Apa yang dimaksud Observasi?

Apa yang dimaksud Observasi?

Satori dan Komariah (2011), mengatakan bahwa observasi adalah pengamatan langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.

Lebih lanjut lagi, apa yang dimaksud dengan observasi?

Menurut Narbuko dan Achmad (2009), observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki, Sedangkan Sudjana (2008), menjelaskan bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak menggunakan perkataan atau tidak disertai dengan komunikasi lisan.

Sementara itu, Purwanto (2009), menjelaskan observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Unsur-Unsur Observasi

Merriam dalam Satori dan komariah (2011) menyatakan lima unsur penting yang harus ada dalam sobservasi, yaitu:

  1. Latar ( setting ), merujuk pada aspek fisik dari latar, pengamat mencari jawaban dari pertanyaan berikut : bagaimana lingkuangan fisiknya? Bagaimana konteknya? Tingkah laku apa yang mungkin dan tidak mungkin terjadi pada kontek itu?

  2. Pelibat ( participant ), pengamat mencari jawaban dari pertanyaan berikut : siapa saja yang ada dalam kontek itu? Berapa banyak dan apa peran masingmasing? Mengapa mereka da di situ? Siapa saja yang boleh dan tidak boleh berada di situ?

  3. Kegiatan dan interaksi ( activity and interaction ). pengamat mencari jawaban dari pertanyaan berikut : apa yang terjadi? Apakah ada urutan kegiatan yang tetap? Bagaimana responden berinteraksi satu sama lain dalam kegiatan itu? Bagaiman interaksi itu saling berhubungan?

  4. Frekuensi dan durasi ( frequency and duration ). pengamat mencari jawaban dari pertanyaan berikut : kapan situasi itu mulai terjadi dan berakhir? Berapa lama situasi itu berlangsung? Apakah kegiatan itu berulang-ulang dalam periode tertentu? Situasi apa yang menyebabkan munculnya situasi itu? Apakah kekhasan situasi itu?

  5. Faktor subtil ( subtle factors ). Kategori ini mungkin tidak sejelas kategori diatas, pengamat mesti peka terhadap ha-hal berikut: kegiatan informal dan tidak terencana, makna simbolik dan konotatif dari kosa kata yang dipergunakan, komunikasi non verbal, seperti pakaian dan tata ruang, ukuran yang tidak berubah seperti petunjuk-petunjuk fisik, apa yang tidak terjadi padahal semertinya terjadi?

Macam-Macam Observasi

Ryerson dalam Satori dan Komariah (2011) menyebutkan enam klarifikasi dari metode observasi, yaitu:

  1. Observasi partisipan dan nonpartisipan, penentuanya tergantung pada apa yang dikehendaki peneliti untuk ambil bagian dari situasi yang sedang dipelajarinya.

  2. Kentara ( obstrusive ) dan tidak kentara ( unobstrusive ) melalui penelusuran fisik, tergantung pada apakan subjek yang dipelajari bisa mendeteksi observasi atau tidak jika menggunakan salah satu cara tersebut.

  3. Observasi dalan setting alami atau buatan ( contrived ), setting alami biasanya digunakan untuk mengobservasi kapan dan dimana perilaku tertentu dari subjek. Observasi buatan dilakukan dalam rangka meningkatkan perilaku tertentu dari subjek.

  4. Observasi tersamar dan tak tersamar, tergantung apakah subjek yang diobservasi sadar bahwa mereka sedang diteliti atau tidak.

  5. Observasi terstuktur dan tak terstuktur, yang mengacu pada panduan atau satu lembar daftar ceklis yang digunakan untuk mengamati aspek perilaku yang sedang dicatat.

  6. Observasi langsung ( direct ) dan tak langsing ( inditerct ), tergantung pada perilaku yang diobservasi apakah sedang terjadi atau telah terjadi.

Manfaat Observasi

Manfaat observasi menurut M.Q. Patton dalam Sugiyono (2015), adalah sebagai berikut:

  1. Dengan berada dilapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperolah pandangan yang holistik atau menyeluruh.

  2. Pengalaman langsung peneliti memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan yang sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discouery.

  3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

  4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

  5. Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

  6. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.

Kelebihan Observasi

Kelebihan observasi menurut Sudjana (2008), yaitu:

  1. Teknik observasi dilakukan tanpa harus bicara. Evaluator dapat menggunakan catatan lapangan atau rekaman gambar tentang tingkah laku, peristiwa, atau keadaan yang diobservasi;

  2. Objek yang diobservasi berada dalam lingkungan alamiah, bukan lingkunagn yang dimanipulasi sehinggga data yang diperoleh melalui teknik observasi akan objektif;

  3. Analisis dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam rentang waktu tertentu ( longitudinal analysis ) sehingga memungkinkan evaluator untuk melakukan observasi lebih lama dibandingkan dengan pengumpulan data melalui metode surve atau ekperimen.

Kelemahan Observasi

Adapun kelemahan observasi menurut Sudjana (2008), yaitu:

  1. Kelemahan dalam pengontrolan terhadap variable luar (extraneous variable) yang memungkinkan mempengaruhi data yang terhimpun melalui observasi;

  2. Kesulitan membuat kualifikasi data karena pengukuran observasi pada umumnya terjadi melalui persepsi evaluator;

  3. Sampel terlalu kecil sehingga sulit untuk menarik generalisasi;

  4. Tidak mudah untuk memperoleh izin mengobservasi,

  5. Kesulitan dalam mengobservasi peristiwa yang mengandung isu sensitif.

Langkah-Langkah Observasi

Langkah-langkah utama yang perlu dilakukan seorang jika akan melakukan observasi menurut Sudjana (2011), adalah sebagai berikut:

  1. Menetapkan tujuan observasi;

  2. Menetapkan subjek atau kelompok subjek yang akan diobservasi;

  3. Mendapatkan izin atau persetujuan untuk melakukan observasi;

  4. Memperoleh penerimaan baik dari subjek;

  5. Melakukan observasi terhadap subjek dan merekam catatan-catatan lapangan dalam kurun waktu tertentu;

  6. Menyelesaikan peristiwa kritis seperti meluruskan kekeliruan subjek dan memandang evaluator sebagai mata-mata;

  7. Mengakhiri kegiatan observasi;

  8. Menganalisis data;

  9. Melakukan pelaporan yang mencakup laporan dan penyerahan kepada pihak-pihak terkait.

Ringkasan

Muslikah. 2017. Pengaruh Tugas Observasi dan Internship terhadap Kesiapan Kerja mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Semarang . Unnes : Semarang.

Observasi adalah proses sitematis dalam merekam pola perilaku manusia, objek dan kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan atau berkomunikasi dengan subjek. proses tersebut mengubah fakta menjadi data. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.

Observasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakkan diagnosis psikologis, yang didalamnya terdapat proses pengukuran dan penggunaan berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis. Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis, walaupun istilah diagnosis didominasi di psikologi klinis.

Menurut Webb dkk (1966) dan Dezin (1970) hal-hal yang perlu diobservasi meliputi: exterior physical signs (pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, perhiasan, dll), expressive movement (gerak-gerakan tubuh seperti gerakan mata, awajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi, dll), physical location (personal space dan lingkungan fisik), language behavior (menyilangkan kaki, dll), dan time duration.

Observasi memungkinkan mengukur perilaku yang tidak dapat diukur dengan alat ukur psikologis lain (biasanya pada anak-anak). Prosedur formal ditanggapi tidak serius, sifatnya lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat), berbeda jika pada orang dewasa. Observasii juga memungkinkan peneliti/pewawancara memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka dengan wawancara.

Observasi merupakan salah satu metode yang paling dasar dan paling tua, dasar karena dalam setiap aktivitas psikologi ada kegiatan observasi. Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung aspek observasi. Observasi dapat berlangung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah.

Tujuan Observasi

Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati.

Fungsi Observasi

  1. Menggambarkan perilaku manusia.
  2. Verifikasi tentang perilaku yang dilaporkan.
  3. Menggambarkan perbedaan atau kesenjangan antara perilaku dalam situasi testing dan situasi lain – konsistensi – inkonsistensi perilaku.
  4. Memberikan gambaran tentang perilaku yang tidak dapat diungkap oleh alat lain.
  5. Laporan sistematis.

Jenis-Jenis Observasi

  1. Observasi sistematik
    Disebut juga observasi terstruktur, ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati. Sistematik disini maksudnya lebih menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya sertiap 10 menit).

  2. Observasi eksperimental
    Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi.

  3. Observasi partisipan
    Observer turut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi, umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik, penjara, dll.

  4. Observasi formal
    Jenis observasi ini mempunyai sifat terstruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian. perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih observer dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang sohisticated.

  5. Observasi informal
    Observasi jenis ini mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan. Observasi informal sering disebut juga dengan naturalistic observation.