Apa yang kamu ketahui tentang setting geologi cekungan Jawa Barat Utara?

Geologi Regional Cekungan Jawa Barat Utara

Secara regional, Cekungan Jawa Barat Utara merupakan sistem cekungan busur belakang yang terletak antara lempeng Sunda Kecil dan lempeng India – Australia. Aktivitas tektonik mengakibatkan keselarasan arah patahan normal utara selatan ke arah utara dari cekungan. Patahan inilah yang mempengaruhi pembentukan horst dan gtaben , serta sedimentasi pada Cekungan Jawa Barat Utara.

Sedimentasi Cekungan Jawa Barat Utara mempunyai kisaran umur dari kala Eosen Tengah sampai Kuarter. Deposit tertua adalah pada Eosen Tengah, yaitu pada Formasi Jatibarang yang terendapkan secara tidak selaran di atas batuan dasar. Urutan stratigrafi regional dari yang paling tua sampai yang muda adalah Batuan Dasar, Formasi Jatibarang, Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, Formasi Cibulakan Atas, Formasi Parigi dan Formasi Cisubuh.

Stratigrafi Cekungan Jawa Barat Utara

  • Batuan Dasar
    Batuan Dasar atau Basement adalah batuan beku andeitik dan basaltik yang berumur Kapur Tengah sampai Kapur Atas dan batuan metamorf yang berumur Pra-Tersier ( Sinclair dkk, 1995 ). Lingkungan pengendapannya merupakan suatu permukaan dengan sisa vegetasi tropis yang lapuk ( Koesoemadinata, 1980 ).

  • Formasi Jatibarang
    Formasi jatibarang tersusun oleh endapan early syn-rift , terutama dijumpai pada bagian tengah dan timur dari cekungan Jawa Barat Utara. Pada bagian barat cekungan ini, kenampakkan Formasi Jatibarang tidak banyakdijumpai.pada bagian bawah Formasi ini, tersusun oleh tuff bersisipan lava, sedangkan bagian atas tersusun oleh batupasir. Formasi ini diendapan pada fasies Continental Fluvial . Minyak dan gas di beberapa tempat pada rekahan – rekahan tuff. Umur Formasi ini adalah dari kala Eosen Akhir sampai Oligosen Awal. Formasi ini terletak secara tidak selaras di atas batuan dasar.

  • Formasi Talang Akar
    Pada syn-rift berikutnya diendapakan Formasi Talang Akar. Pada awalnya Formasi ini memiliki fasies Fluvial – Deltaic sampai fasies Marine. Litologi Formasi ini diawali oleh perselingan sedimen batupasir dengan serpih non-marine dan diakhiri oleh perselingan antara batugamping, serpih dan batupasir dalam fasies marine. Pada akhir sedimentasi, Formasi Talang Akar ditandai dengan berakhirnya sedimen syn-rift . Formasi ini diendapkan pada kala Oligosen sampai dengan Miosen Awal. Pada Formasi ini juga dijumpai lapisan batubara yang kemungkinan terbentuk pada lingkungan Delta. batubara dan serpih tersebut merupakan batuan induk untuk Hydrocarbon .

  • Formasi Baturaja
    Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi Talang Akar. Litologi penyusun Formasi Baturaja terdiri dari baik yang berupa paparan maupun yang berkembang sebagai Reef Build-Up yang secara regional menutupi seluruh sedimen klastik pada Formasi Talang Akar di Cekungan Jawa Barat Utara. Pada bagian bawah tersusun oleh batugamping masif yang semakin ke atas semakin berpori. Perkembangan baugamping terumbu umumnya dijumpai pada daerah tinggian. Namun sekarang diketahui sebagai daerah dalaman. Selain itujuga ditemukan dolomit, interkalasi serpih glaukonit, napal, chert, batubara. Formasi ini terbentuk pada kala Miosen Awal sampai Miosen Tengah. Lingkungan pembentukan Formasi ini adalah pada kondisi laut dangkal, air cukup jernih, sinar matahari cukup.

  • Formasi Cibulakan
    Formasi ini terdiri dari perselingan antara serpih dengan batupasir dan batu gamping. Batugamping pada satuan ini umumnya merupakan batugamping klastik serta batugamping terumbu yang berkembang secara setempat –setempat. Batugamping terumbu ini dikenal sebagai Mid Main Carbonate . Formasi ini dibagi menjadi dua anggota yaitu anggota Cibulakan Atas dan anggota Cibulakan Bawah. Pembagian anggota ini berdasarkan perbedaan lingkungan pengendapan, domana anggota Cibulakan Bawah merupakan endapan Transisi, sedangkan anggota Cibulakan Atas merupakan endapan neritik. Anggota Cibulakan Bawah dibedakan menjadi dua bagian sesuai dengan korelasi Cekunagn Sumatera Selatan yaitu Formasi Talang Akar dan Formasi Baturaja. Secara keseluruhan Formasi Cibulakan ini berumur Miosen Awal sampai Miosen Tengah. Formasi Cibulakan dibagi atas 3 anggota yaitu Massive, Main, dan Pre-Parigi.

  • Formasi Parigi
    Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi Cibulakan Atas. Litologi penyusunnya sebagian besar adalah batugamping abu – abu terang, berfosil, berpori dengan sedikit dolomit. Adapun litologi penyusun yang lain adalah serpih karbonaan, napal yang dijumpai pada bagian bawah. Selain itu, kandungan koral dan alga cukup banyak dijumpaiselain juga bioherm dan biostrom. Pengendapan batugamping inimelempar ke seluruh Cekungan Jawa Barat Utara. Lingkungan pengendapan Formasi ini adalah laut dangkal – neritik tengah ( Arpandi dan Padmosukismo, 1975 ). Formasi Parigi berkembang sebagai batugamping terumbu, namun di beberapa tempat ketebalannya menipis dan berselingan dengan napal.

    Batas bawah Formasi Parigi ditandai dengan perubahan berangsur dari batuan fasies campuran klastika karbonat dari Formasi Cibulakan Atas menjadi batuan karbonat Formasi Parigi. Kontak antara Formasi Parigi dengan Formasi Cisubuh yang berada di atasnya sangat tegas yang merupakankontak antara batugamping bioklastik dengan napal yang berfungsi sebagai lapisan penutup. Formasi ini diendapkan pada kala Miosen Akhir – Pliosen.

  • Formasi Cisubuh
    Formasi Cisubuh diendapkan secara selaras di atas Formasi Parigi. Litologi penyusunnya adalah batulempung berselingan dengan batu pasir dan serpih gampingan. Umur Formasi ini adalah kala Miosen Akhir sampai Pliosen – Pleistosen. Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal yang semakin ke atas menjadi lingkungan litoral – paralik.

Tektonik Cekungan Jawa Barat Utara
Secara tektonik, sejarah cekungan jawa Barat Utara tidak terlepas dari tektonik globang Indonesia bagian barat di mana tatanan tektoniknya berupa system active margin, antara lempeng Hindia dengan lempeng Asia. Sistem ini dicirikan dengan adanya zona subduksi dan busur magmatik. Fase – fase tektonik yang terjadi dalam sejarah geologi cekungan ini adalah sebagi berikut :

  • Fase Tektonik Pertama
    Pada zaman akhir Kapur Awal Tersier, Cekungan Jawa Barat Utara dapat diklasifikasikan sebagai Fore Arc Basin dengan dijumpainya orientasi struktural. Pada awal Tersier, peritiwa tumbukan antara lempeng Hindia dengan lempeng Eurasia mengaktifkan sesar mendatar menganan utama Kraton Sunda. Sesar – sesar ini mengawali pembentukan cekungan – cekungan Tersier di Indonesia bagian barat dan membentuk Cekungan Jawa Barat Utara sebagai Pull Apart Basin .

    Pada Cekungan Jawa Barat Utara, periode Paleogen dikenal sebagai Paleogen Extensional Rifting. Tektonik ekstensi ini membentuk sesar – sesar bongkah ( half graben system ) dan merupakan fase pertama rifting. Sedimen yang diendapkan pada fase ini disebut dengan synrift I. Cekungan awal terjadi rifting terbentuk selama fragmentasi, rotasi dan pergerakan dari Kraton Sunda.

    Pada masa ini terbentuk endapan lakustrin dan volkanik dari Foemasi Jatibarang yang menutup rendahan – rendahan yang ada. Proses sedimentasi ini terus berlangsung dengan dijumpainya endapan transisi formasi Talang Akar. Sistem ini kemudian di akhir dengan diendapkannya lingkungan karbonat dari Formasi Baturaja.

  • Fase Tektonik Kedua
    Fase tektonik kedua terjadi pada permulaan Neogen ( Oligosen – Miosen ) dan dikenal sebagai Neogen Compressional Wrenching. Ditandai dengan pembentukan sesar – sesar geser akibat gaya kompresif dari tumbukan lempeng Hindia – Australia. Sebagian besar pergeseran sesar merupakan reaktivasi dari sesar normalyang terbentuk pada periode Paleogen. Peristiwa ini mengakibatan terbentuknya jalur penunjaman baru di selatan jawa. Jalur volkanik periode Miosen Awal yang sekarang ini, terletak di lepas pantai selatan jawa. Pola tektonik ini disebut Pola Tektonik Jawa yang merubah pola tektonik tua yang terjadi sebelumnya, menjadi berarah barat – timur dan menghasilkan suatu sistem sesar nail, dimulai dari selatan bergerak ke Utara. Pola sesar ini sesuai dengan sistem sesar naik belakang busur.

  • Fase Tektonik Ketiga
    Fase tektonik yang ketiga merupakan fase tektonik yang terakhir yang terjadi pada Pliosen – Pleistosen, di mana terjadi proses kompresi kembali dan terbentuk perangkap – perangkap struktur berupa sesar – sesar naik di jalur Selatan Cekungan Jawa Barat Utara. Pada jalur Utara Cekungan Jawa Barat terbentuk sesar turun berupa sesar turun pemanukan. Akibat adanya perangkap struktur tersebut terjadi kembali proses migrasi hydrocarbon .