Strategi pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Adapun alternatif strategi pemasaran dapat dilakukan oleh perusahaan salah satunya dengan mengembangkan value proposition atau dapat disebut dengan proposisi nilai sebagai pembentukan merupakan salah satu bagian blok dari model bisnis (bussines model). Sebuah bussines model menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur, 2014).
Adapun empat bidang utama dalam bussines model yaitu, konsumen, penawaran, infrastuktur, dan kelangsungan finansial. Pengembangan value proposition layak digunakan sebagai strategi pemasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aaker (2008) yang menyatakan alasan karena value proposition adalah salah satu hal untuk menciptakan pengembangan strategi yang sempurna sehubungan dengan konsumen, persaingan, dan pasar.
Tujuan pengembangan value proposition ini adalah untuk menjadikan produk atau jasa perusahaan dengan nilai sesuai keinginan dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen, memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan serta memenangkan pasar. Kotler dan keller (2009) menyatakan mengenai proposisi nilai (value proposition) terdiri seluruh kelompok manfaat yang dijanjikan perusahaan untuk disampaikan, proposisi nilai melebihi sekedar positioning inti penawaran.
Penetapan strategi dengan pengembangan value proposition dari suatu produk membuat konsumen dapat lebih mudah membangun loyalitas. Hal ini dikarenakan penawaran dari perusahaan yang melebihi nilai positioning produk yang ditawarkan.
Peran pelanggan dalam model bisnis yang dijalankan oleh sebuah perusahaan mampu mengembangkan laba/profit untuk keberlangsungan hidup perusahaan. Sesuai dengan pendapat Osterwalder & Pigneur (2010) bahwa pelanggan merupakan inti dari sebuah model bisnis. Akan tetapi perusahaan harus mampu membangun sebuah model bisnis yang dapat menciptakan value proposition untuk memenuhi kepuasan pelanggannya.
Value proposition adalah apa yang kita tawarkan pada pelanggan dan mencakup dari beberapa elemen diantaranya adalah keinginan pelanggan, keuntungan yang ditawarkan dan harga (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pelanggan yang terpuaskan akan terus melakukan pembelian, dan sebaliknya pelanggan yang merasa tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebar barita tersebut pada orang lain (Setiadi, 2003).
Penerapan value prososition sudah seharusnya digunakan karena sangat berhubungan dengan strategi pemasaran yang akan diterapkan, karena value proposition adalah salah satu cara untuk menciptakan pengembangan strategi yang sempurna dan sangat berhubungan dengan konsumen, pesaing dan pasar.
Tujuan penerapan value proposition ini adalah untuk menciptakan produk perusahaan dengan nilai yang sesuai dengan keinginan dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen serta memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan untuk dapat memenangkan persaingan di pasar (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Menurut Osterwalder (2012) value proposition adalah alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. value proposition dapat memecahkan masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap value proposition terdiri dari gabungan produk atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik yang manfaatnya dapat ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.
Value Proposition Design
Peta nilai menggambarkan fitur proposisi nilai tertentu dalam model lebih terstruktur dan rinci. Dalam peta nilai terdapat dua bagian yang terdiri dari beberapa elemen. Bagian pertama value map terdiri dari 3 elemen yaitu pain relievers, gain creators dan products & services. Bagian kedua customer profil terdiri dari 3 elemen yaitu customer jobs, pains dan gains (Osterwalder & Pigneur, 2014).
Elemen – elemen Proposisi Nilai (Value Proposition)
Proposisi nilai menciptakan nilai untuk segmen pelanggan melalui paduan elemenelemen berbeda yang melayani kebutuhan segmen tersebut. Nilai dapat bersifat kuantitatif (misalnya harga dan kecepatan layanan) atau kualitatif (misalnya desain dan pengalaman pelanggan).
Daftar elemen-elemen yang sangat panjang berikut dapat berkontribusi pada penciptaan nilai pelanggan. Elemen-elemen proposisi nilai menurut Osterwalder (2014) yaitu: Sifat baru, kinerja, penyesuaian, menyelesaikan pekerjaan, desain, merek/status, harga, pengurangan biaya, pengurangan risiko, kemampuan dalam mengakses dan kenyamanan/kegunaan.
Sebuah value proposition menciptakan nilai untuk setiap konsumen melalui kombinasi yang berbeda dari unsur-unsur yang dapat memenuhi kebutuhan untuk setiap segmen. Nilai yang diberikan dapat berupa kuantitatif (misalnya harga, kecepatan pelayanan) maupun kualitatif (misalnya desain, pengalaman pelanggan, perasaan). Value proposition merupakan suatu alasan yang dapat meyakini target konsumen mengapa harus membeli produk tersebut (Kotler& Armstrong, 2007).
Ada sebelas jenis komponen yang dapat mempengaruhi proses penciptaan nilai pada suatu produk/jasa (Osterwalder & Pigneur, 2010), yaitu :
- Newest (sifat Baru)
- Performance (kinerja)
- Customization (penyesuaian)
- Getting the job done (penyelesaian pekerjaan)
- Design (desain)
- Brand atau Status
- Price (harga)
- Cost reduction (pengurangan biaya)
- Risk reduction (pengurangan risiko)
- Acsessability (kemudahan mengakses)
- Usability (kenyamanan)