Apa yang harus diperhatikan dalam Laporan Keuangan atau Financial Statements?

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam Laporan Keuangan atau Financial Statements?

Dalam pembuatan laporan keuangan, ada beberapa beberapa hal penting yang harus diperhatikan terkait isi dan penggunaannya.

Menurut artikel yang ada di situs jurnal, Hal penting dalam laporan keuangan perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan harus ditampilkan secara kualitatif dan kuantitatif dengan memiliki karakteristik seperti:

  • Relevan
    Sebuah laporan keuangan dianggap relevan dan sesuai ketika laporan yang disajikan mampu membuat pengambil keputusan dalam sebuah perusahaan menentukan kebijakan baru yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan dan memperbaiki aspek lainnya.

  • Handal
    Sebuah laporan keuangan dinyatakan handal ketika pembuat laporan keuangan memberikan informasi yang handal dan tepat sasaran. Terdapat 3 kriteria handal disini yaitu : jujur, dapat diverifkasi dan netral atau tidak berpihak pada kepentingan manapun.

  • Mudah Dimengerti
    Sebuah laporan keuangan perlu disusun dengan baik sehingga segala bentuk transaksi yang tercatat didalamnya bisa lebih dimengerti oleh setiap pemimpin divisi yang ada di perusahaan bersangkutan. Ketika laporan bisa terbaca dengan jelas, strategi yang digunakan untuk perencanaan penjualan ke depan juga makin jelas.

  • Unsur Perbandingan
    Sebuah laporan keuangan perlu memiliki informasi yang lengkap dan tepercaya sehingga laporan yang diberikan pada pihak pengambil keputusan dari perusahaan bersangkutan bisa menjadi perbandingan apa saja yang harus diperbaiki untuk pelaporan keuangan ke depan termasuk strategi untuk pemasaran produk.

Selain itu, menurut arikel yang terdapat pada kursusakuntansi, sebuah catatan atas laporan keuangan harus dibuat secara rinci sesuai dengan kondisi akuntansi perusahaan. Tidak ada satu informasi pun yang dapat tertinggal untuk dijelaskan dalam rincian catatan tersebut. Dengan catatan atas laporan keuangan yang lengkap, maka calon pemegang saham dapat mengetahui perusahaan secara detil serta memutuskan apakah mereka akan menanamkan modal atau tidak pada perusahaan tersebut.

Fungsi Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan akan sangat diperlukan saat informasi-informasi penting yang diperlukan tidak bisa dicantumkan dalam laporan keuangan seperti laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas serta berbagai informasi lain yang harus dicantumkan. Informasi-informasi tersebut antara lain seperti;

  • Gabungan beberapa akun sejenis di dalam laporan keuangan. Hal ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehingga pengguna laporan ini dapat mengetahui akan hal tersebut.

  • Ketika sebuah perusahaan harus mendapatkan suntikan dana dari sumber lain guna mendukung biaya operasional seperti pinjaman bank. Perusahaan tersebut tentunya harus menggunakan salah satu aset untuk digunakan sebagai jaminan. Aset yang telah menjadi jaminan bank harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan agar pengguna laporan tersebut dapat mengetahui rincian ini. Dan masih banyak lagi hal-hal lain yang harus menjadi rincian detil dalam catatan setiap laporan keuangan.

Hal-hal yang Ditulis dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

Di dalam sebuah catatan atas laporan keuangan, beberapa hal yang harus ditulis secara umum adalah sebagai berikut;

  • Ulasan umum tentang perusahaan yang bersangkutan
  • Ikhtisar yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi perusahaan
  • Menjelaskan semua hal pada setiap akun dalam laporan keuangan dan juga berbagai informasi lainnya.
  • Penjelasan tentang dasar yang diambil untuk menyusun laporan keuangan serta kebijakan akuntansi yang diberikan pada setiap transaksi dan peristiwa penting dalam keuangan perusahaan.
  • Laporan yang tidak tercantum dalam laporan keuangan tapi diwajibkan di dalam PSAK.
  • Berbagai informaski lainnya yang perlu disajikan dengan wajar tetapi tidak disajikan di dalam laporan keuangan.

Bagian-Bagian dari Catatan Atas Laporan Keuangan

Bagian Pertama; berisi tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari beberapa hal seperti riwayat pendirian perusahaan, penawaran umum efek perusahaan, serta nama anggota direksi dan dewan komisaris dan jumlah karyawan perusahaan.

Bagian Kedua; ikhtisar kebijakan akuntansi yang mengungkapkan dasar yang digunakan untuk mengukur dan menyusun laporan keuangan serta kebijakan akuntansi terhadap setiap peristiwa dan transaksi penting dalam perusahaan.

Bagian Ketiga; Mengungkapkan akun-akun dalam laporan keuangan, seperti kas, investasi, wesel tagih, piutang usaha, persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, aset lancar, aset tetap dalam berbagai jenis, hutang usaha, hutang pajak, pinjaman jangka pendek, wesel bayar, pendapatan dimuka, dan segala informasi penting lainnya yang harus dirincikan tentang akuntasi perusahaan. Hal ini juga termasuk rekonsiliasi antara prinsip akuntansi di Indonesia yang berbeda dengan negara lain. Informasi semacam ini diperlukan oleh perusahaan tertentu yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaan asing atau kepentingan lainnya.

Dan masih terdapat banyak lagi informasi yang perlu diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Catatan itu harus dibuat terinci sesuai dengan akuntansi dan kebutuhan perusahaan. Pembuatan catatan atas laporan keuangan terlihat sederhana namun dapat menguras tenaga karena begitu detilnya rincian yang harus diungkapkan ke dalam catatan. Oleh karena itu, seorang akuntan harus jeli dalam membuat catatan ini agar semua hal yang perlu diungkapkan dapat tertulis sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Catatan atas laporan keuangan umumnya diperlukan oleh perusahaan yang harus mengungkapkan laporan keuangan secara terperinci hingga yang paling kecil. Diperlukan keahlian seorang akuntan professional untuk membuat catatan laporan keuangan semacam ini.

Sebuah laporan keuangan dikatakan baik dan memenuhi persyaratan jika ia disusun sedemikian rupa sehingga kedua tujuan tersebut bisa dicapai. Agar tujuan tersebut bisa tercapai, maka proses penyusunnan dan penyajian laporan keuangan perlu memperhatikan beberapa hal penting.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sebuah laporan keuangan, menurut zahiraccounting,

1. Bahasa Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat, terlebih oleh perusahaan yang sudah berstatus terbuka (Tbk), tidak semata-mata untuk dibaca sendiri. Melainkan untuk pihak luar (eksternal) juga, yakni: investor, kreditur, dan Ditjen Pajak (pemerintah).

Untuk di Indonesia, sudah tentu mayoritas menggunakan laporan keuangan berbahasa Indonesia. Oleh sebab itu, bahasa yang wajib digunakan dalam pelaporan keuangan di Indonesia adalah bahasa Indonesia.

Jika merujuk pada ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal (saat ini digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan), perusahaan emiten dibolehkan menyampaikan laporan keuangan berbahasa Inggris, namun versi Bahasa Indonesianya tetap harus ada, dan keduanya harus memuat informasi (akun dan angka) yang sama.

2. Mata Uang Pelaporan

Laporan keuangan yang dibuat hendaknya mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Termasuk dalam hal penggunaan mata uang.

Jika dalam transaksi sehari-harinya lebih banyak menggunakan mata uang Rupiah, seperti perusahaan pada umumnya di Indonesia, maka laporan keuangan yang disajikan juga dalam mata uang Rupiah. Sehingga, benar-benar mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

“Bagaimana jika dalam transaksi perusahaan menggunakan beberapa macam mata uang?” Di era globaliasi sekarang ini, penggunaan mata uang asing makin lumrah. Setidaknya perusahaan yang bergerak dibidang ekspor-impor, biasanya banyak menggunakan mata uang asing. Dalam kondisi seperti ini, laporan keuangan bisa dalam mata uang yang paling banyak digunakan, istilahnya “mata uang fungsional.”

3. Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan (update)

Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan setiap kejadiaanya dan tidak boleh melewatkan satu transaksi untuk dicatat. Jika hal ini dilakukan informasi mengenai aktifitas usaha bisa didapat.

4. Tidak mencampur keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi

Termasuk diantaranya pembedaan atau pemisahaan rekening perusahaan dengan rekening pribadi. Sekecil apapun perusahaan anda, jangan mencampur adukan seluruh aktivitas keuangan perusahaan dengan pribadi. Hal ini dilakukan agar informasi keuangan perusahaan menggambarkan aktivitas keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

5. Setiap transaksi yang tercatat harus ada buktinya

Pencatatan transaksi yang tercatat harus disertai bukti berupa nota, invoice, kwitansi dan lain-lain. Hal ini dilakukan sebagai kontrol atas pencatatan transaksi dengan bukti autentiknya. Bukti-bukti ini akan berguna jika dilakukan pemeriksaan, misalnya dalam hal pajak dan audit.Tanpa bukti transaksi, pembukuan keuangan dianggap tidak sah.

6. Komponen Laporan Keuangan Yang Lengkap

Hal penting berikutnya yang perlu diperhatikan adalah komponen lengkap laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: Laporan Posisi Keuangan (=Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Masing-masing komponen laporan terdiri dari beberapa elemen, seperti berikut ini.

Komponen utama Laporan Posisi Keuangan:

Aset Lancar yang terdiri dari: (1) Kas dan Setara Kas; (2) Investasi Jangka Pendek; (3) Wesel Tagih; (4) Piutang Usaha; (5) Piutang Lain-Lain; (6) Persediaan; (7) Pajak Dibayar Dimuka; (8) Biaya Dibayar Dimuka; dan (9) Aset Lancar Lain-lain.
Aset Jangka Panjang (Tidak Lancar) terdiri dari: (1) Piutang Hubungan Istimewa ; (2) Piutang Dagang; (3) Aset Pajak Tangguhan; (4) Investasi pada Perusahaan Asosiasi; (5) Investasi Jangka Panjang Lain; (6) Persediaan; (7) Aset Tetap; (8) Aset Tidak Berwujud; dan (9) Aset Lain-Lain.

Liabilitas Lancar terdiri dari: (1) Pinjaman Jangka Pendek; (2) Wesel Bayar; (3) Hutang Usaha; (4) Hutang Pajak; (5) Beban Masih Harus Dibayar; (6) Pendapatan Diterima Dimuka; (7) Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun; dan (8) Liabilitas Lancar Lain-lain.

Liabilitas Jangka Panjang (Tidak Lancar) terdiri dari: (1) Hutang Hubungan Istimewa; (2) Liabilitas Pajak Tangguhan; (3) Pinjaman Jangka Panjang; (4) Hutang Sewa Guna Usaha; (5) Keuntungan Tangguhan Aset Dijual dan Disewaguna Usaha Kembali; (6) Hutang Obligasi; (7) Liabilitas Tidak Lancar Lainnya; (8) Hutang Subordinasi; dan (9) Obligasi Konversi.

Ekuitas terdiri dari: (1) Modal Saham; (2) Tambahan Modal Disetor; (3) Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan; (4) Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi; (5) Keuntungan/Kerugian Belum Direalisasi dari Efek Tersedia Untuk Dijual; (6) Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap; (7) Opsi Saham; (8) Saldo Laba; dan (9) Modal Saham Diperoleh Kembali.

Komponen Utama Laporan Laba Rugi, terdiri dari:

Pendapatan Usaha; Beban Pokok Penjualan; Laba/Rugi Kotor; Beban Usaha; Laba/Rugi Usaha; Penghasilan/Beban Lain-lain; Bagian Laba/Rugi Perusahaan Asosiasi; Laba/Rugi Sebelum Pajak Penghasilan; Beban/Penghasilan Pajak; Laba/Rugi dari Aktivitas Normal; Pos Luar Biasa; Laba/Rugi Bersih; Laba/Rugi Per Saham Dasar; dan Laba/Rugi Per Saham Dilusian

Komponen Laporan Perubahan Ekuitas, terdiri dari:

  • Laba (rugi) bersih periode bersangkutan.
  • Setiap pos yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas (contoh: keuntungan/kerugian yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual)
  • Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi atas kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait, yaitu berupa efek kumulatif atas perubahan kebijakan Akuntansi dan koreksi atas Kesalahan Mendasar
  • Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
  • Saldo laba (rugi) pada awal dan akhir periode, yang dibagi dalam: (a) Yang Telah Ditentukan Penggunaannya; (b) Yang Belum Ditentukan Penggunaannya
  • Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal ditempatkan dan disetor penuh, tambahan modal disetor dan pos-pos ekuitas lainnya pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

Komponen Utama Laporan Arus Kas, terdiri dari:

Arus Kas dari Aktivitas Operasi; Arus Kas dari Aktivitas Investasi; Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

7. Penempatan file khusus untuk setiap transaksi

Cara ini dilakukan untuk memisahkan penempatan file-file transaksi agar terlihat rapi dan mudah dalam hal pencarian. Penempatan file yang dipisahkan diantaranya: file penjualan, pembelian, bukti bank masuk dan keluar, bukti kas masuk dan keluar dan lainnya.

8. Informasi Komparatif

Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya. Laporan keuangan disajikan secara perbandingan, setidaknya untuk 2 (dua) tahun terakhir sesuai peraturan yang berlaku.

Sedangkan Laporan Keuangan Interim disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perhitungan Laba Rugi Interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim yang dilaporkan.

9. Peristiwa Setelah Tanggal Laporan Posisi Keuangan

Tanggal laporan posisi keuangan dengan tanggal terbitnya laporan keuangan biasanya berbeda. Dan diantara kedua tanggal tersebut kemungkinan besar terjadi transaksi-transaksi.

Transaksi yang terjadi antara tanggal laporan posisi keuangan dan tanggal penerbitan laporan keuangan yang mempunyai akibat material terhadap laporan keuangan sehingga memerlukan penyesuian atau pengungkapan dalam laporan keuangan harus diungkapkan.

10. Tanggung Jawab Atas Isi Laporan

Yang menyusun laporan keuangan bisa jadi pihak perusahaan sendiri atau pihak di luar perusahaan (konsultan atau kantor akuntan publik).

Siapapun yang menyusun, perlu disadari bahwa yang bertanggungjawab atas isi Laporan Keuangan adalah manajemen perusahaan. Bukan pihak lain.