Apa yang terjadi jika Indonesia menjadi negara komunis ?

banyak ideologi yang dapat dijadikan dasar negara. Saat ini pancasila lah yang menjadi dasar negara. lalu apa yang terjadi jika Indonesia menjadi negara komunis ?

1. Indonesia Kemungkinan akan Seperti Korea Utara
Kita kadang prihatin dengan kondisi rakyat Korea Utara yang sering digambarkan sangat tertekan dan hidup tak nyaman itu. Kebebasan dibatasi, sangat tunduk dengan aturan yang ketat, hingga tekanan batin gara-gara aturan hidup yang harus mematuhi garis yang dibuat pemerintah. Salah omong sedikit gantung, protes karena ketidakadilan peluru pun nyasar ke kepala, serta beragam ketidakenakan lainnya.

Ketika Indonesia mengimplementasikan sistem komunis, maka mungkin gambaran besarnya kita akan merasakan apa yang dirasakan rakyat Korea Utara tersebut. Hidup dalam kekangan, tak nyaman dan sebagainya.

2. Rakyat Dicekoki Propaganda-Propaganda
Jika Indonesia berpaham komunis, maka sudah pasti paham ini akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Mulai dari sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Tak hanya lewat kelas-kelas, doktrin komunis juga akan disebarkan lewat media-media, entah koran atau televisi. Bahkan mungkin kita hanya punya satu stasiun televisi saja dan itu pun penuh dengan berita kenegaraan.

Hasil dari propaganda ini tentu saja buruk. Kita akan diajarkan membenci kepada pihak-pihak penentang komunisme sejak kecil, serta kemungkinan tumbuhnya paham-paham radikal. Tapi, tak selalu begitu juga sih, buktinya adalah Rusia. Negaranya Vladimir Putin itu seratus persen komunis, tapi mereka sepertinya agak lebih bebas.

3. Indonesia Kemungkinan Besar Kena Isolasi
Seperti Korut yang sudah seperti dihapus dari peta dunia oleh barat, mungkin Indonesia juga akan mengalami nasib yang serupa. Ada tapi dianggap tidak ada. Dampaknya tentu saja soal ekonomi yang akan stagnan bahkan turun gara-gara embargo. Tidak akan ada kerja sama kita dengan barat juga bisa dibilang menyusahkan.

Pada akhirnya kita hanya akan beraliansi dengan negara-negara sesama komunis. Alhasil, mungkin hanya Korut, Kuba, atau Rusia yang akan jadi teman kita. Lewat negara-negara inilah kita melakukan kegiatan ekonomi dan sebagainya.

4. Nasionalisasi Aset Mungkin Akan Berakhir Perang
Komunisme tak selalu menyajikan hal-hal buruk, beberapa dari azasnya justru sangat menarik. Misalnya menasionalisasi semua aset negara, dalam artian tak ada satu pun sumber daya yang dimiliki atau dikelola asing. Jika demikian banyak tambang pun akan jadi milik negara, termasuk yang dikelola Freeport atau NewMont.

Sayangnya, nasionalisasi ini takkan berlangsung damai dan aman. Seperti Kuba yang diteror gila-gilaan Amerika karena Fidel Castro melakukan nasionalisasi asetnya, Indonesia juga akan mengalami pergolakan yang sama, bahkan lebih gila. Misalnya, Amerika pasti akan mati-matian mempertahankan Freeport. Kalau perlu panggil sekutu-sekutunya. Jika demikian, perang besar pun takkan terhindarkan.

5. Mungkin Saja Bendera Kita Bukan Lagi Merah Putih
Realisasi ideologi komunisme tentunya tak hanya tertuang dalam regulasi-regulasi. Tapi juga atribut yang ditampakkan. Entah semboyan, lagu kebangsaan, atau bahkan bendera negara. Nah, soal bendera ini mungkin Indonesia tak lagi hanya punya warna merah dan putih sebagai bendera negara. Tapi, ada sedikit tambahan aksen ala komunis.

Mungkin dengan menambahkan logo palu dan arit di ujung kiri atau mungkin atribut representatif lain. Hal ini tak memengaruhi apa pun selain hanya sebagai penegas saja jika negara ini sudah menjadi bagian dari blok timur.

6. DN Aidit Mungkin Jadi Pengganti Soekarno
Salah satu pentolan komunis di era orde lama adalah DN. Aidit. Pria asal Belitung yang pernah kabur dan kembali lagi ini berperan besar terhadap tumbuh kembangnya komunisme di Indonesia. Lalu jika pada akhirnya skenario G30S sukses, maka tak pelak akan mengangkat elit komunis ini merengkuh posisi tertinggi di Indonesia. Bisa menjadi presiden atau perdana menteri.

Dengan kejadian ini maka buku-buku sejarah yang pernah kita pelajari di sekolah akan berubah total. Yang jelas, sosok satu ini akan digembar-gemborkan sebagai tokoh nasional hebat. Bahkan tak menutup kemungkinan kita akan menghormat patung raksasanya, seperti yang dilakukan oleh rakyat Korut terhadap patung Kim Il Sung dan Kim Jong Il.