Apa yang harus didahulukan dari cinta, perasaan atau logika?

Cinta membuat seseorang melakukan segalanya tanpa memikirkan logika hingga dapat merugikan diri sendiri. Apa yang harus didahulukan dari cinta, perasaan atau logika ?

3 Likes

Absolutely logika. Kalau cinta didasari dengan perasaan, maka akan tiba waktunya rasa itu luntur. Rasa cinta hanya bertahan sementara.

Kalau di awal, apalagi masih dalam tahap pdkt, perasaan akan sangat dominan. Semuanya terluhat indah. Bahkan kondisi yang ngga indahpun akan terasa indah. Istilahnya, dunia seakan milik berdua, yang lainnya ngontrak :joy:

Lalu, setelah jadian, beberapa penelitian menyebutkan kalau rasa cinta itu hanya bisa bertahan antara 3-5 tahun. Setelah 3-5 tahun, yang dulunya semuanya indah berubah menjadi masalah. Orang sudah mulai sadar akan kondisinya. Dan diperparah lagi oleh tuntutan-tuntutan yang muncul seiring waktu.

Lalu apa yang dapat mempertahankannya ? Salah satu yang dominan adalah komitmen. Komitmen inilah yang didasari oleh logika. Logika bahwa suatu hubungan tidak hanya didasari oleh perasaan saja, tetapi juga didasari oleh tanggungjawab atas pilihannya.

So, kalau cinta hanya didasari oleh perasaan, ya tinggal nunggu putusnya aja :rofl:

1 Like

Hmmm… menurut saya semua itu tergatung pada situasi dan kondisi. Cinta tidak sepenuhnya diisi dengan perasaan, karena kita tahu bahwasannya perasaan itu dilandasi oleh nafsu atau sebatas keinginan seseorang saja. Sedangkan cinta yang diisi oleh logika saja, akan terasa sangat kaku. Lalu mana yang harus didahulukan? perasaan atau logika ?

Coba kalo anakmu berbuat salah pada orang lain, kira-kira apa yang akan kamu lakukan ? Membela anakmu ataukah memukul anakmu karena dia sudah salah ? Orang tua yang mendahulukan perasaan, bisa saja dia akan mati-matian membela anaknya bahkan bisa sampai menyalahkan orang lain atas kesalahan yang telah dilakukan sang anak. Namun orang yang mendahulukan logika, bisa saja akan memberi hukuman pada anaknya karena telah melakukan kesalahan pada orang lain.

Nah untuk kasus seperti ini, logika harus didahulukan dengan memberikan perasaan di dalamnya. Kita sebagai orang tua harus mengakui kesalahan sang anak dan mengarakan anaknya untuk meminta maaf. Bentuk pembelaan kepada anak tidak dengan membiarkannya karena menganggap dirinya masih kecil tetapi mendidik dengan kasih sayang. Dengan begitu, cinta yang diberikan harus tetap diimbangi degan logika maupun perasaan.

2 Likes

Saya sendiri tim yang tidak ingin mendahulukan salah satunya, tetapi menyertakan keduanya secara bersamaan/berdampingan. Bagi saya, cinta tanpa logika hanyalah sebuah kebodohan, sementara jika tanpa perasaan jelas-jelas itu tidak bisa dikatakan cinta karena cinta itu sendiri jelas melibatkan hati yang tentu berkaitan dengan ‘rasa’ atau kebatinan.

Maka saya pribadi selalu berupaya melakukan apa pun dengan menggunakan perasaan sebagai motor atau penggeraknya serta logika sebagai kontrol atau pengendalinya. Dan dalam hal ini, tergantung sikon, kadar keduanya bisa jadi berbeda, tetapi tetap tidak menghilangkan salah satunya. Bukan hanya soal cinta, tetapi berbagai persoalan kehidupan lainnya.

3 Likes

Harusnya sih keduanya mesti beriringan. Logika itu penting biar kita bisa tetap rasional meskipun lagi head over heels in love with someone, say no to cinta buta. Akan tetapi, perasaan itu tidak kalah penting, hubungan emosional yang baik akan tercipta kalau kita punya empati. Tanpa logika, jatuh cinta itu bisa bikin kita bodoh, tapi tanpa perasaan, jatuh cinta kita sebatas pada rasa cinta tanpa empati, dan keduanya sama-sama tidak sehat. So, we have to keep these two balanced.

1 Like

Sepakattt sekali karena menurut saya ketiga hal tersebut tidak bisa dipilih mana yang harus didahulukan, semuanya harus seimbang. Ketika ketiga hal tersebut tidak seimbang saya rasa sebuah pilihan yang ditentukan pasti bukan yang terbaik. Ketiga hal tersebut tidak semata-mata hanya pada sebuah hubungan percintaan saja, dalam segala hal pasti akan dibutuhkan. Misalnya dalam sebuah pekerjaan, kuliah, pertemanan dll. Karena rasa cinta tidak semata-mata dalam hubungan pasangan saja, namun kita juga perlu mencintai segala hal yang ada di hidup kita.

Jadi intinya sih seseorang harus bijak dalam mengelola 3 hal tersebut, harus imbang rata dan tidak ada yang salah satunya harus didahulukan.

Persoalannya bukkan mana yang harus didahulukan, tetapi bagaimana kita sebagai manusia bisa mengelola perasaan dan logika dalam mencintai atau dicintai. Karena ketika kita mencintai seseorang atau suatu hal, tetap dibutuhkan perasaan dan logika. Kedua hal tersebut tetap memiliki andil. Perasaan cenderung pada hati nurani dan logika cenderung pada akal ketika berpikir. Bagaimana cara mengelolanya, kita harus mengerti posisi ketika menempatkannya.

1 Like