Apa yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan?

Penurunan indeks ini membuat banyak pihak khawatir dan banyak investor menderita kerugian karena kejatuhan IHSG yang sudah terjadi berulang kali.

IHSG menurun

Jika kita pikir-pikir lebih mendalam, sebenarnya apa hubungannya pernyataan kontroversial Donald Trump terhadap kinerja perusahaan-perusahaan seperti bank BRI/BCA? Atau efek perang di Syria terhadap penjualan mobil ASII atau penjualan rokok Sampoerna? Tentunya tidak ada. Lalu, kalau tidak ada hubungannya mengapa selama ini pergerakkan IHSG selalu dikait-kaitkan dengan berita-berita seperti itu? Jawabannya sederhana, karena sejak awal para analis sekuritas yang umumnya dijadikan narasumber dari berbagai berita ekonomi diajarkan untuk membuat analisa seperti itu, itulah pekerjaan mereka. Karena, pada akhirnya tujuan para analis bukan untuk mencari keuntungan di bursa, analis umumnya tidak trading saham, sebagian bahkan dilarang untuk trading, peran dan tugas mereka ada di bursa ssaham adalah untuk memberikan rekomendasi beli, dan juga memberikan alasan di balik pergerakkan harga saham yang ada.

Salah satu alasan yang membuat IHSG turun adalah karena aksi jual investor asing. Tapi mungkin sebagian dari kita masih tidak percaya bahwa investor asing adalah penyebab utama dari hampir semua pergerakkan di IHSG, dan faktor-faktor lain (seperti kondisi ekonomi, politik, sampai bursa global) semuanya hanya faktor tambahan, yang umumnya dijadikan ‘bumbu penyedap’ dan alasan dari pergerakkan investor asing di IHSG. Memang benar, kondisi ekonomi dalam negeri, ketegangan politik, atau kondisi bursa global dapat menjadi alasan di balik aksi yang dilakukan investor asing. Sebagai contoh pada Pemilu tahun 2014 lalu, ketika Jokowi dicalonkan menjadi presiden, pada saat itu investor asing terus memborong saham-saham unggulan di bursa kita dan menyebabkan IHSG naik luar biasa pada tahun tersebut, karena itu “Jokowi Effect” diterjemahkan para analis sebagai bentuk optimisme pasar terhadap pencalonan Jokowi. Namun, setelah Jokowi sudah terpilih menjadi presiden RI, IHSG bukannya kembali naik malah mengalami penurunan yang signifikan. Jadi, kenapa IHSG turun? Karena setelah belanja hampir sepanjang tahun 2014 investor asing perlu melakukan profit taking, jadi di tahun 2015 mereka melakukan aksi jual besar-besaran dan ketika itu IHSG akan turun, tidak peduli siapa yang terpilih jadi presidennya.

Pada akhirnya fakta menunjukkan bahwa para investor lokal sangat membutuhkan investor asing di bursa lokal, baik untuk menaikkan IHSG atau menurunkan IHSG. Jika kita hubungkan dengan kejatuhan IHSG saat ini maka kita membutuhkan investor asing untuk terus berjualan, sehingga kita bisa membeli saham-saham unggulan di harga yang murah. Karena, IHSG akan terus turun ketika investor asing berjualan dan kita juga akan membutuhkan mereka untuk melakukan akumulasi besar-besaran kembali supaya IHSG bisa naik ke level 7.000 dan level-level yang lebih tinggi lagi.