Apakah benar Doa dapat merubah takdir seseorang ?

Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi karena pilihan makhluk itu sendiri, yang akan dipertanyakan dan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di Mahsyar kelak.

Apakah benar Doa dapat merubah takdir seseorang ?

Pertanyaan semisal pernah diajukan kepada Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dengan redaksi,

“Apakah doa memiliki pengaruh mengubah apa yang ditetapkan Allah kepada manusia sebelum terjadi?”

Maka beliau menjawab,

“Tidak diragukan lagi, bahwa doa memiliki pengaruh untuk mengubah apa yang telah ditetapkan Allah. Akan tetapi, perubahan karena sebab doa itu pun sebenarnya telah ditetapkan Allah sebelumnya. Janganlah engkau mengira bahwa apabila engkau telah berdoa, berarti engkau meminta sesuatu yang belum ditetapkan. Akan tetapi, doa yang engkau panjatkan itu hakikatnya telah ditetapkan dan apa yang terjadi karena doa tersebut juga telah ditetapkan.

Oleh sebab itu, terkadang kita menjumpai seseorang yang mendoakan kesembuhan untuk orang sakit, kemudian sembuh. Dan juga kisah sekelompok sahabat yang diutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam singgah bertamu di suatu kaum, tetapi kaum tersebut tidak mau menjamu mereka. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan seekor ular menyengat pemimpin mereka. Lalu mereka mencari orang yang bisa membaca doa kepadanya agar sembuh. Kemudian para sahabat mengajukan persyaratan upah tertentu untuk membacakan doa kesembuhan kepadanya. Kemudian mereka (kaum) memberikan sepotong kambing, maka berangkatlah salah seorang dari sahabat untuk membacakan al-Fatihah untuknya. Maka, hilanglah racun tersebut seperti unta terlepas dari ikatannya. Maka, bacaan doa tersebut berpengaruh menyembuhkan orang yang sakit.

Dengan demikian, doa memiliki pengaruh, namun tidak mengubah ketetapan Allah. Akan tetapi kesembuhan tersebut telah tertulis dengan lantaran doa yang juga telah tertulis. Segala sesuatu terjadi karena ketentuan Allah, begitu juga segala sebab memiliki pengaruh terhadap musabbab (akibat)-nya dengan kehendak Allah. Semua sebab telah tertulis dan semua hal yang terjadi karena sebab itu juga telah tertulis.” (Lihat Majmu Fatawa wa Rasa’il Ibnu Utsaimin, 2/71).

Ada beberapa tipe Qadr (takdir). Ada yang sudah tertulis di Lauh Mahfuzh, yang mana semuanya sudah dipertimbangkan. Misalnya, umurmu seharusnya 80 tahun, tapi dalam hidupmu kamu selalu berdoa dan berbuat baik, maka takdir umurmu dirubah menjadi 90 tahun. Dan itu sudah diperhitungkan di Lauh Mahfuzh. Apa yang NANTINYA akan terjadi, sudah tertulis di Lauh Mahfuzh.

Ada juga takdir yang dibawa malaikat pada malam Lailatul Qadr, juga takdir yang sudah ditulis ketika kamu masih dalam kandungan ibumu, juga takdir yang ditulis dalam kehidupan sehari-harimu; setiap hari malaikat menulis takdirmu, semua itu bisa dirubah dan itu maksud Allah dalam Surat Al-Ra’ad ayat 39:

“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).”

Maka doamu sangat mempengaruhi takdir, ibarat seperti pangan yang kamu konsumsi akan berpengaruh pada kesehatanmu. Sepenting itulah doa. Doa mempunyai efek pada Qadr-mu.

Rasulullah SAW bersabda bahwa, tak ada yang dapat melawan dan mengubah takdir sehebat doa dan perbuatan baik dan tak ada yang dapat memperpanjang hidup sehebat sedekah. Tapi bisa juga kita ‘mengambil’ takdir; terkadang ada orang-orang yang seharusnya hidup lebih lama, tetapi Allah memperpendek umurnya karena dosa-dosa yang ia lakukan. Perbuatan baikmu bisa memperpanjang hidup, dan dosamu bisa memperpendeknya. Jadi jangan pernah meremehkan kekuatan doa yang kau panjatkan.

Kita baru saja mengeluarkan video tentang Gaza dan musibah-musibah lain yang terjadi di seluruh dunia. Dan doamu, adalah alat terbaik untuk membawa perubahan bagi diri sendiri dan sosial.

Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 186 disebutkan,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Yang ingin saya tekankan adalah, “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa.” Allah akan merespon. Tapi, ada syaratnya kalau ingin Allah menjawab doa kita, yaitu “Mereka juga harus merespon Aku.” Jadi kalau kamu meminta sesuatu pada Allah, Allah juga meminta sesuatu padamu.

Jadi jangan pernah mengeluh, “Allah tidak menolongku”, tapi renungi dulu apa kamu sudah berusaha? Dan Allah bukan berkata, “fayyujibuuli”, tapi “falyastajibuli”. Tentang Allah, Allah berfirman, “ujibulli”, sedangkan menyangkut hamba-hamba-Nya, Allah berfirman, “Falyastajibuli”. Dua-duanya mengandung arti ‘merespon’, tapi ada perbedaan. Yang menyangkut Allah, bermakna ‘segera’ dan ‘sempurna’. Dan menyangkut kita, artinya bukan ‘segera merespon dengan sempurna’, karena kita tak mungkin bisa. Jadi kita harus BERUSAHA untuk merespon Allah. Kita harus berusaha, berikhtiar, lalu barulah boleh mengharap balasan dari Allah Azza wa Jalla.

Mungkin sebagian ada yang bingung dengan hadits

“Tidaklah merubah suatu takdir melainkan doa.”

Bukankan takdir sudah ditetapkan dan tidak bisa dirubah?

Penjelasannya adalah:

Yang berubah adalah takdir yang bergantung dengan doa dan yang berubah adalah takdir selain di lauhil mahfudz yaitu tadkir ‘umri di kandungan, takdir yaumi dan takdir sanawi. Adapun takdir Azali di lauhil mahfudz tidak berubah. DAN PERUBAHAN TAKDIR INI TERTULIS DI LAUHIL MAHFUDZ.

Contoh:

Di takdir yang ditulis malaikat ketika dalam kandungan (takdir ‘umri), ia ditulis berumur sekian karena sakit, tetapi kemudian ia rajin berdoa agar sembuh sehingga takdirnya berubah dan ia jadi berumur panjangan dan berkah. Perubahan takdir ini karena doa juga tertulis di dalam takdir Azali di lauhil mahfudz

Perlu diketauhi beberapa macam takdir:

  1. Takdir Azali, yaitu takdir utama yang ditulis dalam lauhil mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi

  2. Takdir ‘umri, yaitu takdir yang ditulis malaikat ketika meniupkan roh ke dalam janin

  3. Takdir Sanawi, yaitu takdir yang berlaku tahunan dan ditulis setiap malam lailatul qadar kejadian setahun ke depan

  4. Takdir Yaumi, yaitu takdir yang berlaku harian

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa takdir yang berubah tersebut berkaitan dengan doa, beliau berkata,

“Doa termasuk sebab merubah takdir yang mu’allaq (bergantung pada sebabnya). Takdir itu ada yang mu’allaq dan ada yg telah tetap, sama sekali tidak berubah.”

Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa perubahan takdir dan doa tersebut juga tertulis dalam takdir azali lauhil mahfudz. Beliau berkata,

“Pada hakikatnya takdir (azali) tidak berubah, karena doa tersebut sudah tertulis (dilauhil mahfudz) bahwa kesembuhan karena adanya doa, inilah takdir asli yang tertulis dalam takdir azali.”

Sumber: http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspxView=Page&PageID=493&PageNo=1&BookID=5&languagename=