Apa yang dimaksud dengan Two way symmetrical model?

Two way symmetrical model merupakan salah satu dari model dalam manajemen komunikasi yang dilakukan Humas, baik secara konseptual maupun secara praktisi.

Apa yang dimaksud dengan Two way symmetrical model?

Two way symmetrical model merupakan salah satu dari model dalam manajemen komunikasi yang dilakukan Humas, baik secara konseptual maupun secara praktisi.

Dalam model ini, Humas melakukan kegiatan berdasarkan penelitian dan menggunakan teknik komunikasi untuk mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman publik secara strategik.

Model ini lebih dapat diterima dan dianggap lebih etis dalam hal penyampaian pesan, informasi, komunikasi yang dapat membujuk untuk membangun saling pengertian, pemehaman, dan mempercayai antara kedua pihak belah pihak.

Dalam model two way symmetrical, pada akhirnya para praktisi berperan sebagai mediator antara organisasi dan publik mereka. Praktisi public relation biasanya menggunakan ilmu sosial dan metode-metode ilmu sosial. Mereka biasanya menggunakan teori-teori komunikasi lebih sering daripada teori persuasi untuk perencanaan dan evalusi public relation. Untuk memahami model ini, secara lebih rinci ciri-ciri model ini adalah :

  1. Model komunikasi two-way symmetrical mempunyai tujuan untuk membentuk keadaan saling memahami.
  2. Pada model ini, komunikasi dilakukan dalam komunikasi dua arah dengan efektif yang seimbang.
  3. Komunikasi yang terjadi dalam model ini adalah model komunikasi dari kelompok ke kelompok.
  4. Penelitian dalam model ini biasanya formatif, untuk mengevaluasi pemahaman. Presentase penggunaan model two way syemmetrical ini adalah 15%

Two way symmetrical model ini mengarah pada “ telling the truth to public.” Model komunikasi ini diterapkan kepada publik dengan menggunakan penelitian untuk menfasilitasi hal yang diharapkan oleh publik daripada untuk mempersuasi publik.

Dalam pandangan Grunic, dalam model two way symmetrical adalah pendakatan yan sangat baik untuk diterapkan dalam pekerjaan public relation. Untuk memahami model two way symmetrical ini, Grunic mengidentifikasi suatu teori normative menangani public relation yang menganut two way symmetrical. Berdasarkan teori ini, Public Relation yang menganut two wat symmetrical ini memiliki karakter:

  1. Adanya saling tergantung dan pembinaan hubungan
    Ketergantungan dan pembinaan hubungan tesebut memunculkan kurangnya konflik, perjuangan, dan saling berbagi misi.
  2. Adanya keterbukaan, saling percaya dan saling memahami.
  3. Konsep kunci mengenai negoisasi, kolaborasi dan mediasi.
  4. Perlunya dikembangkan suatu aturan bagi proses dan strategi.

Menurut Grunic, dalam pratiknya manajer perusahaan dalam manajemen komunikasi mempraktikkan model asimetris dua arah ( two way asymmetrical model) dan model simetris dua arah ( two way symmetrical model).

Pada model hubungan ini, komunikasi yang dilakukan antara public relation dengan media masa adalah komunikasi dalam dua arah dengan efek yang seimbang. Komuniktor dan komunikan memberikan dan menerima informasi dengan porsi yang seimbang.

Teori Humas Model Two way symmetrical

Dalam kaitanya dengan kegiatan yang dijalankan oleh kedua belah pihak yaitu humas dan media, james grunig memaparkan model humas yaitu mengenai model humas yaitu model two way symmetrical sebagai bentuk pendekatan yang dijalankan oleh humas. Model tersebut adalah satu model dari empat model yaitu model press agentry, model publik information, dan model two way asymmetric.

Model two way symmetrical adalah model komunikasi simetris dua arah timbal balik yang menggambarkan bahwa propaganda kampanye dilakukan melalui komunikasi dua arah timbal balik yang seimbang. Model ini mampu memecahkan atau menghindari terjadinya suatu konflik dengan memperbaiki pemahaman publik secara strategis agar dapat diterima dan dianggap lebih etis dalam penyampaian pesan-pesan (informasi) melalui teknik komunikasi membujuk untuk membangun saling pengertian, dukungan dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Grunig mengidentifikasi suatu teori normative mengenai publik relations yang menganut two way symmetrical adalah memiliki karakter:

  1. Adanya saling ketergantungan dan pembinaan hubungan

  2. Ketergantungan dan pembinaan hubungan tersebut memunculkan kurangnya konflik, perjuangan dan saling berbagi misi

  3. Adanya keterbukaan, saling percaya dan saling memahami

  4. Konsep kunci mengenai negosiasi,kolaborasi dan mediasi

  5. Perlu di kembangkan suatu aturan bagi proses dan strategi

Pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang harmonis antara publik relations dan publiknya akan berjalan baik jika didukung dengan komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas,keterbukaan dan konsisten terhadap langkah yang diambil untuk memperoleh keyakinan orang lain.

Komunikasi yang dilakukan dalam teori model ini berfungsi sebagai alat negosiasi dan kompromi agar kedua belah pihak merasa saling diuntungkan dan terjalin hubungan yang baik. Organisasi benar-benar memperhatikan kepentingan publiknya. Lebih khusus, manajer senior mungkin mengubah pengetahuannya, bagaimana ia merasa dan cara organisasi bertindak sebagai hasil komunikasi yang simetris. Dalam teori permainan, organisasi menerapkan “ Positive sum game; both your organization and publics involved can win as a result of negotiation and compromise (organisasi dan publik dapat sama-sama “menang” sebagai hasil negosiasi dan kompromi)

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/16461/5/Bab%202.pdf