Apakah hewan dapat mengobati lukanya sendiri?

image

Hewan, binatang, fauna, margasatwa, atau satwa adalah organisme eukariotik multiseluler yang membentuk kerajaan biologi Animalia. Dengan sedikit pengecualian, hewan mengkonsumsi bahan organik, menghirup oksigen, dapat bergerak, bereproduksi secara seksual, dan tumbuh dari bola sel yang berongga, blastula, selama perkembangan embrio. Lebih dari 1,5 juta spesies hewan yang masih hidup telah dideskripsikan—sekitar 1 juta adalah serangga—tetapi diperkirakan ada lebih dari 7 juta spesies hewan secara total.

Sejumlah mamalia telah belajar mengobati diri sendiri. Simpanse makan daun keras tanaman Aspilia tanaman bunga yang masih satu keluarga dengan bunga daisy atau hebras yang mengandung sejenis minyak tertentu untuk membunuh bakteri, cacing dalam susu, dan parasit lain yang bisa menginfeksi lambungnya. Simpanse mencabut daun tanaman tersebut dan menghancurkannya dengan tangan, lalu dikunyah sebelum ditelan. Daun itu tak punya atau hanya sedikit nilai nutrisinya, maka satu – satunya alasan simpanse memakan daun itu karena nilai pengobatannya. Teori ini didukung fakta simpanse seperti merasakan pahitnya daun tersebut karena wajahnya mengernyit saat makan dan menunjukkan tanda – tanda tak senang lain untuk rasa daun yang tak enak.

Contoh lainnya gorila gunung Rwanda pergi ke bagian hutan tertentu untuk memakan segenggam tanah yang kaya dengan mineral khusus dan tak didapati dari makanan biasanya. Tetapi, tak hanya primata yang mengobati dirinya sendiri. Hewan lain, di antaranya adalah:
– Di hutan hujan Amazon, macaw kakatua generasi masa kini mencari mineral – mineral esensial yang didapatnya dengan mematuki tumpukan lumpur mineral yang terbuka.
– Ketika memakan makanan yang tinggi kadar tanin dan asam oksalit sehingga menyebabkan masalah pencernaan kedua zat tersebut bisa menimbulkan kontraksi hebat dalam pencernaan, domba akan secara aktif memilih makanan yang mengandung zat – zat penawar tingkat keasaman pencernaannya yang tinggi, seperti sodium bikarbonat, zat yang mengandung basa sebagai penetral.
Selain itu, pengujian menunjukkan domba yang mengalami masalah pencernaan khusus akan cenderung memilih makanan yang mengandung sodium bentonit, polietilen glikol, atau dikalsium fosfat, obat pilihan mereka untuk mengurangi masalah di pencernaannya.

referensi : https://unikterbaru.wordpress.com