Apa Yang Dimaksud Eating Disorders not Otherwise Specified?

image

Eating disorder not otherwise specified atau EDNOS adalah gangguan makan yang tidak memenuhi kriteria untuk disebut sebagai anoreksia nervosa, bulimia nervosa atau binge eating disorder.

Definisi dan Kriteria Diagnosis Eating Disorders not Otherwise Specified (EDNOS)

Hal yang seringkali dilupakan adalah bahwa separuh dari kasus penyimpangan perilaku makan di komunitas bukanlah anoreksia nervosa maupun bulimia nervosa. Orang-orang ini dikatakan mengalami penyimpangan perilaku makan yang atipikal. American Psychiatric Association menggolongkan orang-orang ini ke dalam sebuah kategori penyimpangan yang disebut dengan Eating Disorders not Otherwise Specified atau EDNOS (Fairburn dan Hill dalam Geissler dan Powers, 2005).

Kriteria diagnosis untuk EDNOS pada DSM-IV dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kriteria Diagnosis untuk EDNOS Menurut DSM-IV (Tiemeyer, 2007)

  • Seorang perempuan yang memenuhi semua kriteria anoreksia nervosa tetapi masih mengalami menstruasi secara normal.
  • Seorang perempuan yang memenuhi semua kriteria untuk anoreksia nervosa tetapi berat badannya masih dalam ambang batas normal (85% berat badan orang dengan usia dan tinggi yang sama).
  • Seseorang yang memenuhi semua kriteria untuk bulimia nervosa tetapi episode binge eating disorder dan perilaku kompensasinya:
    • kurang dari 3 bulan
    • kurang dari 2 kali per minggu
  • Melakukan perilaku kompensasi setelah makan dalam jumlah yang normal atau sedikit (tidak ada episode binge-eating).
  • Terus-menerus mengunyah dan meludahkan sejumlah besar makanan tanpa menelannya.
  • Binge eating disorder (BED)

Hal yang perlu dicatat adalah kriteria di atas bukanlah sebuah daftar kriteria yang mendalam. Diagnosis untuk EDNOS sangatlah subjektif tergantung kepada kondisi riil. Sebagai contoh, jika seseorang mengalami episode bingeing dan purging sesuai dengan ambang batas yang ditetapkan oleh DSM-IV tetapi ia tidak ”terlalu mengutamakan berat badan dan bentuk tubuh dalam mengevaluasi diri”, maka ia tidak tergolong bulimia nervosa. Tetapi lebih cocok jika digolongkan ke dalam EDNOS (Tiemeyer, 2007).

Statistik Eating Disorders not Otherwise Specified

Brown (2005) mencantumkan sebuah studi nasional skala besar dengan sampel sebanyak 6.728 remaja. Hasilnya memperlihatkan 13% remaja perempuan dan 7% remaja laki-laki mengalami EDNOS seperti memuntahkan makanan dengan sengaja, minum obat pencahar, muntah yang disengaja atau binge eating. Sebuah studi lain di Minnesota pada remaja perempuan tingkat 7, menyebutkan 12,12% remaja perempuan melaporkan membuat diri mereka muntah dengan sengaja setidaknya sekali seumur hidup dan 2% menggunakan pencahar atau diuretik untuk mengontrol berat badan.

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan Sizer dan Whitney (2006) memperkirakan 19% mahasiswa putri pernah mengalami gejala bulimik (seperti muntah yang disengaja, menggunakan laksatif atau binge eating) namun belum termasuk ke dalam kategori bulimia nervosa.

Maine (2000) menyebutkan bahwa 9% anak usia 9 tahun di Amerika telah melakukan perilaku muntah untuk menurunkan berat badannya. Sementara itu Eating Disorders Coalition for Research, Policy & Action, Inc (2008) menuliskan bahwa terdapat 13% kasus baru dari remaja putri usia sekolah menengah atas yang melakukan perilaku purging. Sumber lain menyebutkan sekitar 74% remaja putri keturunan Indian Amerika melaporkan melakukan diet dan perilaku purging menggunakan pil diet (NN A, 2008).

Tipe-tipe Eating Disorders not Otherwise Specified

Eating Disorders not Otherwise Specified (EDNOS) memiliki 5 subtipe yaitu :

  1. Atypical anorexia nervosa : perilaku membatasi tetapi tidak memenuhi kriteria berat badan rendah untuk disebut sebagai anoreksia nervosa, individu masih mempunyai berat badan yang normal.

  2. Bulimia nervosa dengan frekuensi rendah dan/ atau durasi terbatas : semua perilaku yang termasuk kriteria bulimia nervosa dilakukan, akan tetapi perilaku binge eating atau perilaku kompensasi dilakukan dengan frekuensi yang lebih rendah dan atau durasinya kurang dari 3 bulan .

  3. Binge eating disorder dengan frekuensi rendah dan/atau durasi terbatas: semua perilaku yang termasuk binge-eating disorder dilakukan, tetapi frekuensinya lebih rendah atau dilakukan kurang dari 3 bulan.

  4. Purging disorder : membersihkan tubuh dari makanan yang telah dimakan secara berulang dengan cara dimuntahkan secara paksa, menyalahgunakan obat pencahar dan diuretik, atau olahraga berlebih. Namun, subtipe ini tidak mengikutsertakan periode binge-eating.

  5. Night eating syndrome : episode makan malam yang berulang, seperti makan setelah terbangun dari tidur malam atau konsumsi makanan berlebihan setelah makan malam. Makan malam ini bukan karena pengaruh eksternal seperti perubahan siklus tidur- bangun individu.

Faktor-faktor Penyebab Eating Disorders not Otherwise Specified

Penyebab perilaku makan menyimpang ini terdiri dari beberapa faktor, faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku makan menyimpang seperti faktor psikologis, biologis, keluarga, sosial budaya, lingkungan dan perilaku. Faktor – faktor tersebut berinteraksi sehingga menyebabkan perilaku makan menyimpang. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor besar yaitu :

  1. Faktor personal : berkontribusi terhadap timbulnya gangguan yang berkaitan dengan berat badan, termasuk didalamnya faktor biologis (genetik, BMI, jenis kelamin, usia, tahap perkembangan), kognitif/afektif (sikap dan pengetahuan gizi), dan psikologis (keinginan untuk kurus, bentuk tubuh, self-esteem, depresi).

  2. Faktor lingkungan sosial : termasuk didalamnya norma sosial budaya ( pandangan mengenai kurus, kebiasaan makan), faktor keluarga ( pola komunikasi, harapan orang tua, perilaku diet orang tua dan saudara), teman sebaya ( perilaku diet, pola makan, perhatian terhadap berat badan), ketersediaan pangan, pengalaman kekerasan, dan pengaruh media.

  3. Faktor perilaku : yang termasuk didalamnya perilaku makan (pola makan, konsumsi fast food, variasi makan), perilaku diet/pengaturan berat badan (frekuensi diet, jenis dan cara yang digunakan), aktivitas fisik, perilaku coping (dengan kegagalan diet, dengan kekecewaan hidup), dan kemampuan berperilaku (kemampuan dalam merespons media).

Dampak dari EDNOS dapat berlanjut ke arah perilaku makan menyimpang yang lebih parah yaitu anoreksia nervosa atau bulimia nervosa jika tidak ditangani dengan baik, selain itu dapat juga mengakibatkan ketergantungan terhadap alkohol, obat-obatan dan depresi. (Mc,Comb,2001).

Referensi:

Geissler, C. & Hilary P. (ed). 2005, Human Nutrition, 11th edition, Elsevier, Churchill Livingstone, London.
Tiemeyer, M. 2007. “Definition of Eating Disorder Not Otherwise Specified”, http://eatingdisorders.about.com.
Brown, J.E. et al. 2005, Nutrition Trough the Life Cycle 2nd edition, Thomson Wadswoth, Belmont.
Sizer, F.S. & Ellie W. 2006, Nutrition Concepts & Controversies 10th edition Thomson-Wadsworth, Belmont
Eating Disorders Coalition for Research, Policy & Action. 2008, “Statistics & Study Findings”, http://www.eatingdisorderscoalition.org/reports/statistics.html.
NN A. 2008, “Prevalence”, http://www.state.sc.us/dmh/anorexia/statistics.htm
McComb, Jacalyn., J. Robert., 2001. Eating Disorder in Women and Children Prevention. Stress Management and Treatment. CRC Press. Washington.