Seseorang yang sulit atau tidak mungkin untuk dipekerjakan. Hambatan untuk pekerjaan mungkin timbul dari fisik. kelainan mental, budaya, atau moral. Dalam semua kasus, ini masalah tingkatan: fisik orang dan cacat mental bervariasi dalam tingkat keparahan. Cacat fisik membatasi jangkauan pekerjaan yang bisa diisi orang: misalnya, orang buta tidak bisa menjadi pengemudi, atau orang tuli telefonis. Masalah mental juga membatasi berbagai kemungkinan pekerjaan: untuk beberapa kecerdasan kerja itu penting, tetapi ada banyak pekerjaan berulang yang bodoh orang bisa melakukannya dengan baik sementara yang pintar menjadi terlalu bosan untuk bekerja dengan baik.
Masalah bahasa membatasi pekerjaan yang terbuka untuk beberapa kelompok minoritas.
Kesulitan paling parah muncul dengan cacat moral: sangat sulit mempekerjakan pencuri biasa, pemabuk yang kejam, atau mereka yang memiliki masalah narkoba parah. Seberapa besar kemungkinan mereka yang memiliki masalah kelayakan kerja untuk memiliki pekerjaan bergantung pada keadaan pasar tenaga kerja secara keseluruhan. Jika pekerja biasa kelebihan pasokan, majikan menghindari biaya tambahan yang terlibat dalam mempekerjakan kasus masalah. Jika tenaga kerja sangat langka, pengusaha merasa ada gunanya menyesuaikan pekerjaan sedikit agar sesuai penyandang cacat, untuk memberikan pelatihan khusus bagi pekerja dengan kesulitan bahasa,
dan untuk menghadapi pelanggaran tingkat sedang, terutama oleh orang-orang yang pandai dalam pekerjaan mereka saat mereka muncul dalam keadaan sadar.
Referensi
John Black - A Dictionary of Economics-Oxford University Press (1997)