Apa yang dimaksud dengan Value proposition?

Value proposition adalah alasan mengapa pelanggan memilih kita dibandingkan yang lain. Salah satu value proposition yang baik adalah manfaat yang menyelesaikan permasalahan pelanggan. Setiap value proposition dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari pelanggan.

Value proposition bisa merupakan cara baru dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Mungkin juga value proposition ini memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi ada nilai tambahnya. Secara praktis value proportion dapat merupakan harga yang murah, pengiriman tepat waktu, pembayaran yang fleksible, kualitas barang, kualitas layanan dan lain sebagainya.

Tentu saja kita harus memberikan value proposition pada target pelanggan yang tepat.

Apa yang dimaksud dengan Value proposition ?

1 Like

Value propositions merupakan gambaran produk atau jasa yang menciptakan nilai bagi segmen pelanggan tertentu. Nilai tersebut yang menjadi alasan pelanggan beralih ke produk laindan memecahkan masalah pelanggan atau memenuhi kebutuhan. Setiap nilai terdiri dari produk atau jasa yang melayani kebutuhan dari segmen pelanggan tertentu.

Nilai dari suatu produk didapatkan dari inovatif, produk baru, atau mirip dengan produk lama yang telah ditawarkan oleh perusahaan lain dengan fitur tambahan.

Value proporsitions menciptakan nilai tambah untuk segmen pelanggan melalui campuran elemen yang berbeda. Nilai tambah dapat dikategorikan menjadi dua yaitu kualitatif, dan kuantitatif. Contoh dari nilai kuantitatif adalah harga lebih murah, jumlah produk yang didapatkan, dan lama pelayanan lebih cepat, sedangkan untuk nilai kualitatif adalah desain yang lebih bagus, kualitas produk lebih awet, dan mudah didapatkan.

Value proposition adalah alasan mengapa konsumen beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dikarenakan dapat memecahkan persoalan atau memenuhi kebutuhan konsumen dengan menggunakan sekumpulan produk atau jasa yang mengikuti persyaratan dari segmen pelanggan (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Menurut Kerin et al. (2013), value proposition dapat memberikan manfaat dan menciptakan nilai untuk pembeli yang ditargetkan. Elemenelemen yang mampu mendorong pembentukan value proposition dijelaskan pada Tabel 2.

image

Value Proposition berdasarkan inovasi dapat memastikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, serta evaluasi value proposition dapat dilakukan dengan pendekatan Business Model Canvas (Bonazzi dan Zilber, 2014). Osterwalder dan Pigneur (2010) menggunakan analisis SWOT pada elemen value proposition untuk melakukan penilaian dan evaluasi yang terfokus pada aspek-aspek berikut.

  1. Strength atau kekuatan
  • Value proposition perusahaan selaras dengan kebutuhan pelanggan.
  • Value proposition perusahaan memiliki dampak jaringan bisnis yang luas.
  • Pelanggan perusahaan sangat puas.
  1. Weakness atau kelemahan
  • Value proposition perusahaan dan kebutuhan pelanggan tidak sejalan
  • Value proposition perusahaan tidak memiliki dampak jaringan
  • Perusahaan sering menerima keluhan
  1. Opportunity atau peluang
  • Perusahaan dapat menghasilkan pendapatan berulang.
  • Perusahaan dapat menentukan kebutuhan tambahan pelanggan.
  • Perusahaan dapat menentukan pelengkap atau perluasan nilai.
  • Perusahaan dapat melakukan pekerjaan lain untuk pelanggan.
  1. Threat atau ancaman
  • Ketersediaan produk dan jasa substitusi.
  • Pesaing mengancam untuk menawarkan harga atau nilai yang lebih baik.
Referensi

http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1021542

Value proposition , menjelaskan mengenai penawaran produk dan jasa yang akan diberikan kepada suatu customer segment tertentu. Proposisi nilai ini yang akan membuat customer memilih perusahaan kita dibandingkan dengan penawaran dari perusahaan lain. Suatu proposisi nilai harusnya dianggap bermanfaat bagi customer segment yang dituju perusahaan. Proposisi nilai yang ditawarkan dapat berupa produk terbaru, kinerja produk/jasa, desain yang unik, status dari brand , harga, kemudahan akses, dan sebagainya.

Osterwalder dan Pigneur (2010) membagi beberapa elemen dalam menciptakan value terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, antara lain newness, performance, customization, design, brand, price, cost reduction, risk reduction, accessibility, dan convenience atau usability.

  • Newness, adalah suatu value yang memuaskan kebutuhan konsumen yang belum pernah terpenuhi karena tidak ada penawaran yang sama pada produk sebelumnya.

  • Performance, suatu value yang muncul pada saat melakukan kinerja secara optimal.

  • Customization, suatu value yang diperoleh dari kebutuhan khusus konsumen atau permintaan khusus dari seorang konsumen.

  • Design, adalah value yang diperoleh dari suatu tampilan prosuk.

  • Brand, adalah value yang mengutamakan nilai jual dari nama suatu produk.

  • Price, adalah value yang paling dominan untuk mearik pembeli. Semakin murah harga sebuah prosuk maka minat pembeli akan semakin besar.

  • Cost reduction, adalah value yang diperoleh dengan membantu konsumen mengurangi biaya.

  • Risk reduction, adalah value yang biasanya diterapkan pada produk- produk asuransi.

  • Accessibility, merupakan value yang muncul pada saat customer mendapatkan akses ke suatu produk atau layanan

  • Convenience/usability, merupakan value yang mempermudah customer untuk melakukan segala sesuatu.

Menurut Finkelstein, et al (2007), value proposition memiliki 6 pilar yang dapat digunakan dalam membentuk value yang ditawarkan. Keenam pilar tersebut digambarkan sebagai berikut :

image

Strategi pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Adapun alternatif strategi pemasaran dapat dilakukan oleh perusahaan salah satunya dengan mengembangkan value proposition atau dapat disebut dengan proposisi nilai sebagai pembentukan merupakan salah satu bagian blok dari model bisnis (bussines model). Sebuah bussines model menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur, 2014).

Adapun empat bidang utama dalam bussines model yaitu, konsumen, penawaran, infrastuktur, dan kelangsungan finansial. Pengembangan value proposition layak digunakan sebagai strategi pemasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aaker (2008) yang menyatakan alasan karena value proposition adalah salah satu hal untuk menciptakan pengembangan strategi yang sempurna sehubungan dengan konsumen, persaingan, dan pasar.

Tujuan pengembangan value proposition ini adalah untuk menjadikan produk atau jasa perusahaan dengan nilai sesuai keinginan dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen, memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan serta memenangkan pasar. Kotler dan keller (2009) menyatakan mengenai proposisi nilai (value proposition) terdiri seluruh kelompok manfaat yang dijanjikan perusahaan untuk disampaikan, proposisi nilai melebihi sekedar positioning inti penawaran.

Penetapan strategi dengan pengembangan value proposition dari suatu produk membuat konsumen dapat lebih mudah membangun loyalitas. Hal ini dikarenakan penawaran dari perusahaan yang melebihi nilai positioning produk yang ditawarkan.

Peran pelanggan dalam model bisnis yang dijalankan oleh sebuah perusahaan mampu mengembangkan laba/profit untuk keberlangsungan hidup perusahaan. Sesuai dengan pendapat Osterwalder & Pigneur (2010) bahwa pelanggan merupakan inti dari sebuah model bisnis. Akan tetapi perusahaan harus mampu membangun sebuah model bisnis yang dapat menciptakan value proposition untuk memenuhi kepuasan pelanggannya.

Value proposition adalah apa yang kita tawarkan pada pelanggan dan mencakup dari beberapa elemen diantaranya adalah keinginan pelanggan, keuntungan yang ditawarkan dan harga (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pelanggan yang terpuaskan akan terus melakukan pembelian, dan sebaliknya pelanggan yang merasa tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebar barita tersebut pada orang lain (Setiadi, 2003).

Penerapan value prososition sudah seharusnya digunakan karena sangat berhubungan dengan strategi pemasaran yang akan diterapkan, karena value proposition adalah salah satu cara untuk menciptakan pengembangan strategi yang sempurna dan sangat berhubungan dengan konsumen, pesaing dan pasar.

Tujuan penerapan value proposition ini adalah untuk menciptakan produk perusahaan dengan nilai yang sesuai dengan keinginan dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen serta memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan untuk dapat memenangkan persaingan di pasar (Osterwalder & Pigneur, 2010).

Menurut Osterwalder (2012) value proposition adalah alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. value proposition dapat memecahkan masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap value proposition terdiri dari gabungan produk atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik yang manfaatnya dapat ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.

Value Proposition Design

Peta nilai menggambarkan fitur proposisi nilai tertentu dalam model lebih terstruktur dan rinci. Dalam peta nilai terdapat dua bagian yang terdiri dari beberapa elemen. Bagian pertama value map terdiri dari 3 elemen yaitu pain relievers, gain creators dan products & services. Bagian kedua customer profil terdiri dari 3 elemen yaitu customer jobs, pains dan gains (Osterwalder & Pigneur, 2014).

Elemen – elemen Proposisi Nilai (Value Proposition)

Proposisi nilai menciptakan nilai untuk segmen pelanggan melalui paduan elemenelemen berbeda yang melayani kebutuhan segmen tersebut. Nilai dapat bersifat kuantitatif (misalnya harga dan kecepatan layanan) atau kualitatif (misalnya desain dan pengalaman pelanggan).

Daftar elemen-elemen yang sangat panjang berikut dapat berkontribusi pada penciptaan nilai pelanggan. Elemen-elemen proposisi nilai menurut Osterwalder (2014) yaitu: Sifat baru, kinerja, penyesuaian, menyelesaikan pekerjaan, desain, merek/status, harga, pengurangan biaya, pengurangan risiko, kemampuan dalam mengakses dan kenyamanan/kegunaan.

Sebuah value proposition menciptakan nilai untuk setiap konsumen melalui kombinasi yang berbeda dari unsur-unsur yang dapat memenuhi kebutuhan untuk setiap segmen. Nilai yang diberikan dapat berupa kuantitatif (misalnya harga, kecepatan pelayanan) maupun kualitatif (misalnya desain, pengalaman pelanggan, perasaan). Value proposition merupakan suatu alasan yang dapat meyakini target konsumen mengapa harus membeli produk tersebut (Kotler& Armstrong, 2007).

Ada sebelas jenis komponen yang dapat mempengaruhi proses penciptaan nilai pada suatu produk/jasa (Osterwalder & Pigneur, 2010), yaitu :

  1. Newest (sifat Baru)
  2. Performance (kinerja)
  3. Customization (penyesuaian)
  4. Getting the job done (penyelesaian pekerjaan)
  5. Design (desain)
  6. Brand atau Status
  7. Price (harga)
  8. Cost reduction (pengurangan biaya)
  9. Risk reduction (pengurangan risiko)
  10. Acsessability (kemudahan mengakses)
  11. Usability (kenyamanan)