Apa yang dimaksud dengan terrarium?


Terrarium adalah tanaman yang ditanam di dalam wadah yang terbuat dari kaca. Diibaratkan, wadah kaca ini merupakan pot yang menjadi tempat tumbuhnya tanaman.

1 Like

Terarium merupakan cara menanam tanaman hias di dalam wadah kaca tembus pandang dan ditata sehingga nampak seperti taman. Pada tahun 1892 terarium ditemukan secara tidak sengaja oleh Dr. Nathaniel Ward dengan meletakkan segumpal tanah untuk kepompong ngengat raksasa dari kepompongnya yang diletakkan pada toples kaca dengan tutup dari logam yang kemudian setelah keluarnya kepompong menjadi kupu-kupu ditemukannya tumbuhan hijau yang tumbuh pada tanah itu. Toples itu menjadi terarium pertama. Sekitar tahun 1945, kalangan bangsawan di Indonesia terutama yang dekat dengan lingkungan perumahan petinggi Belanda, telah mengenal terarium dengan nama bottle garden. Botol-botol minuman keras yang bentuknya unik dan berukuran besar sempat menjadi model terarium dan banyak koleksi. Tanaman dalam bottle garden tumbuh subur dengan perawatan yang sangat sedikit dan dapat bertahan sampai puluhan tahun (Saidah Lilis, 2017)

Jenis Terrarium :
Berdasarkan wadahnya, terarium terbagi menjadi tiga jenis, yang pertama terarium terbuka (open air terrarium), yang mana terarium jenis ini ditempatkan pada wadah yang tidak memiliki tutup atau juga wadah yang tidak memiliki sisi. Yang kedua adalah terarium terbuka (self-contained terrarium), jenis terarium ini ditempatkan pada wadah benar-benar tertutup. Membuat terarium dengan wadah tertutup akan jauh lebih menantang karena selain kita harus mengasah kemampuan tangan dalam membuatnya, terarium jenis ini juga menantang perawatannya. Yang ketiga adalah terarium hewan (an animal terrarium), terarium jenis ini merupakan terarium yang digunakan untuk meletakkan jenis hewan kecil seperti kadal, cicak, kura-kura, ikan,

2 Likes

Kehidupan diperkotaan yang dipenuhi dengan polusi membuat berbagai warganya berusahan berinovasi untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan menghijaukan tanaman. Salah satu cara yang digunakan dengan menanam berbgai macam jenis tenaman yang berfungsi sebagai penghijauan dan penghilang polusi. Namun sayangnya, lahan yang digunakan sebagai media tanam cukup terbatas, sehingga diperlukan kreativitas dalam menanam. Salah satunya dengan teknik terrarium.

Terarium pada awalnya dikenal dengan wardian case yang oleh penemunya (Nathaniel Ward) digunakan untuk penelitian di laboratorium dengan memanfaatkan tabung-tabung yang ada di laboratorium. Ward sebelumnya telah menanam tanaman di lingkungan luar, tetapi karena terjadinya polusi udara di London, tanaman menjadi mati. Hal yang dilakukan oleh Ward adalah dengan membuat miniatur greenhouse. Dalam wardian case (miniatur greenhouse) ini, tanaman tropis yang sensisitif dapat terlindungi dari kadar garam, air atau perubahan cuaca yang ekstrim, bahkan tanaman akan tetap segar dan prima, dan bertahan hingga 15 tahun (Kristiani, 2002).

Penemuan Ward juga pernah diabadikan oleh keluarga kerajaan Inggris pada jaman dinasti Victoria dengan membuat rumah kaca mini di tengah kebun raya kerajaan dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi 150,75, 110 cm. Kerangka rumah kaca terbuat dari logam perunggu dan tanaman yang ditanam sekitar 65 tanaman jenis pakis dan suplir (Kristiani, 2008).

The wardian case telah dibakukan dalam bahasa Indonesia menjadi terarium. Di Indonesia, terarium banyak diperkenalkan oleh orang-orang yang pulang dari belajar di luar negeri dan telah banyak diteliti untuk diadaptasikan ke dalam kondisi dan iklim Indonesia yang hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Terarium dikenal sebagai tanaman yang ditanam dalam wadah kaca, dan biasanya berupa tanaman mungil. Pada awalnya tanaman yang digunakan dalam terarium terbatas hanya kaktus dan pakis, namun demikian seiring dengan perjalanan waktu, tanaman yang digunakan menjadi lebih bervariasi. Beberapa penelitian juga dilakukan, misalnya oleh Ani Kristiani yang melakukan modifikasi terhadap beberapa jenis tanaman yang akan digunakan. Selain tanaman, wadah dan media pun mengalami modifikasi seiring dengan kebutuhan terarium (Kristiani, 2002).

Ada beberapa manfaat terarium, diantaranya adalah sebagai media pembelajaran untuk lebih mengenal lingkungan hidup, diantaranya untuk memepelajari peranan dan fungsi terarium sebagai miniatur ekosistem, penelitian dan untuk keindahan (estetika).

Kelebihan dari terarium adalah :

  • Tidak membutuhkan ruang yang luas untuk hidup,
  • Pemeliharaannya tidak terlalu intensif,
  • Biaya yang dikeluarkan lebih sedikit,
  • Mempunyai nilai estetika yang lebih tinggi,
  • Memiliki nilai ekonomi, dan
  • Memiliki nilai edukasi yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan taman pada umumnya, karena apabila seorang peserta didik diberikan tanggungjawab

Menurut Nurhayati (2004) tanaman yang bisa digunakan beragam, tergantung dari jenis terarium yang akan kita buat.Terdapat empat macam jenis terarium, yaitu :

  1. Terarium yang membutuhkan cahaya banyak (500 fc) dan air sedikit (50-70 ml/minggu)
  2. Terarium yang membutuhkan cahaya banyak (200-500 fc) dan air sedang (100 ml/3 hari)
  3. Terarium yang membutuhkan cahaya sedang (200-400 fc) dan air sedang (75-100 ml/3-7 hari)
  4. Terarium yang membutuhkan cahaya sedikit (< 200 fc) dan air banyak (100-125 ml/minggu)

Secara umum ada beberapa syarat tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan terarium, yaitu

  1. Toleran terhadap cahaya dan kelembaban
  2. Berukuran kecil atau pertumbuhannya lambat
  3. Dipilih tanaman hias daun yang bersifat perennial, dan
  4. Dalam satu wadah dipilih tanaman dengan lingkungan hidup yang sama (Nurhayati, 2004).

Cara Pembuatan


Sebelum membuat terarium kita terlebih dahulu harus menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Salah satu bahan yang penting adalah wadah kaca yang akan digunakan. Wadah kaca tersebut harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kuat dan tembus pandang. Ukuran dan bentuk wadah kaca bisa disesuaikan dengan tema, jenis dan volume tanaman serta penataannya dalam wadah tersebut.

Bahan-bahan yang harus disiapkan antara lain media tanam yang berupa Tanaman hias dapat dikategorikan menjadi tiga macam berdasarkan kebutuhan cahayanya, yaitu tanaman yang membutuhkan cahaya banyak, tanaman tanaman yang membutuhkan cahaya dengan intensitas sedang dan tanaman yang membutuhkan cahaya dengan intensitas sedikit.

  • Tanaman yang membutuhkan cahaya banyak antara lain keluarga Cactaceae (Kaktus-kaktusan), Bromelia (nanas-nanasan) dan Bromelia sp.

  • Tanaman yang membutuhkan cahaya dengan intensitas cahaya sedang antara lain Begonia, Ficus repens, Marantha, Philodendron, Dracaena, Pilea, Peperomia dan Violces.

  • Tanaman yang hanya membutuhkan cahaya dengan intensitas sedikit antara lain Adiantum, Anthurium, Aglaonema, Syngonium, Chamaedora, Diffenbachia, Fittonia

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan terarium adalah alat-alat yang ada di sekitar kita. Bahkan kita tidak harus membeli khusus untuk pembuatan terarium, karena seringkali alat-alat tersebut sudah ada di dalam rumah namun dimanfaatkan untuk keperluan yang lainnya. Alat- alat tersebut antara lain corong, sekop dan garpu kecil, sumpit, alat pengeras media, spon dan kain lap, gunting dan cutter, sprayer, kertas koran, ember kecil dan acesoris tambahan untuk hiasan. Aksesoris ini dapat berupa patung-patung kecil, baik yang terbuat dari tanah liat, plastik, keramik, maupun batu (Nurhayati, 2004).

Dalam proses peletakan media kita dapat menggunakan bantuan alat corong dan sendok. Jika media yang sudah ada telah diletakkan di dalam wadah kaca, selanjutnya adalah menanam tanaman yang telah kita tentukan sebelumnya berdasarkan tema dan kesesuaian dengan wadah yang kita gunakan. Penanaman tanaman dapat dibantu dengan kawat penjepit maupun sumpit. Dalam menata tanaman disesuaikan dengan selera si pembuat, dan tidak ada aturan yang baku. Usahakan dalam penanaman tanaman tidak terlalu rimbun karena jumlah nutrisi yang tersedia di dalam wadah sangat terbatas.

Langkah selanjutnya adalah memberikan aksesoris berupa pasir halus atau zeolit atau dapat juga diberikan patung-patung kecil maupun pernak pernik kecil sesuai dengan selera kita. Setelah semua tanaman dan aksesories terpasang maka dilakukan penyiraman dengan menggunakan sprayer. Setelah cukup basah namun tidak sampai tergenang kita lakukan pembersihan wadah dengan menggunakan tisyu, agar terrarium yang kita buat terlihat bersih dari air siraman maupun sisa-sisa media yang menempel. Langkah terakhir adalah pemberian hiasan seperti pita di leher atau mulut wadah kaca.

Dalam pemeliharaannya, terarium membutuhkan :

  1. Penyiraman, disesuaikan dengan tanaman yang ada di dalam wadah kaca ada yang perlu penyiraman dengan intensitas tinggi hingga jarang.
  2. Pengaturan cahaya, disesuaikan juga dengan jenis tanaman.
  3. Pemangkasan, dilakukan jika tanaman sudah muali rimbun atau keluar dari wadah.
  4. Pembersihan wadah, dilakukan setelah penyiraman maupun jika ada daun-daun kering yang gugur.
  5. Pengaturan suhu ruang tempat simpan.
  6. Pemupukan, jika diperlukan
  7. Pengendalian hama dan penyakit tumbuhan, jika diperlukan

Referensi

1 Like

Terrarium merupakan teknik bertanam dalam wadah transparan (misal toples bekas berbentuk bola, aquarium bekas, botol besar, dan lain-lain) yang di dalamnya ditanami tanaman kecil dengan menggunakan media tertentu serta dihias sehingga membentuk miniatur taman yang menarik. Salah satu tanaman yang biasa ditanam dengan teknik terrarium adalah jenis Senssivera. Tanaman ini dikenal manfaatnya mampu menyerap panas serta gas-gas polutan. Bertanam terrarium ini menjadi solusi yang murah dan mudah untuk mengantisipasi radiasi secara sederhana.

Terrarium memenuhi prinsip 3R, yaitu Reduce, Reuse, Recycle . Dengan bertanam terrarium berarti menghemat air, hemat lahan, serta mengurangi polusi udara ( Reduce ), memanfaatkan kembali wadah-wadah yang sudah tidak terpakai seperti toples bekas ( Reuse ) serta memanfaatkan kotoran hewan sebagai komposnya ( Recycle ).

Untuk konsep Reduce, terrarium merupakan solusi yang paling mudah. Keterbatasan lahan yang dimiliki sekarang bukanlah halangan untuk memelihara dan mendapatkan kesenangan dari tanaman hias karena tanpa lahan besar, hanya dengan wadah kecilpun juga bisa memiliki tanaman hias yang menarik. Terrarium pun terbukti menjadi teknik bertanam hemat air karena medianya mampu menyimpan cadangan air dan menjaga kelembaban akar sehingga kebutuhan akan air bisa lebih dikontrol. Dengan demikian, konsep Reuse sangat kental sekali terlihat dalam terrarium. Wadah-wadah bekas berbahan kaca sebagai limbah rumah tangga yang sudah tidak terpakai dapat dimanfaatkan kembali sebagai wadah untuk terrarium. Berarti dengan bertanam terrarium dapat menghemat biaya tanam dan ikut mengurangi masalah limbah rumah tangga. Untuk pupuknya terrarium hanya membutuhkan kompos. Kompos tersebut dihasilkan melalui pemanfaatan kotoran hewan ( Recycle ).

Referensi

Charina, A., Kusumo, R. A. B., & Deliana, Y. 2012. Terrarium Sebagai Solusi Cara Bercocok Tanam Hemat Air, Lahan, Serta Pengurangan Polutan Pabrik di Desa Nasol dan Sindangsari Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat . 1(1): 1-5.

Terarium dalam bahasa inggris yaitu terrarium, merupakan kontainer tembus pandang untuk bercocok tanam. cara bercocok tanam ini sudah dilakukan lama berselang, kurang lebih 2500 SM di Yunani. Terrarium yang dikenal sekarang menjadi kombinasi dari terrarium masa awal, dan umumnya kita definisikan sebagai kontainer kaca atau plastik transparan yang dipenuhi dengan macam tanaman-tanaman kecil, beberapa dibiarkan tertutup, meskipun kebanyakan terrarium tetap bersentuhan dengan udara luar.

banyak manfaat yang didapatkan dengan membuat terrarium yakni

  1. aksesoris unik dan pemanis rumah atau perkantoran
  2. bercocok tanam tanpa debu dan tanah bertebaran (bersih dan indah adalah istilah yang tepat sewaktu menempatkan tanaman berkontainer kaca dalam ruangan)
  3. cara untuk mengamati dan mempelajari tanaman dari jarak dekat
  4. kemudahan perawatan dan meminimalisir pemupukan
  5. media inspirasi
  6. memunculkan nilai keindahan dan seni
  7. menciptakan ekosistem buatan bagi tanaman
  8. mengatasi keterbatasan lahan untuk bercocok tanam

Sumber :
Sulianta, Feri. 2020. Terarium Taman Mini pada Bola Kaca.