Apa Yang Harus Dilakukan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Kita Ditengah Pandemi Virus Corona?

LEWI

Saat ini pandemi virus corona atau COVID-19 menjadi musuh terbesar yang sedang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Sejak China merilis kasus warga negaranya yang positif terjangkit virus corona pada akhir tahun 2019 lalu, hingga kini dilansir dalam situs berita Liputan6.com, sejak 10 April 2020 sebanyak 1.601.018 orang di dunia yang terinfeksi virus corona. Kemudian di Indonesia dari data per 10 April 2020, sebanyak 3.512 orang yang sudah terkonfirmasi positif virus corona. Setiap harinya update tentang meningkatkan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif virus ini semakin meningkat secara signifikan, hal ini menyebabkan kekhawatiran tersendiri bagi setiap individu masing-masing. Munculnya ketakutan akan terjangkit virus ini menimbulkan gangguan secara psikologis bagi masyarakat. Akibat pandemi ini, hampir seluruh tatanan kehidupan manusia telah berubah total secara perlahan termasuk perubahan terhadap kesehatan mental kita.

Sudah sekitar hampir empat bulan, wajah pertelevisian dan media sosial di seluruh dunia diwarnai dengan pemberitaan mengenai penyebaran virus corona yang begitu sangat cepat, terlebih lagi tidak semua masyarakat bisa menyaring informasi yang telah didapat apakah sudah sesuai dengan fakta atau sekedar hoax belaka. Kebebasan pers, terkadang menyebabkan masyakarat dengan leluasanya memberitakan mengenai virus corona secara berlebihan, sehingga hal ini akan menimbulkan kecemasan publik terhadap pandemik ini. Apalagi dengan berita yang selalu disiarkan di televisi mengenai gejalanya yang sangat mudah diamati, banyak orang menjadi panik secara berlebihan dan merasakan gejala penyakit yang telah diinformasikan oleh seluruh media. Kecemasan yang berlebihan ini disebut dengan psikosomatis.

Istilah psikosomatis berasal dari Bahasa Yunani yaitu “psyche” yang artinya jiwa dan “soma” artinya badan. Jadi psikosomatis merupakan istilah yang menunjukkan hubungan antara jiwa dengan badan. Menurut Kartono dan Gulo (1987), menjelaskan bahwa psikosomatis merupakan gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan psikologis dan emosial yang terjadi akibat kegiatan daya pikir kita bereaksi secara berlebihan dalam mereaksi gejala emosi.

Adapun gelaja-gejala yang dialami oleh orang yang mengalami psikosomatis yaitu dengan ditandai adanya keluhan fisik antara lain :

  • Muntah-muntah
  • Sakit kepala
  • Pegal-pegal
  • Mual
  • Nyeri pada bagian tubuh tertentu
  • Nyeri dada dan bagian punggung serta tulang belakang
  • Sendawa
  • Berkeringat
  • Denyut nadi lebih cepat

Menurut dokter dari The International Psychology Clinic, yakni Dr. Martina Paglia menjelaskan bahwa kemungkinan banyak orang mengalami gelaja sakit mirip dengan virus corona hanya karena disebabkan oleh kecemasan berlebihan. Gangguan kecemasan tersebut tentunya sangat menggangu aktivitas kita selama menjalani work from home atau social distancing. Alih-alih kita menerapkan social distancing, jangan sampai kekhawatiran ini menyebabkan kita anti social social club. :no_good_woman:

Kebanyakan masyarakat lebih memperhatikan kesehatannya secara fisik namun dengan tidak sadar mengesampingkan kesehatan mentalnya saat ini. Dampak psikologis akibat virus corona sebenarnya paling banyak dialami oleh masyarakat dibandingkan dengan jumlah pasien yang terjangkit positif, akan tetapi secara tidak langsung hal tersebut kita anggap bukanlah masalah yang begitu penting untuk dipikirkan. Akan tetapi kita harus tahu bahwa, terus menerus terpapar menerima informasi yang tidak tahu kejelasannya akan mengancam kesehatan mental dalam diri, sehingga selain kita menjaga daya tahan tubuh kita harus peduli terhadap kesehatan mental dalam diri kita.

Nah, untuk mengatasi kecemasan yang berlebihan ditengah pandemic virus corona ini, saya akan memberikan beberapa tips yang bisa kita lakukan :

⸙ Mulailah Selektif Dalam Meyakini Kebenaran Berita Di Media Sosial

Dalam keseharian kita dirumah, media sosial merupakan konsumsi masyarakat sehari-hari saat ini selama Work From Home (WFH) diberlakukan oleh pemerintah. Sejumlah media setiap hari menyuguhkan berita-berita terkini mengenai perkembangan dari penyebaran virus ini. Berbagai pesan broadcast whatsapp, postingan Instagram, dan cuitan twitter tiap hari kita terima baik dari kerabat, teman, keluarga maupun teman kerja.

⸙ Alihkan Perhatian Pada Kegiatan Yang Produktif

Pemberitaan yang tidak henti-henti baik di televisi maupun di media sosial mengenai penyebarann virus corona berdampak tidak sehat bagi kesehatan mental. Oleh sebab itu, aturlah waktu kalian dirumah untuk tidak terus menerus menatap layar televisi atau bermain medsos. Pastikan setiap harinya, atur waktu untuk mengalihkan perhatian ke hal-hal yang lebih produktif seperti misalnya belajar memasak, berolahraga, atau membaca buku-buku yang telah lama disimpan di lemari kalian. Dengan hal tersebut jika dilakukan secara rutin setiap hari, perhatian kita semakin hari akan beralih ke hal-hal yang lebih positif sehingga pikiran kita tidak akan merasakan kecemasan berlebih.

⸙ Tetap Jaga Kesehatan Dengan Baik.

Ditengah merebaknya kasus pandemic ini, kita dituntut untuk terus dapat menjaga kesehatan tubuh. Saat kita menjaga kesehatan tubuh dengan baik dan maksimal, memungkinkan bahwa kalian tidak akan mengalami kecemasan yang berlebih karena takut tertular. Bangkitkan lagi gairah hidup dengan menerapkan pola hidup sehat melalui : mengonsumsi air putih 8 gelas per hari, tetap rutin berolahraga, berjemur dipagi hari, mengonsumsi sayur dan buah-buahan, sering mencuci tangan, menjaga kebersihan rumah, tidur yang cukup sekitar 8 jam sehari, dan lain sebagainya.

⸙ Berpikirlah Dengan Positif.

Salah satu kutipan dalam Buku On Buddhism yaitu “Mind Is Everything” artinya pikiran adalah segalanya. Jadi apapun yang kita pikirkan adalah apa yang kita sedang alami sekarang. Melatih berpikir positif adalah langkah sederhana yang bisa kita lakukan jika mengalami gangguan kecemasan. Dengan belajar untuk berpikir terhadap hal-hal dengan positif akan membawa kehidupan kita lebih baik, baik dari kesehatan mental maupun kesehatan badan. Oleh sebab itu dengan berpikir positif, kita mengundang dan menarik energi positif (positive vibes) ke dalam kehidupan kita dan secara tidak langsung membantu mengurangi secara perlahan terhadap rasa kecemasan yang kita alami karena takut akan wabah corona.

⸙Pedulikan Diri Terhadap Apa Yang Bisa Kita Kendalikan

Kita sadari bahwa kecemasan ini tidak hanya sendiri yang merasakan tetapi seluruh orang di dunia ini juga memiliki kekhawatiran akan terjangkit virus ini. Oleh sebab itu pentingnya kita untuk lebih memfokuskan diri dengan cara lebih memperdulikan diri terhadap apa yang bisa kita kendalikan. Lantas apa yang bisa kita kendalikan ? kendalikan tubuh dan jiwamu untuk tetap sehat!. Kita memang tidak bisa mengendalikan mewabahnya virus ini, kita tidak bisa mencegah berhentinya pandemic ini, tapi ingat kita bisa mengendalikan diri kita sendiri. Kita berhak memiliki kebebasan terhadap kendali diri masing-masing yakni dengan cara tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah, social distancing, menjaga kesehatan tubuh, menghindari kerumunan, menjaga pola hidup yang bersih dan sehat. Melalui cara tersebut, jika setiap individu manusia dapat secara sadar melakukankan, pasti kita dapat mengendalikan penyebaran virus ini supaya tidak semakin meluas.

Dari hal-hal yang disampaikan diatas, tentunya saya mengerti dan paham sekali kita pada dasarnya sebagai manusia menginginkan berada dalam keadaan fisik dan mental yang sehat. Namun perlu kita sadari, bahwa dibalik semua ini secara tidak langsung, mental kita terlatih untuk dapat menghadapi segala tantangan dan cobaan. Semoga kita selalu dalam keadaan sehat di kondisi pandemi saat ini, tetap jaga kesehatan dan selalu berdoa. Saya harap tulisan ini dapat memberikan semangat positif untuk kita semua. Astungkara :blush:

“Do The Best You Can Do, then The God Will Do The Best You Can’ t Do”

-Wilson Kanadi -

SUMBER :

1 Like