Apa yang dimaksud Kepemimpinan Etis?

image

Kepemimpinan sangat dibutuhkan bagi suatu organisasi maupun dalam perusahaan. Ada berbagai jenis keterampilan, salah satunya adalah kepemimpinan etis. Lalu, apa yang dimaksud dengan kepemimpinan etis?

1 Like

Studi mengenai kepemimpinan etis telah menjadi topik yang menarik bagi para peneliti, sebab kepemimpinan etis akan menghasilkan hubungan kerja yang sehat bagi pemimpin dan bawahan. Beberapa peneliti memberikan definisi mengenai kepemimpinan etis, diantaranya adalah Yukl, et al. (2011) yang mendefinisikan kepemimpinan etis sebagai gaya kepemimpinan yang terpisah dan hanya memusatkan perhatian sebagai unsur-unsur etis dari gaya kepemimpinan lainnya. Peneliti lain yang mendefinisikan kepemimpinan etis adalah Brown, et al. (2005) dalam engelbrecht, et al. (2014) yang mendefinisikan kepemimpinan etis sebagai demonstrasi perilaku normatif yang sesuai melalui tindakan pribadi dan hubungan interpersonal, dan promosi perilaku semacam itu kepada para pengikutnya melalui komunikasi dua arah, penguatan, dan pengambilan keputusan.

Menurut Brown dan Trevino (2006) dalam Ismail dan Daud (2014) kepemimpinan etis adalah dua aspek utama dari moral individu dan moral manajer. Aspek moral individu mengacu pada karakteristik kepribadian pemimpin, seperti perilaku dan pengambilan keputusan. Aspek moral manajer mengacu pada usaha seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain, membimbing perilaku etis pengikut seperti mengkomunikasikan tentang standar etis dan mendisiplinkan karyawan yang menunjukkan perilaku tidak etis.

Hubungan antara pemimpin dan bawahannya tentu menjadi hal penting dalam terjalinnya hubungan kerja yang baik. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Cheng, et al. (2014) seorang pemimpin dengan nilai etika akan memperlakukan karwayannya secara adil, dan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Perlakuan etis dari pemimpin dapat meningkatkan kepuasan karyawan dan menciptakan kepercayaan, sehingga meningkatkan motivasi karyawan dan mempromosikan keterikatan karyawan.

Dimensi Kepemimpinan Etis

Menurut Kalshoven, at al. (2011) kepemimpinan etis memiliki empat dimensi, yaitu:

a. Keadilan.

b. Integritas.

c. Orientasi pada manusia (people orientation).

d. Mengklarifikasi peran (role clarification).

e. Panduan etis (ethical guidance).

f. Berbagi kekuatan (power sharing).

Menurut Yukl, et al. (2013) berikut dimensi dari kepemimpinan etis:

a. Kejujuran.

b. Integritas.

c. Keadilan.

d. Altruisme.

e. Konsistensi nilai dan perilaku.

f. Mengkomunikasikan nilai-nilai etis.

g. Memberikan panduan etis.

Pemimpin dengan nilai etika yang tinggi, tentu perilaku serta kepemimpinanya akan sejalan dengan tujuh dimensi dari variabel kepemimpinan etis di atas. Teori terkait variabel kepemimnian etis yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori yang dikemukakan oleh Yukl, et al.(2011).

Definisi Kepemimpinan Etis


Kepemimpinan etis adalah prinsip-prinsip, keyakinan dan nilai-nilai dari yang benar dan salah menggambarkan dasar dari perilaku organisasi sehingga merumuskan dasar atas pemimpin memengaruhi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi (Al-Sharafi & Rajiani, 2013). Bubble (2012) lebih lanjut mendefinisikan kepemimpinan etis sebagai proses memengaruhi karyawan melalui nilai-nilai, prinsip-prinsip dan keyakinan yang secara luas berbatasan dengan norma-norma yang diterima dalam perilaku organisasi. Definisi ini menjabarkan bagian penting dari kepemimpinan etis.

Penelitian dalam studi etika kepemimpinan mengarah kepada definisi yang konklusif menurut Kalshoven et al., (2011) bahwa pemimpin etis mempromosikan kejujuran dan terlibat dalam tindakan yang mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan. Perspektif ini mewujudkan sebuah konstruk yang ambigu sehingga sulit untuk mendefiniskan kepemimpinan etis. Pemahaman para eksekutif di organisasi berbatasan dengan sudut dari hanya memiliki “karakter yang baik dan nilai-nilai yang benar” (Litschka et al., 2011).

Berdasarkan definisi kepemimpinan etis dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan etis berkisar pada tanggung jawab utama dalam berhadapan dengan konflik di antara karyawan dan mempertunjukkan suatu landasan membimbing untuk mengajari mereka hal yang benar untuk dilakukan. Para pemimpin etis dengan demikian mewujudkan kedalam kebajikan yang mengarahkan dia kepada pembuatan keputusan yang etis untuk kepentingan organsisasi yang lebih luas.

Kepemimpinan etis adalah inti dari pada manajemen, sedangkan inti kepemimpinan adalah ”human relations”, maka dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Indikator Kepemimpinan Etis


Indikator kepemimpinan etis (Brown, 2005) adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan kehidupan pribadi dengan cara yang etis
  2. Mendefinisikan kesuksesan tidak hanya dengan hasil tetapi juga proses
  3. Mendengarkan apa yang karyawan katakan
  4. Mendisiplinkan karyawan yang melanggar standar etika
  5. Membuat keputusan yang adil dan seimbang
  6. Menetapkan contoh bagaimana melakukan hal-hal dengan cara yang
    benar dalam hal etika
Referensi

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0f80c9a9d6234fa83910ab54ac7fe7a1.pdf

Menurut Purwanto (1991) Kepemimpinan etis adalah sekumpulan dari kerangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan etis mengandung beberapa unsur pokok antara lain :

  1. Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi;
  2. Adanya kemampuan;
  3. Adanya proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin;
  4. Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.

Kepemimpinan etis adalah inti dari pada manajemen, sedangkan inti kepemimpinan adalah ”human relations”, maka dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Rukmana (2007) mengemukakan bahwa kepemimpinan etis dapat berarti kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi dan menuntun seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dengan menekankan pentingnya nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral yang di maksud adalah seperti ahlak, rasa tanggungjawab, menghargai, budi pekerti, disiplin, kerja keras, jujur dan religius.

Menurut Dessler (2007), budaya organisasi adalah karakteristik nilai, tradisi dan perilaku perusahaan yang dimiliki oleh para karyawannya. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi dapat diartikan sebagai wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beranekaragam.

Menurut (Mangkunagara, 2002) kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang diberikan. Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005).

Sejalan dengan hal tersebut, (Pio, 2015) menekankan bahwa karyawan perlu mengimplementasikan perilaku etis dalam perusahaan dengan menunjukkan:

  1. Komitmen dengan hasil pencapaian yang gemilang;
  2. Mengutamakan kepentingan dengan kepuasan nasabah dengan melayani nasabah secara baik;
  3. Menerapkan service excellent;
  4. Pencapaian target dan laporan tepat waktu;
  5. Menjaga nama baik perusahaan;
  6. Menunjukan kinerja yang baik dan sesuai dengan prosedur perusahaan.

Menurut Tan dalam Wibowo (2006), budaya organisasi berdampak pada kinerja jangka panjang organisasi, bahkan mungkin merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi.

Pengaruh kepemimpinan etis merupakan esensi dari kepemimpinan, dan para pemimpin yang berkuasa dapat memiliki kuasa yang cukup besar pada kehidupan para pengikut dan nasib organisasi. Betapa tidak, potensi penyalahgunaan kekuasaan yang besar sekali adalah salah satu alasan begitu banyak orang yang tertarik pada aspek etis kepemimpinan.

Satu alasan adalah kepercayaan publik yang menurun kepada para pemimpin bisnis dan politik, yang diperburuk dengan skandal berulang yang dipublikasikan. Oleh karenanya, prinsip menghargai, melayani, adil, kejujuran serta sifat yang membangun komunitas adalah beberapa faktor yang perlu di miliki oleh serang pemimpin.

Karna kepemimpinan etis merupakan faktor yang paling penting bagi perusahaan, maka nilai-nilai etis dan budaya organisasi perlu di jaga secara baik oleh seorang pemimpin. Kemudian daripada itu sala satu faktor yang penting dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah budaya organisasi.

Kepemimpinan etis merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang.

Kepemimpinan etis banyak dikaitkan dengan sikap jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab, setia, dan dapat menahan diri. Semuanya itu merupakan kualitas baik yang bisa bahkan harus dimiliki oleh seseorang. Dalam suatu organisasi, lembaga, intitusi, atau instansi pemerintah tentunya selalu diisi oleh individuindividu yang saling berinteraksi baik secara vertical maupun horizontal (antara pelaksana dengan pelaksanan ataupun antara pimpinan dengan pelaksana).

Dengan tujuannya untuk memajukan organisasi atau lembaga, institusi atau instansi dimana mereka berkarya. Dalam perjalanannya tentu dari individu-individu tersebut selalu ingin berkreasi dan ingin mencapai hasil yang terbaik. Untuk itulah maka unsur manusia perlu dibina, dikembangkang dan diatur sedemikian rupa agar dapat bekerja sama dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab yang diberikan.