Apa yang Kamu Ketahui Tentang Raja Norodom Sihanouk?

Norodom Sihanouk
Norodom Sihanouk dilahirkan di Phom Penh pada 31 Oktober 1922. Ia adalah putra dari Pangeran Norodom Suramarit dan Putri Sisowath Kossamak. Ia naik takhta pada April 1941.

Dari tahun 1952 hingga 1953, Norodom Sihanouk selaku Raja Kamboja terus memperjuangkan kemerdekaan Kamboja dari jajahan Perancis. Kamboja mencapai kemerdekaan penuh pada 9 November 1953.

Apa yang Kamu Ketahui Tentang Raja Norodom Sihanouk?

Riwayat Hidup

Raja Norodom Sihanouk adalah mantan penguasa Kamboja yang meninggal pada usia 89 tahun di Beijing, China akibat mengidap berbagai penyakit. Beliau sangat berjasa bagi negaranya karena menjadi saksi kunci pada masa-masa perjuangan dan pergolakan negerinya, termasuk Perang Saudara hingga pembantaian secara rezim Khmer Merah.

Raja Norodom Sihanouk lahir pada 31 Oktober 1922. Beliau merupakan putra sulung Raja Norodom Suramarit dan Ratu Kossamak yang memimpin Kamboja dan meraih kemerdekaan dari Prancis pada 1953, yang berkuasa di sana selama hampir 100 tahun tanpa melalui pertumpahan darah.

Raja Norodom Sihanouk menjadi raja di Kerajaan Kamboja pada 28 Oktober 1941 menggantikan Raja Sisowath Monivong yang mangkat pada 23 Aspril 1941. Pemerintah Perancis yang saat itu sedang menjajah Kamboja lebih menyukai Sihanouk, cicit Sisowath Monivong, dibandingkan Putera Monireth, anak sulung Sisowath Monivong. Hal ini dikarenakan Perancis menilai Putera Monireth yang semenjak tahun 1930 telah memainkan peranan penting dalam Kerajaan Kamboja, lebih cenderung tidak mematuhi peraturan Pemerintah Perancis dan terkenal dengan gagasan mengenai Kemerdekaan Kamboja.

Pemerintah Perancis melihat sosok Sihanouk sebagai sosok yang dapat dikendalikan karena usianya yang masih sangat muda dan sifatnya yang cenderung penurut. Untuk mempertahankan kestabilan politik Kamboja sebagai negara jajahan, Perancis lebih memilih Sihanouk sebagai raja selanjutnya. Dengan demikian, Perancis dapat lebih mudah mengendalikan Kamboja dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan Perancis di Kamboja.

Predikat mudah ilang ketika seseorang berpindah haluan. Akhirnya Sihanouk memperjuangkan kemerdekaan Kamboja dan predikat yang sebelumnya ia dapat akhirnya hilang. Usaha Sihanouk memperjuangkan kemerdekaan ia sebut sebagai Crusade of Independence ‘peperangan salib untuk kemerdekaan’. Setelah usahanya menuntut kemerdekaan Kamboja kepada pihak Perancis dan mencari dukungan internasional atas kemerdekaan Kamboja, akhinrya Kamboja pun diberi kemerdekaan oleh Perancis pada 9 November 1953.

Status internasional terhadap kemerdekaan Kamboja dibeikan pada tahun 1954 dalam perundingan Jenewa yang mengakhiri perang Indochina I, perang kemerdekaan negara-negara Indochina. Semenjak saat itu, Kamboja pun dipimpin oleh Sihanouk. Pemerintahan yang dipimpin beliau, ia coba perkenalkan demokrasi kepada rakyatnya melalui Sangkum ( Sangkum Reastyr Niyum ). Namun kekuasaan Sihanouk tidak berlangsung lama, karena pada tahun 1970 Perdana Menteri Lon Nol menggulingkan Sihanouk ketika sedang melakukan lawatan ke luar negeri. Kudeta Lon Nol ini disebabkan oleh keadaan negara yang semakin berada dalam bahaya karena semakin banyak inflitrasi militer Vietnam Utara masuk ke Kamboja.

Untuk mengantisipasi Kudeta Lon Nol, Sihanouk mengungsi ke China. Hal ini disebabkkan selama Sihanouk berkuasa, China selalu mendukung politik yang dilakukan Sihanouk. Dari Beijing, Sihanouk menuntut pembubaran pemerintahan Lon Nol. Dengann dukungan Beijing, Sihanouk pun membangun koalisi dengan Community Party of Kampuchea (CPK) ‘ Partai Komunis Kamboja ‘ untuk membangun pemeintahan koalisi di pengasingan. Sikap Lon Nol yang cenderung berkiblat ke Amerika dan anti-komunis telah menimbulkan perlawanan dari CPK untuk menentang kekuasaan asing di Kamboja. Sikap antipati Sihanouk dan CPK terhadap pemerintahan Lon Nol dan kekuatan asing merupakan salah satu landasan perjuangan yang menyatukan mereka.

Pada 5 Mei 1970, Sihanouk mendirikan Front Uni National Du Kampuchea (FUNK) dan membentuk pemerintahan nasional Government Royal d’Union National du Kampuchea (GRUNK). Namun ada perbedaan pemikiran antara CPK dan pasukan Lon Nol. Setelah melakukan perlawanan selama lima tahun terhadap pasukan Lon Nol, akhirnya pada 17 April 1975 Phnom Penh berasil dikuasai oleh CPK dari tangan pemerintahan Lon Nol.

Kemudian Sihanouk kembali ke Phnom Penh pada 31 Desember 1975. Sementara itu, Khmer Merah pun memproklamikan pemerintahannya dengan nama Democratic Kampuchea (DK) pada 5 Januari 1976. Sihanouk mengundurkan diri sebagai keala negara Kamboja pada 2 April 1976 karena desakan Khmer Merah. Sihanouk kemudian tidak tampil dalam politik kepemimpinan Khmer Merah dan kembali tampil setelah Kamboja diinvasi oleh Vietnam.

Pada 25 Desember 1978, pemerintahan sosialis Vietnam menyerang Kamboja dengan kekuatan militer yang ofensif. Setelah pertempuran yang tidak seimbang antara pasukan Vietnam dengan pasukan militer Khmer Merah, Phnom Penh, ibu kota Kamboja, jatuh dan dapat dikuasai oleh pasukan Vietnam pada 7 Januari 1979. Pada 12 Januari 1979, kelompok yang pro-Vietnam ini, Heng Samrin mendirikan pemerintahan yang disebut People’s Republic of Kampuchea (PRK) ‘Republik Rakyat Kamboja’.

Di dalam negeri Kamboja sendiri, muncul kelompok-kelompok perlawanan yang menentang pemerintahan Heng Samrin, tak terkecuali komunitas pendukung Pangeran Sihanouk yang dikenal dengan sebutan Moulinaka, yakni Mouvement pour la Liberation Nationale du Kampuchea , yang didirikan oleh Kong Sileah pada Agustus 1979.

Dengan adanya pemerintahan baru Kamboja yang pro-Vietnam (PRK) kursi pemerintahan DK dalam keanggotaan PBB pun terancam terambil alih oleh pemerintahan baru tersebut. Posisi DK pun tidak menungutungkan karena image buruk Khmer Merah yang telah melakukan pembunuhan besar-besaran rakyat Kamboja semakin mempersulit posisi DK dalam mempertahankan kursi di PBB. Awalnya, Sihanouk tidak mau mewakili Khmer Merah karena sulit baginya untuk mewakili mereka yang telah banyak membunuh keluarganya serta masyarakat Kamboja. Namun karena Sihanouk menghormati China yang sudah banyak membantunya dan merupakan pendukung utama Khmer Merah, ia pun akhirnya setuju untu mewakili Kamboja di depan sidang PBB.

Dengan tampilnya Sihanouk di PBB, ia diharapkan dapat membawa perdamaian dalam konflik Kamboja. Ia merupakan tokoh nasional Kamboja yang diakui dunia internasional karena dianggap dapat mengakomodasi dan mempersatukan elemen-elemen politik yang berbeda di Kamboja, terbukti dengan berhasilnya pembentukan CGDK.

Pangeran Sihanouk dinilai sebagai sosok yang kompromistis terhadap lawan-lawan politiknya dan juga dihormati oleh rakyat Kamboja. Karena jasanya terhadap negara, ia pun diakui oleh masyarakat internasional. Dengan demikian dapat dilihat bahwa Pangeran Norodom memegang peran penting di tubuh CGDK sebab beliau lah satu-satunya tokoh damai Kamboja yang dapat diterima semua pihak, baik oleh ASEAN, Vietnam, China, Uni Soviet, maupun PBB.

Peranan Sihanouk dalam proses damai Kamboja dapat dinilai berhasil dibuktikan dengan terbentuknya pemerintahan koalisi ini. Selain itu, ia juga berperan dalam penyelesaian konflik Kamboja di meja perundingan, baik pada tingkat regional maupun internasional. Perundingan tersebut menjadi lebih terbuka sebab sosok Sihanouk yang telah dikenal oleh piak-pihak yang bertikai dalam konflik Kamboja. Hal ini menjadi penting karena dengan adanya sosoknya, telah membuat Vietnam dan rezim Heng Samrin akhirnya mau berunding dengan Sihanouk yang tergabung dalam CGDK.

Referensi

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124465-RB04P369pr-Proses%20rekonsiliasi-Pendahuluan.pdf