pacaran yang dikenal kebanyakan orang, meski mungkin dalam pacaran ada juga proses seperti taaruf.

Dengan demikian, apapun pengertian dan maksud dari pacaran, sungguh merupakan sikap yang cerdas bila generasi muda tidak mendekatkan diri pada kubangan pergaulan bebas dengan lawan jenis yang memberi peluang yang sangat besar untuk terjadinya pelanggaran terhadap aturan Allah dan Rasul-Nya. Sejauh ini, belum satu orang pun yang bisa menggali kemaslahatan pacaran dan yang terjadi malah banyak kasus penyelewengan, penyimpangan sikap, penurunan prestasi, dan lain sebagainya. Semua itu adalah akibat buruk pacaran. Perhatikan ketarangan berikut.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (Q.S. An-Nur [24]: 30)
Islam sangat mengerti fitrah setiap manusia sebagai makhluk yang memiliki cinta dan syahwat. Tapi Islam sebagai agama yang sempurna dan bijak menuntun kita agar tetap berada dalam kefitrahan yang sesungguhnya. Tidak lantas dengan alasan cinta, syahwat terhadap lawan jenis diikuti begitu saja sampai akhirnya terjerumus dalam jurang kenistaan.

Kehadiran Ramadhan bisa menjadi ajang untuk lebih melatih diri dalam memposisikan cinta dan syahwat. Terlepas dari apa itu pacaran, pastinya kita lebih ditekankan untuk lebih arif dalam menyikapi Ramadhan dengan lebih menyibukkan diri dalam beribadah dan ketaatan kepada Allah Swt. Sekali lagi, pacaran sebagaimana kita diketahui, lebih banyak memberi peluang perbuatan dosa sehingga dapat menyebabkan sia-sianya Ramadhan yang sangat berharga ini.

Islam mengajarkan kita untuk mencintai seseorang hanya karena Allah. Bukti cinta yang didasari cinta kepada Allah adalah senantiasa menempatkan cinta di jalan yang diridoi Allah dan bukan mengikuti gaya atau tren pergaulan modern yang tidak menguntungkan.