Apa yang dmaksud dengan Upacara Adat di Gunung Bromo?

image

Masyarakat Tengger di Gunung Bromo memiliki upacara adat yang dinamai upacara Kasada. Masyarakat setempat selalu mengadakan sesaji tiap bulan Kasada di hari ke-14. Mengapa masyarakat melakukan upacara ini?


Asal-usul upacara ini diadakan yaitu bermula dari kisah di zaman dulu ada sepasang suami dan istri bernama Rara Anteng dan Jaka Seger membangun permukiman di kawasan Bromo, kemudian memerintah wilayah tersebut. Usut punya usut, pasangan itu tak jua punya anak. Mereka kemudian berupaya melakukan pertapaan dan sembahyang kepada Sang Hyang Widhi. Tiba-tiba muncul suara misterius. Asal suara itu menyebut, keduanya akan dikaruniai anak, tapi dengan syarat si bungsu harus dikorbankan ke kawah. Mereka setuju dengan syarat itu, lantas keduanya dikaruniai 25 anak. Namun, namanya juga orang tua, pasti tak tega mengorbankan anaknya. Pasangan itu lantas ingkar janji. Dewa marah dengan mengancam keduanya. Ancaman pun datang pada waktunya. Suatu hari masyarakat Tengger dilingkupi langit gelap gulita. Kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Kesuma, anak bungsu Rara Anteng dan Jaka Seger terjilat api dan masuk ke kawah. Kemudian, tiba-tiba muncul seruan masyarakat untuk selalu sembahyang kepada Sang Hyang Widhi.

baca artikel