Apa yang dimaksud dengan Value for Money?

image

Menurut Mahmudi (2015), menyatakan bahwa Value for Money merupakan konsep penting dalam organisasi sektor publik yang memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang. Pengukuran kinerja value for money adalah pengukuran kinerja untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan efektifitas suatu kegiatan, program, dan organisasi.

Pengembangan indikator kinerja berpusat pada ekonomi, efisiensi, dan efektivitas program dan kegiatan atau yang dikenal dengan 3E. Ekonomis artinya hemat dan cermat dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien artinya berdaya guna dalam penggunaan sumber daya untuk hasil yang maksimal, serta efektif artinya berhasil guna dalam menccapai tujuan dan sasaran.

Apa yang dimaksud dengan Value for Money ?

1 Like

Value for Money merupakan sebuah rangkaian indikator yang unsur- unsurnya merupakan satu kesatuan dari input, output, dan outcome . Kegagalan organisasi sektor publik untuk mendapatkan input dari pada harga yang semestinya menyebabkan tidak terpenuhinya indikator ekonomi. Selanjutnya, input yang terlalu mahal akan mengakibatkan efisiensi yang pada akhirnya akan mengarah pada ketidak efektifnya pencapaian program secara keseluruhan. Berikut ini merupaka skema Value for Money

Value for Money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (Mahmudi, 2015), dimana pengertian dari ketiga konsep tersebut adalah:

  • Ekonomi : konsep ekonomi sangat terkait dengan konsep biaya untuk memperoleh unit input . Ekonomi memiliki pengertian bahwa sumber daya input hendaknya diperoleh dengan harga lebih rendah, yaitu harga yang mendekati harga pasar.

  • Efisiensi : efisien terkait dengan hubungan antara output berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Secara sistematis, efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input atau istilah lain output per unit input .

  • Efektivitas : efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupkan hubungan antara output dengan tujuan.

Sedangkan untuk indikator Value for Money dibagi menjadi dua bagian (Mardiasmo, 2009), yaitu :

  • Indikator alokasi biaya (ekonomi dan efisiensi)
    Ekonomi artinya pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending less) .
    Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang serendah-rendahnya (spending well) .

  • Indikator kualitas pelayanan (efektivitas)
    Efektivitas artinya kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (spending wisely) .

Ada empat langkah dalam pengukuran Value for Money (Mardiasmo, 2009:133), yaitu:

  • Pengukuran Ekonomi
    Ekonomi merupakan pengukuran relatif, pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan. Pertanyaan sehubungan dengan pengukuran ekonomi adalah :

    • Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi?

    • Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat diperbandingkan?

    • Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal?

  • Pengukuran Efisiensi
    Efisiensi merupakan hal penting dalam konsep Value for Money. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.

  • Pengukuran Efektivitas
    Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar atau bahkan tiga kali lebih besar daripada yang telah dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  • Pengukuran Outcome
    Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output , karena output hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan. Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu peran retrospektif yang terkait dengan penilaian kinerja masa lalu dan peran prospektif yang terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang.

Manfaat yang diharapkan dapat diambil dengan adanya implementasi konsep Value for Money pada organisasi sektor publik (Renyowijoyo, 2013:5), antara lain:

  • Efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran;

  • Meningkatkan mutu pelayanan publik;

  • Biaya pelayanan yang murah karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam penggunaan resources;

  • Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik; dan

  • Meningkatkan publik cost awareness sebagai akar pelaksanaan pertanggungjawaban publik.

Value For Money (VFM) merupakan konsep penting dalam organisasi sektor publik (Mahmudi, 2005). Meskipun sama-sama menggunakan kata value dan money. Konsep value for money sangat berbeda pengertiannya dengan konsep time value of money.

Time value of money, memiliki pengertian bahwa nilai uang bisa berubah dengan adanya perubahan waktu, sedangkan value for money memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang (Mahmudi, 2005), hal ini berarti setiap rupiah harus dihargai secara layak dan digunakan sebaik-baiknya.

Sektor publik di indonesia baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah sering di nilai sebagai lembaga yang inefisien, selalu boros dalam menggunakan dana, sumber kebocoran anggaran yang tinggi (korupsi), dan institusi yang selalu merugi dalam melakukan aktivitasnya. Karena itu, tuntutan baru muncul agar pemerintah daerah memperhatikan value for money dalam menjalankan aktivitasnya.

Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang berdasarkan pada tiga elemen utama yaitu: ekonomis, efisien, dan efektif dengan cakupan sebagai berikut:

1. Ekonomis

Dalam arti kehematan yang mencakup hati-hati dan cermat (predency). Dalam pengadaan alokasi sumber daya, serta perolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait pada sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.

Ekonomi menggambarkan hubungan antara harga pasar dan masukan (cost of input) atau dengan kata lain ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan (spendingless). Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis apabila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu ada.

2. Efisien

Hubungan erat dengan konsep produktifitas dalam arti berdaya guna dalam penggunaan sumber daya. Dimana penggunaan sumber daya diminimalkan dan hasilnya yang dimaksimalkan (maximizing benefis and minimizing cost). Efisiensi merupakan perbandingan output/input (cosh of output) yang digunakan dengan dikaitkan pada standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.

Proses kegiatan operasional dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya. Secara matematis, efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input atau dengan istilah lain otput per unit input. Suatu organisasi, program atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya. Atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya.

Sesuai dengan batasan peneliti yang telah dipaparkan pada bagian II, pengukuran value for money pada program pembangunan jalan dan jembatan ini hanya sebatas pada tahun anggaran 2014 pengukuran ini dilakukan dengan membandingkan nilai output yaitu persentase perbandingan jumlah realisasi fisik di lapangan dari setiap kegiatan yang ada dengan jumlah unit fisik yang dianggarkan, dengan nilai input yaitu jumlah persentase antara dana yang digunakan dengan dana yang dianggarkan oleh pemerintah.

Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

image

Sedangkan untuk mengetahui nilai output (keluaran) yang dijadikan indikator untuk mengukur output yakni keadaan/realisasi pencapaian fisik dan lapangan. Nilai Output ini dapat diukur dengan menghitung persentase perbandingan antara jumlah realisasi fisik di lapangan dari setiap kegiatan yag ada dengan jumlah unit fisik yang dianggarkan. Secara matematis dapat dihitung dengan menggunakan formulasi matematis sebagai berikut:

image

Setelah nilai input dan output diketahui, maka selanjutnya pengukuran efisiensi dapat dinyatakan sebagai berikut:

image

3. Efektifitas

Pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan dan sasaran dari target kegiatan (berhasil guna). Efektifitas merupakan hubungan antara keluaran (output) dengan tujuan atau sasaran (outcome) yang harus dicapai. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan, suatu organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan (spending wisley).

Efektivitas adalah keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Nilai efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara outcome dan output. Oleh karena itu perlu diketahui beberapa nilai outcome dan output yang menjadi indikator kinerja dalam program pembangunan jalan dan jembatan.

Value for money menghendaki organisasi bisa memenuhi prinsip ekonomi, efisien, dan efektivitas tersebut secara bersama-sama. Dengan pengertian lain, value for money menghendaki organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah.

Sehingga dalam pengukuran kinerja bukan lagi hanya berdasar pada tingkat serapan anggaran yang maksimal, tetapi capaian hasil yang jadi penentu utama dalam pengukurannya dengan melihat tingkat ekonomis serta efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran. Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money, namun beberapa pihak berpendapat bahwa ketiga elemen saja belum cukup. Perlu ditambah dua elemen lain yaitu keadilan (equity)dan pemerataan atau kesetaraan (equality).

Keadilan berarti setiap masyarakat memiliki kesempatan sosial (sosial opportunity) yang sama untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi tanpa adanya diskriminasi atau hak istimewa atas kelompok tertentu. Kesetaraan mengandung arti bahwa pemerintah mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.

Hal itu juga berarti perlunya dilakukan pemerataan pelayanan sehingga semua masyarakat dapat menikmati pelayanan yang diberikan. Perluasan value for money dengan menambah prinsip keadilan tersebut penting untuk mengindari munculnya eksternalitas serta kegagalan pasar.

Value for money (VfM) merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (Mardiasmo, 2009). Ruang lingkup ekonomi meliputi pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah.

Efisien menyangkut pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu, sedangkan efektivitas berkaitan erat terhadap tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Dalam hal ini tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan Value for Money, yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.

Dari ketiga elemen pokok Value for Money tersebut, beberapa pihak berpendapat bahwa tiga elemen saja belum cukup, sehingga perlu ditambah dua elemen lain yaitu keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality) (Mardiasmo, 2009). Keadilan berarti bahwa semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan, tanpa diskriminasi atau hak istimewa bagi kelompok tertentu.

Pemerataan atau kesetaraan berarti pemerintah harus menerapkan pemerataan pelayanan kepada seluruh masyarakat, dengan mengutamakan pelayanan bagi masyarakat yang lebih membutuhkan. Akuntabilitas publik sesuai dengan karakteristik pelaksanaan good governance yang diberikan oleh United Nation Development Program (UNDP) dalam Mardiasmo (2009), meliputi partisipasi (participation), penegakan hukum (rule of law), transparansi (transparency), daya tanggap (responsiveness), orientasi kepentingan umum (consensus orientation), kesetaraan (equity), efisiensi dan efektivitas (efficiency and effectiviness), akuntabilitas (accountability), dan visi ke depan (strategic vision).

Dalam konteks organisasi pemerintahan, yang dimaksud dengan akuntabilitas publik yakni pemberian informasi kepada publik dan konstituen lainnya yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder) (Mahmudi, 2007). Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik tersebut telah dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien.

Akuntabilitas publik juga terkait dengan kewajiban untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai apa yang telah, sedang, dan direncanakan akan dilaksanakan oleh organisasi publik tersebut. Dalam rangka memperoleh hasil pengukuran metode Value for Money terdapat tiga elemen utama yang dinilai yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Value for Money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik karena kinerja pemerintah tidak bisa dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, tetapi secara terintegrasi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama.

Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama (Mardiasmo, 2009).

Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik dewasa ini adalah: ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value for money yaitu ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan (maximizing benefits and minimazing costs), serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran (Mardiasmo, 2009)

Pengukuran kinerja berdasarkan indikator alokasi biaya (ekonomi dan efisiensi) dan indikator kualitas pelayanan. Dengan demikian teknik ini sering disebut dengan pengukuran 3E yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

  1. Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of input). Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency) dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan perasional dikatakan ekonomis jika dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.

  2. Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Jadi, pada dasarnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dan ekonomi karena kedua-duanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost reduction).

  3. Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely).

Indikator efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara bersama-sama. Karena di satu pihak, mungkin pelaksanaanya sudah dilakukan secara ekonomis dan efisien akan tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Sedang di pihak lain, sebuah program dapat dikatakan efektif dalam mencapai tujuan, tetapi mungkin dicapai dengan cara yang tidak ekonomis dan efisien. Jika program dapat dilakukan dengan efisien dan efkektif maka program tersebut dapat dikatakan cost-effectivenes (Mahsun, 2009).

image

  1. Pengukuran Tingkat Efisiensi Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value for money. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi (Mardiasmo, 2009). Menurut Mahmudi dalam Halim dan Kusufi mengatakan ukuran efisiensi mengukur seberapa baik organisasi mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan output (Halim & Kusufi, 2014).

    Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi (misalnya staff, upah, biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan indikator tersebut memberikan informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran (yaitu efisiensi dari proses internal) (Halim & Kusufi, 2014).
    Mengukur tingkat input dari organisasi sektor publik terhadap tingkat outputnya sektor publik. Pengukuran tingkat efisiensi memerlukan data-data realisasi biaya untuk memperoleh pendapatan dan data realisasi pendapatan. Berikut formula untuk mengukur tingkat efisiensi (Mahsun, 2009) :
    image
    Kriteria Efisiensi adalah :

    • Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x100%) berarti tidak efisien.
    • Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x=100%) berarti efisiensi berimbang.
    • Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x>100%) berarti tidak efisien.
  2. Pengukuran Tingkat Efektivitas Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai kegiatan yang telah ditetapkan. Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir dari suatu pelayanan dikaitkan dengan outputnya (Cost of outcome).

    Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin kontribusi output yang dihasilkan berperan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Pengukuran efektivitas bisa dilakukan hanya dengan mengukur outcome. Suatu pelayanan mungkin dilakukan secara efisien, namun belum tentu efektif jika pelayanan tersebut tidak menambah nilai bagi pelanggan. Oleh karena itu, indikator efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara bersama-sama. Jika suatu program dinyatakan efektif dan efisien, maka program tersebutdapat dikatakan cost-effectiveness (Halim & Kusufi, 2014).

    Efektivitas kinerja keuangan merupakan hasil dari nilai kinerja outcome dengan nilai kinerja output. Pengukuran tingkat efektivitas kinerja memerlukan data-data realisasi pendistribusian dana zakat dan target pendistribusian dana zakat. Analisis tingkat efektivitas kinerja dapat dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi, 2007) :
    image

Menurut Mahsun (2009) kriteria efektivitas adalah :

  • Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x100%) berarti efekktif.
  • Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x=100%) berarti efektivitas berimbang.
  • Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x>100%) berarti efekktif.
Referensi

Zulfah, A R. 2017. Analisis Pengukuran Efisiensi Dan Efektivitas Kinerja Pengelolaan Dana Zakat Pada Organisasi Pengelola Zakat (Studi Pada Baznas Kabupaten Sragen Tahun 2013 – 2015). Skripsi. Jurusan Akuntansi Syariah FEBI UIN Surakarta.

Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu :

  1. Ekonomi merupakan perolehan input dengan kualitas dan kuantitas dengan harga terendah. Ekonomi berkaitan dengan pengkonversian input primer berupa sumber daya keuangan (uang/kas) menjadi input sekunder berupa tenaga kerja, bahan, infrastruktur, dan barang modal yang dikonsumsi untuk kegiatan operasi organisasi.

  2. Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimal pada input tertentu dengan penggunaan terendah untuk mencapai target, maka efisiensi perbandingan output/input. Output berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.

  3. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.

Manfaat Value for money

  1. Meningkatkan efektivitas pelauanan publik, bertujuan supaya pelayanan yang dibelikan sesuai dengan target.

  2. Meningkatkan mutu pelayanan publik.

  3. Menurunkan biaya pelayanan publik agar pemborosan hilang dan terjadi penghematan dalam penggunaan input.

  4. Alokasi belanja yang lebih pengutamakan kepentingan publik.

  5. Meningkatnya kesadaran akan uang publik ( public costs awareness ) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik.

Indikator Value for money

  1. Indikator Alokasi Biaya (Ekonomi dan Efisiensi)

Ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik ( spending less ). Ekonomi mempunyai pengertian bahwa sumber daya input hendaknya diperoleh dengan harga lebih rendah yang mendekati harga pasar. Ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup pengelolaan dengan hati-hati atau cermat ( prudency ) dan tidak ada pemborosan.

  1. Indikator Kualitas Pelayaan (Efektivitas)

Efektifitas adalah proses kegiatan yang mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan ( spending wisely ). Suatu organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.

Langkah-langkah Pengukuran Value for money

1. Pengukuran Ekonomi

Pengukuran ekonomi merupakan pengukuran mempertimbangkan masukan yang digunakan. Ekonomi merupakan ukuran yang relatif. Pernyataan yang berhubungan dengan pengukuran ekonomi adalah:

  • Apakah biaya organisasi lebih besar daripada yang dianggarkan oleh organisasi?

  • Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat diperbandingkan?

  • Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal?

Pengukuran ekonomi membutuhkan data-data anggaran pengeluaran dan realisasinya. Untuk mencocokan seberapa besar tingkat ekonomis suatu anggaran berdasarkan pengeluaran yang dilakukan oleh organsasi sektor publik.

2. Pengukuran Efisiensi

Efisiensi dapat diukur dengan rasio antara output dengan input. Apabila semakin besar output dibandingkan input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Secara matematis, efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input atau dengan istilah lain output per input.

3. Pengukuran Efektivitas

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dinyatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas hanya menilai apakah suatu program/kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.