Apa yang dimaksud Komunikasi Model Interaksional?

Model komunikasi interaksional atau disebut juga dengan model komunikasi konvergen adalah model komunikasi yang memiliki kesamaan dengan model komunikasi transaksional karena keduanya merupakan model komunikasi dua arah. Namun, model komunikasi interaksional sebagian besar digunakan untuk media baru atau new media seperti internet. Salah satu model komunikasi yang termasuk model komunikasi interaksional adalah model komunikasi Schramm.

Komunikasi harus mengamati hubungan antara seorang pengirim dan penerima, seperti yang dikemukan oleh tokoh komunikasi yaitu Wilbur Schramm. Sehingga ia mengonseptualisasikan model komunikasi interaksional (Interactional Model of Communication) yang menekankan proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Komunikasi berlangsung dua arah dari pengirim kepada penerima dan penerima kepada pengirim.

Satu elemen yang penting pada model komunikasi ini yaitu adanya umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik ini dapat berupa verbal maupun non verbal, sengaja maupun tidak sengaja.

Elemen lain yang ada dalam model ini adalah bidang pengalaman (field of experience) seseorang atau bagaimana budaya, pengalaman dan keturunan seseorang memengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi dengan satu sama lain lapar (West, R. & Lynn Turner, 2009).

Model komunikasi interaksional dapat digambarkan seperti dibawah ini :

Model-model linier mengansumsikan manusia sebagai pasif, model interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Kualitas simbolik secara implisit terkandung dalam istilah “interaksional”, sehingga model interaksional jauh berbeda dengan interaksi biasa yang ditandai dengan stimulus-respon.

Model interaksional merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan perspektif interaksi simbolik, dengan tokoh utamanya George Herbert Mead yang salah seorang muridnya adalah Herbert Blumer. Perspektif interaksi simbolik lebih dikenal dalam Sosiologi, meskipun pengaruhnya juga menembus disiplin-disiplin lain seperti Psikologi, Ilmu Komunikasi, dan bahkan Antropologi.

Model interaksional sebenarnya sangat sulit untuk digambarkan dalam model diagramatik, karena karakternya yang kualitatif, nonsistemik , dan nonlinier . Model verbal lebih sesuai digunakan untuk melukiskan model ini. Model transaksional tidak mengklasifikasikan fenomena komunikasi menjadi berbagai unsur atau fase seperti yang dijelaskan dalam model-model komunikasi yang linier atau mekanistik. Alih-alih, komunikasi digambarkan sebagai pembentukan makna (penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain) oleh para peserta komunikasi (komunikator). Beberapa konsep penting yang digunakan adalah : diri (self), diri yang lain (other), simbol, makna, penafsiran, dan tindakan.

Menurut model interaksi simbolik, orang-orang sebagai peserta komunikasi bersifat aktif, reflektif dan kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang rumit dan sulit diramalkan. Paham ini menolak gagasan bahwa individu adalah organisme pasif (seperti dalam model stimulus- respons atau model-model komunikasi linier yang berorientasikan efek), yang perilakunya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan atau struktur diluar dirinya.

Dalam konteks ini, Blumer mengemukakan tiga premis yang menjadi dasar model ini, yaitu :

1. Pertama, manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya (simbolik verbal, simbolik nonverbal, lingkungan fisik).

2. Kedua, makna berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya.

3. Ketiga, makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah lewat proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena individu terus berubah, masyarakat pun berubah melalui interaksi. Jadi interaksi yang dianggap variabel penting yang menentukan perilaku manusia, bukan struktur masyarakat. Struktur itu sendiri tercipta dan berubah karena interaksi manusia. Untuk melengkapi penjelasan ini, Fisher menggambarkan suatu model diagramatik.

Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain (role taking).

Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga (significant others) dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan (play stage) dan terus berlanjut hingga ke lingkungan luas (generalized others) dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan (game stage).

Dalam interaksi itu, individu selalu melihat dirinya melalui perspektif (peran) orang lain. Maka konsep diri pun tumbuh berdasarkan bagaimana orang lain memandang diri individu tersebut.