Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari ‘samida’ (hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Pajajaran. Hutan buatan itu ditunjukkan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka.
Kebun Raya Bogor yang ada sekarang ini merupakan kebun raya yang didirikan oleh seorang ahli biologi Jerman yaitu Prof. Caspar George Carl Reinwardt pada tanggal 18 Mei 1817 dengan nama s’Lands Plantenum te Buitenzorg. Luas Kebun Raya Bogor saat pertama kali didirikan adalah 47 ha yang mengambil tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida. Dalam perkembangannya Kebun Raya Bogor mengalami beberapa kali perluasan hingga sekarang luasnya 87 ha.
Sebagai perwujudan atas pentingnya peran kebun raya dalam bidang konservasi, maka pada tahun 2001 status Kebun Raya Bogor dinaikkan menjadi Pusat Konservasi Tumbuhan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor ini berada langsung di bawah Deputi Ilmu Pengetahuan Ilmu Hayati-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Letak Geografi
Kebun Raya Bogor terletak di tengah-tengah kota Bogor dengan letak 6 30’30”- 6 43’30” LS dan 106 43’30”- 106 52’0” BT. Letak ketinggian Kebun Raya Bogor adalah 235-260 meter di atas permukaan laut. Secara administratif Kebun Raya Bogor termasuk wilayah Kecamatan Bogor Tengah, Kotamadya Bogor. Adapun batas-batas wilayah Kebun Raya Bogor yaitu :
- sebelah utara dibatasi oleh jalan Jalak Harupat
- sebelah selatan dibatasi oleh jalan Otto Iskandardinata
- sebelah timur dibatasi oleh jalan Padjajaran
- sebelah barat dibatasi oleh jalan Ir. H. Djuanda
Iklim
Menurut klasifikasi Schmidth dan Ferguson, Kota Bogor dan Kebun Raya Bogor termasuk daerah bertipe iklim A dengan curah hujan rata-rata 4.330 mm/tahun. Suhu minimum 21,4oC, suhu maksimum 30,2oC dan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26oC. Kelembaban udara tinggi, lama penyinaran tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan terendah pada bulan Januari.
Topografi
Jenis tanah di Kebun Raya Bogor termasuk jenis tanah latosol coklat kemerahan yang memiliki sifat antara lain tekstur yang halus, kepekaan terhadap erosi kecil, bahan organik tergolong rendah sampai sedang di lapisan atas dan menurun ke bawah, dan daya absorbsi tergolong rendah sampai sedang. Sedangkan keadaan topografi secara umum datar dengan kemiringan lahan 3-15 % dan sedikit bergelombang.
Tugas dan Fungsi Kebun Raya Bogor
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor mempunyai tugas dan fungsi di antaranya : melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan tropika, serta evaluasi dan penyusunan laporan.
Sebagai pusat konservasi tumbuhan, Kebun Raya Bogor di antaranya melakukan kegiatan sebagai berikut :
-
Konservasi ex-situ yakni melakukan eksplorasi tumbuhan di kawasan hutan, mendata atau registrasi, mengoleksi dan melestarikannya.
-
Penelitian meliputi bidang :
- Taksonomi, yaitu memberi kepastian nama tanaman atau sertifikasi, inventarisasi dan evaluasi;
- Biosistematik, yaitu mempelajari hubungan kekerabatan antara tumbuhan;
- Hortikultura, meliputi penelitian adaptasi tanaman, cara budidaya dan pengembangan ilmu pertanaman;
- Botani terapan, yaitu penelitian mengenai manfaat tanaman.
-
Pendidikan, terutama di bidang ilmu botani, pertamanan dan lingkungan hidup
-
Pariwisata, Kebun Raya Bogor merupakan salah satu tempat kunjungan wisata potensial.
-
Penemuan serta pengumpulan jenis-jenis tanaman langka yang hampir punah di Indonesia.
-
Pembangunan Kebun Raya baru, ada keinginan masyarakat di berbagai provinsi agar didirikan Kebun Raya di daerahnya yang perlu ditindaklanjuti, contoh yang telah diresmikan adalah Kebun Raya Bukit Sari di Jambi, Kebun Raya Baturraden di Jawa Tengah.