Apa yang dimaksud Pembelajaran Magang?

Apa yang dimaksud Pembelajaran Magang?

Apa yang dimaksud Pembelajaran Magang?

Program pembelajaran magang atau biasa disebut dengan apprenticeship,learning by doing, on-the-job-training/off-the-job-training dan built in learning , dimana program ini dirancang untuk level keahlian yang lebih tinggi. Oleh karenanya program pembelajaran magang ( learning by doing ) cenderung lebih mengarah pada pendidikan pada pelatihan dalam hal pengetahuan dan dalam melakukan suatu keahlian atau suatu rangkaian pekerjaan yang saling berhubungan.

Program pembelajaran magang adalah menggambungkan pelatihan dan pengalaman pada pekerjaan dengan instruksi yang didapatkan di dalam tempat tertentu untuk subjek-subjek tertentu. Magang juga mirip dengan intership, namun demikian intership bersifat sementara.

Pembelajaran magang dikatakan berhasil apabila permagang (pendidik) mampu menyadarkan pemagang (peserta didik) untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Sudjana , D (2000) mengemukakan lebih lanjut bahwa melalui magang seseorang yang memiliki pengalaman tertentu menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan yang telah ia miliki kepada orang lain yang belum berpengalaman dan yang lebih dahulu memiliki pengalaman dan keahlian tertentu.

Tujuan dan Ciri Magang

Tujuan adanya proses pembelajaran magang adalah untuk memiliki pengetahuan, pengalaman atau keahlian dan perubahan sikap mental pada bidang pekerjaan tertentu yang diharapkan setelah mengikuti proses pembelajaran magang, si pemagang dapat melakukannya sendiri sebagai bukti bahwa ia memiliki kemampuan mengerjakan sesuatu yang relative sama dengan permagangnya.

Kajian teoritis mengenai magang menggambarkan bahwa program pembelajaran magang diasumsikan memberi pengaruh kuat terhadap sikap kemandirian dan penghasilan kerja. Asumsi tersebut didukung oleh tujuan magang seperti diuraikan di bawah ini (Kamil, 2002).

  1. Untuk memantapkan penguasaan ketrampilan yang diinginkan dan ditekuni untuk dijadikan mata pencaharian

  2. Memperluas dan mempercepat jangkauan pengadaan tenaga-tenaga terampil yang cukup mampu untuk segera berpartisipasi dalam proses pembangunan

Mengacu pada tujuan tersebut, magang dalam arti proses memiliki ciri-ciri sebagai berikut sebagai berikut:

  1. Proses magang adalah permagangan dan pemagang (sumber magang atau orang yang dimagangi) berada dalam tempat permagang bekerja. Pemagang melihat dan mncoba menggunakan alat yang diperlukan sehingga tahu, bisa dan terbiasa bagaimana mempergunakannya, bagaimana memperbaikinya kalau rusak, bagaimana merawatnya, dimana disimpannya, dimana dibelinya serat dibuatnya.

  2. Proses magang adalah para pemagang sebaiknya bekerja dan belajar, belajar-bekerja sesuai dengan urutan pekerjaan yang dikerjakan pemagang. Pemagang dapat memulai belajar-bekerja dan bekerja-belajar dari mana saja, dari awal, di tengah atau diujung proses pekerjaan itu.

  3. Bahwa pemagang belajar-bekerja dan bekerja-belajar tidak diawali teori, melainkan langsung praktek, langsung bekerja.

  4. Dilihat dari sudut sumber magang (permagang). Sumber magang tidak perlu orang yang mengetahui teori. Sumber magang atau permagang adalah orang yang pintar dan biasa melaksanakan pekerjaan yang dimagangi.

  5. Dilihat dari sudut pandang pemagang, pemagang bukan hanya memperoleh pengetahuan , keterampilan, kemahiran, dan sikap mental saja, melainkan dapat terampil melaksanakan pekerjaan (Dirjen Diklusepora, 1990)

Unsur pembelajaran magang

Proses pembelajaran magang memiliki beberapa unsur yang perlu mendapatkan perhatian agar proses pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemandirian warga belajar. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut ( Kamil, 2002):

  1. Pemagang (orang yang belajar bekerja) pada konteks pemagang ada beberapa factor yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
  • Bakat dan minat, hal ini perlu diperhitungkan karena mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan magang. Karena apabila tidak sesuai dapat menyebabkan kesulitan dalam proses belajar dan pencapaian tujuan.

  • Kebutuhan, kebutuhan ini perlu diperhitungkan baik yang berkaitan dengan kebutuhan individu pemagang ( need assessment ) maupun kebutuhan paasar kerja.

  • Kemampuan, kemampuan yang dimaksudkan disini adalah kemampuan megikuti magang untuk menyadap pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental.

  • Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kesediaan untuk mandiri setelah selesai magang bila belum mempunyai pekerjaan tetap dan usia yang masih produktif dalam bekerja.

  1. Sumber magang (orang yang dimagangi atau permagang). Pada komponen ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
  • Kesediaan sumber magang untuk dimagangi, menularkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki kepada pemagang, baik secara sukarela ataupun dengan imbalan.

  • Kemampuan dalam arti sumber magang (permagang) harus mahir dalam menguasai ketrampilan serta mahir dalam menularkan ketrampilan yang dimilikinya, serta memiliki kemauan untuk menularkan apa yang dimilikinya.

  1. Pola magang

Proses pembelajaran dalam pendidikan luar sekolah, baik dalam bentuk magang atau dalam bentuk lainnya, harus dilakukan melalui berbagai pola yang mendukung terhadap proses dan keberhasilan dari proses tersebut.

Fase Magang

Magang mencakup serangkaian fase yang membantu mengartikulasikan peran para pelajar dan guru selama proses mengamati dan memberlakukan konsep magang. Fase magang meliputi:

  1. Tahap I: Modeling - Tindakan lengkap meliputi pengamatan dan perenungan. Ini berarti bahwa bagian-bagian yang lebih kecil yang membentuk keseluruhan belum diteliti secara mendalam.

  2. Tahap II: approximating - Dalam swasta atau non-kritis skenario, pengamat mulai meniru tindakan guru.

  3. Tahap III: Memudar – Peserta didik, masih dalam pengawasan, mulai beroperasi secara lebih rinci, bermain dalam struktur yang telah diajarkan.

  4. Tahap IV: Self-directed Learning Peserta didik mencoba tindakan nyata dalam masyarakat, tetap membatasi dirinya untuk lingkup tindakan di lapangan yang dipahami.

  5. Tahap V: Generalisasi – Pelajar merealisasikan apa yang telah dipelajari, mencoba untuk menerapkan keterampilan dan terus tumbuh dalam kemampuan di lapangan.

Pada dasarnya, magang merupakan proses belajar dengan cara mengikuti apa yang dikerjakan oleh orang lain yang dipandang telah cukup memiliki kemampuan dan pengalaman kerja dibidangnya. Oleh karena itu dapat di rumuskan 3 (tiga) kunci dalam filosofi magang, yaitu :

  1. Apa yang dilihat ; merupakan proses magang pada tahap awal yaitu memahami dan mendalami penyelenggaraan pemerintahan desa, baik kelembagaan, tugas, fungsi, mekanisme, potensi kondisi dan sebagainya.

  2. Apa yang dikerjakan ; merupakan tahap kedua yaitu ikut melakukan kegiatan yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa/kelurahan terutama Sekretaris, terutama dibidang administrasi pemerintahan Desa/Kelurahan. Sasaran yang akan dicapai adalah keterampilan.

  3. Apa yang diperoleh ; merupakan proses magang pada tahap ketiga yaitu bagaimana pelaku mampu mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.

Sasaran yang akan dicapai dalam tahapan ini adalah kemampuan pelaku magang dalam merumuskan pengetahuan/pengalaman baru bagi dirinya dari apa yang dilihat dan dilakukan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan magang akan dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut :

  1. Emperical Rasional Strategy : pendekatan ini didasarkan kepada pendekatan yang beranjak pada pengalaman/kondisi obyektif secara rasional yang dapat diterima oleh berbagai pihak ;
  2. Normatif Reeducatif Strategy : ini berarti bahwa dalam pelaksanaan magang, perlu memperhatikan nilai, norma dan aturan yang berlaku di masyarakat ;
  3. Partisipatif : pendekatan ini didasarkan atas keterlibatan phisik, mental dan tenaga yang bersangkutan dalam kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat ;
  4. Institutionalistis : pendekatan yang mempertimbangkan keterkaitan dengan lembaga-lembaga/organisasi secara koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi.

Kedudukan magang adalah sebagai Mata Kuliah yang wajib diikuti oleh setiap Mahasiswa. Pemikiran yang melatar-belakangi diselenggarakan magang pada umumnya, adalah :

  1. Bahwa kemampuan dan keterampilan yang diperoleh dikampus perlu dilengkapi dengan pengalaman dilapangan.
  2. Berdasarkan pengalaman, sering dijumpai antara teori dengan praktek-praktek dilapangan tidak serasi. Oleh karena itu, sebagai upaya pengkayaan keilmuan, pemahaman fenomena dilapangan sangat diperlukan.
  3. Kegiatan magang di lapangan yang mempunyai sisi pembauran dengan masyarakat, juga merupakan upaya mengenalkan mahasiswa kondisi sebenarnya yang ada di pemerintahan desa/kelurahan.