Apakah gigi berlubang bisa menyebabkan kelahiran prematur?

Perawatan Gigi ketika hamil

Apakah gigi berlubang bisa menyebabkan kelahiran prematur?

Ibu hamil harus memperhatikan kesehatan mulut dan gigi. Gigi yang tak terawat akan berujung pada gigi berlubang akan berdampak buruk bagi janin.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Rully Ayu Nirmalasari, mengatakan keasaman rongga mulut dan risiko peradangan meningkat selama masa kehamilan. “Gusi lebih mudah membengkak serta membentuk karies gigi dan plak yang memicu radang dan infeksi bakteri,” kata Ayu kepada TEMPO.

Dosen di Universitas Trisakti ini menjelaskan, sekitar 40 persen ibu hamil memiliki masalah periodontitis atau infeksi gusi. Umumnya, infeksi menyerang pada trimester ketiga kehamilan. Namun hanya kurang dari 10 persen ibu hamil yang memeriksakan diri ke dokter gigi.

Menurut dia, gigi berlubang dan radang gusi dapat memicu infeksi bakteri anaerob. Racun dari bakteri ini dapat merusak gusi hingga ke tulang gigi. Akibatnya, bakteri leluasa masuk menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.

Bakteri di dalam darah akan merangsang keluarnya mediator peradangan yang dapat menembus plasenta, rahim, dan serviks. “Inilah dasar terjadinya kontraksi prematur dan kerapuhan selaput ketuban,” ucap Ayu. Dalam kondisi buruk, bisa terjadi persalinan prematur dan pecah ketuban dini.

Mengutip dari American Congress Obstetricians and Gynecologists 2015, Ayu mengatakan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan saat sebelum hamil atau sebelum kelahiran.
Dokter gigi Felicia Melati mengungkapkan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa buruknya kebersihan mulut wanita hamil berhubungan dengan kelahiran bayi prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Ibu hamil, kata dia, berisiko mengalami gigi berlubang karena lingkungan mulut yang cenderung lebih asam dan biasanya disertai dengan konsumsi gula yang tinggi. “Muntah berulang juga dapat meningkatkan keasaman mulut dan menyebabkan demineralisasi (pelepasan mineral) jaringan gigi,” kata dokter yang berpraktik di Bamed Health Care Jakarta ini, kemarin.

Ia menuturkan, 60 persen perempuan hamil menderita penyakit yang berhubungan dengan jaringan pendukung gigi, seperti infeksi gusi. Dengan demikian, pembersihan karang gigi perlu dilakukan sebagai pencegahan. Namun dia menyarankan ibu hamil melakukan perawatan akar dan pencabutan gigi hanya pada trimester kedua atau ketiga.

Pertimbangannya adalah, pada trimester pertama, ibu hamil sedang memasuki periode sensitif. Selain itu, ibu mudah mual dan muntah lantaran sedang berlangsung pembentukan organ bayi.
Adapun perawatan gigi jangka panjang sebaiknya ditunda hingga bayi lahir. Juga, pada trimester pertama kehamilan, ibu tidak disarankan mengkonsumsi obat-obatan. Kalaupun ingin meminum obat penghilang nyeri, ucap dia, biasanya dokter meresepkan obat dari golongan asetaminofen, seperti parasetamol.

Felicia mengingatkan pula kepada ibu hamil supaya mengkonsumsi multivitamin dan suplemen tinggi kalsium. Alasannya, jika kalsium tubuh habis terserap bayi, kekuatan gigi akan menurun.