Apa yang kamu ketahui tentang Mitra Wicara ASEAN?

Mitra Wicara ASEAN

Apa yang kamu ketahui tentang Mitra Wicara ASEAN ?

Dalam upaya melakukan kerja sama di bidang ekonomi, ASEAN tidak hanya menjalin kerja sama di antara anggotanya, namun juga melakukan kerja sama dengan negara-negara lain, kawasan perdagangan lain, ataupun dengan organisasi atau institusi internasional lainnya. Kerja sama yang dijalin dibangun atas dasar hubungan yang bersahabat dan saling menguntungkan diwujudkan dalam kinerja dialog, kerja sama dan kemitraan.

Keberadaan ASEAN secara geografis yang strategis, sumber daya yang beranekaragam, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN yang meningkat, dan adanya sikap terbuka terhadap dunia luar merupakan kelebihan ASEAN yang menarik minat negara-negara lain khususnya negara-negara maju untuk menjalin kerja sama dengan ASEAN. Pada awalnya terjalinnya hubungan eksternal ASEAN memang bermula dari permasalahan keamanan dan politik, namun pada perkembangannya, bidang ekonomi dan sosial budaya juga menjadi bagian dari hubungan ASEAN dengan negara-negara lain atau subjek non ASEAN.

Pembahasan akan dibatasi pada bentuk kerja sama ASEAN plus one atau lebih dikenal dengan dialogue partners (mitra wicara) ASEAN antara ASEAN dan mitra wicaranya, ASEAN plus three , dan ASEAN plus six atau lebih dikenal dengan East Asia Summit .

Mitra Wicara ASEAN


Adanya bentuk hubungan eksternal ASEAN pada pertama kali diperkenalkan melalui Joint Communique The Second ASEAN Heads of Government Meeting yang merupakan hasil KTT kedua ASEAN yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, 4-5 Agustus 1977. Mulai tahun 1978, terjalinlah hubungan eksternal melalui dialog-dialog dengan beberapa negara seperti Uni Eropa, Australia dan New Zealand, yang kemudian diikuti oleh Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat, lalu Korea Selatan, China dan Russia. Negaranegara ini dijadikan sebagai mitra wicara penuh yakni ruang lingkup kerja samanya mencakup berbagai macam bidang.

Pada KTT ketiga ASEAN yang diselenggarakan di Manila, 1987, pemimpin-pemimpin ASEAN menyetujui bahwa hubungan eksternal tidak hanya terbatas pada negara, tetapi juga dengan blok negara dan organisasi internasional. Untuk blok negara dan organisasi internasional ditentukan bahwa tidak perlu menjadi mitra wicara penuh, cukup sektoral saja yaitu hanya bekerja sama dalam sektor tertentu. Selain mitra wicara penuh dan sektoral, terdapat juga consultatives partners . Namun mengenai consultatives partners, tidak dijelaskan maupun dibentuk secara eksplisit.

Dalam menjalin kerja sama dengan mitra wicara, ASEAN tetap berpegang pada tujuan dan prinsip yang tertuang dalam Piagam ASEAN. Selain itu, adanya dialog dengan mitra wicara ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan kerja sama bilateral yang sudah ada antara negara anggota ASEAN dengan negara mitranya. Prinsip lainnya yaitu kerja sama ASEAN dengan mitra wicara tidak boleh merugikan salah satu negara ASEAN dan proyek-proyek kerja sama tersebut sebaiknya dilaksanakan di kawasan ASEAN.

Dalam menyelenggarakan dialog, negara-negara ASEAN akan secara bergantian untuk bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengkoordinasikan dan memajukan kepentingan-kepentingan ASEAN dalam hubungannya dengan Mitra-Mitra Wicara, organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga kawasan dan internasional yang relevan. Perputaran koordinator yang dilakukan setiap tiga tahun ini bermaksud agar terdapat pembagian tanggung jawab dan tukar pengalaman di negara ASEAN. Namun di sisi lain, adanya rotasi ini berdampak sulitnya menjalin hubungan strategis jangka panjang negara ASEAN yang menjadi koordinator dengan mitra wicaranya.

Sampai saat ini ASEAN memiliki sebelas mitra wicara penuh yakni Australia, Kanada, China, Uni Eropa, India, Jepang, Selandia Baru, Korea, Rusia, Amerika Serikat dan UNDP; mitra wicara sektoral yaitu dengan Pakistan dan beberapa organisasi regional atau internasional. Dalam pembahasannya, akan dipaparkan secara singkat dan terbatas pada bidang kerja sama ekonomi.