Apa yang dimaksud dengan Teori Subculture?


Apa yang dimaksud denga Teori Subculture ?

Pada dasarnya, teori Subculture membahas dan menjelaskan bentuk kenakalan remaja serta perkembangan tipe gang. Sebagai social heritage, teori ini dimulai tahun 1950-an dengan bangkitnya perilaku konsumtif kelas menengah Amerika. Kenakalan adalah masalah kelas bawah serta geng adalah bentuk paling nyata dari pelanggaran tersebut. Teori Subculture sebenarnya dipengaruhi oleh kondisi intelektual ( intelctual Haritage ) aliran Chicago, konsep Anomie Robert K. Merton dan Solomon Kobrin yang melakuka pengujian terhadap hubungan antara geng jalanan dengan laki-laki yang berasal dari komunitas kelas bawah ( Lower Class ). Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa ada ikatan antara hierarki politis dan kejahatan terorganisir. Karena ikatan tersebut begitu kuat sehingga Kobrin mengacu kepada kelompok pengontrol tunggal ( single controlling group ) yang melahirkan konsep komunitas integritas.

Dalam kepustakaan kriminologi dikenal ada dua teori Subculture yaitu: yang pertama; Teori Delinquent Sub-Culture. Teori ini dikemukakan oleh Albert k. Cohen yang berusaha memecahkan masalah bagaimana kenakalan Sub-Culture dimulai denga menggabungkan teori Disorganisasi Sosial dari Shaw dan McKay, Teori Differntial Asociation dari Edwin H Sutherland an Teori Anomie. Cohen berusha menjelaskan terjadinya peningkatan perilaku delinquent didaerah kumuh ( Slum ). Oleh karena itu konklusi dasarnya menyebutkan bahwa perilaku delinquent dikalangan remaja, usia muda, masyarakat kelas bawah, merupakan cermin ketidakpuasan terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah yang mendominasi kultur Amerika.

Secara sosiologis, sebuah subkultur adalah sekelompok orang yang memiliki perilaku dan kepercayaan yang berbeda dengan kebudayaan induk mereka. subkultur dapat terjadi karena perbedaan usia anggotanya, ras, etnisitas, kelas sosial, dan/atau gender, dan dapat pula terjadi karena perbedaan aesthetik, religi, politik, dan seksual; atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

Anggota dari suatu subkultur biasanya menunjukan keanggotaan mereka dengan gaya hidup atau simbol-simbol tertentu. Karenanya, studi subkultur seringkali memasukan studi tentang simbolisme (pakaian, musik dan perilaku anggota sub kebudayaan) dan bagaimana simbol tersebut diinterpretasikan oleh kebudayaan induknya dalam pembelajarannya.

Secara harfiah, subkultur terdiri dari dua kata. Sub yang berarti bagian, sebagian dan kultur kebiasaan dan pembiasaan Tapi secara konseptual, subkultur adalah sebuah gerakan atau kegiatan atau kelakuan (kolektif) atau bagian dari kultur yang besar. Yang biasanya digunakan sebagai bentuk perlawanan akan kultur mainstream tersebut. Bisa berupa perlawanan akan apa saja; agama, negara, institusi, musik, gaya hidup dan segala yang dianggap mainstream. Secara kasar itu bisa diartikan juga sebagai 'budaya yang menyimpang.

Konsep subkultur merupakan hal yang berdaya mobilitas mengkonstitusi obyeknya dari studi. Hal ini merupakan suatu istilah klasifikatori yang mencoba memetakan dunia sosial didalam suatu tindakan terhadap representasi. Keakuratan sub kultur bukan pada sejauh mana mampu berfungsi dalam pemakaiannya. Kata Sub bermakna sebagaI istilah dan menunjukan pembedaan dengan jelas arus utama budaya dominan dalam masyarakat. Dengan kata lain, sub kultur dimaksudkan agar bagian masyarakat tertentu mampu memaknai hidup secara baru sehingga dapat menikmati kesadaran menjadi yang lain dalam perbedaan terhadap budaya dominan masyarakat.

Chicago School mengidentifikasi bahwa reaksi subkultur lahir bukan sebagai fenomena reaksi individual tetapi reaksi kelompok terhadap problem kelas, the haves and the haves not. Penolakan terjadi pada kaum kelas pekerja terhadap kelompok kelas menengah. Dalam bahasa kategori Charles Wright, kelas dalam struktur kelas masyarakat dibagi 3(tiga) bagian yaitu (kolaborasi pejabat tinggi pemerintahan, pengusaha dan pimpinan militer), Kerah Putih (para eksekutif berupah tinggi), dan Kerah Biru (pekerja biasa).