Teori sistem dunia muncul sebagai kritik atas teori modernisasi dan teori dependensi. Menurut Immanuel Wallerstein, dunia adalah sistem kapitalis yang mencakup seluruh negara di dunia tanpa kecuali. Menurutnya, dunia terlalu kompleks jika dibagi atas dua kutub saja (negara pusat dan negara pinggiran) karena ada pula negara yang tidak termasuk dalam kedua kategori itu. Wallerstein menambahkan bahwa dunia kapitalis dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
-
Negara core atau pusat;
-
Semi-periferi atau setengah pinggiran;
-
Negara periferi atau pinggiran.
Teori sistem dunia yang dipelopori Immanuel Wallerstein sebenarnya merupakan kelanjutan dari teori ketergantungan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, teori ketergantungan dianggap tidak dapat menjelaskan kemajuan yang terjadi di negara pinggiran sehingga teori sistem dunia mencoba menjelaskan kemajuan di negara pinggiran (Arief Budiman, 2000).
Wallerstein membagi tiga kelompok negara: pusat, setengah pinggiran, dan pinggiran. Perbedaan ketiga kelompok ini terletak dalam kemampuan ekonomi dan politiknya. Kelompok terkuat adalah negara pusat, yang dalam batasan tertentu, mereka dapat memanipulasi sistem dunia sedemikian rupa sehingga menguntungkan mereka. Sementara itu, negara setengah-pinggiran adalah negara opportunis, yang menangguk keuntungan dari eksploitasi negara pinggiran oleh negara pusat.
Pendekatan Teori Sistem Dunia
Teori sistem-dunia adalah perspektif makrososiologi yang berupaya menjelaskan dinamika “ekonomi dunia kapitalis” sebagai sistem yang bersifat total. Pendekatan ini digunakan oleh Immanuel Wallerstein, terutama melalui karya The Rise and Future Demise of the World Capitalist System: Concepts for Comparative Analysis (1974). Pada 1976 Wallerstein memublikasikan bukunya yang berjudul The Modern World System I: Capitalist Agriculture and the Origins of the European World-Economy in the Sixteenth Century . Dengan karya tersebut, Wallerstein memberikan kontribusi besar di dalam pemikiran sejarah dan sosiologi dan memancing berbagai respons dan inspirasi bagi pemikir lainnya.
Konsep-konsep utamanya dan blok bangunan intelektualnya berhasil menancapkan dampak sekaligus sambutan hangat dari negara-negara berkembang. Kajian Wallerstein mencakup sosiologi sejarah dan sejarah ekonomi. Karena tekanannya yang begitu besar terhadap pembangunan dan ketimpangan antarbangsa-bangsa, teoriteorinya dianut oleh para teoretikus dan praktisi pembangunan.
Kombinasi ini membuat Proyek Sistem-Dunia bermakna intelektual sekaligus politik. Selain itu, pendekatan Wallerstein bersifat praxis, dalam arti adanya korelasi antara teori dan praktik. Sementara itu, tujuan aktivitas intelektual adalah menciptakan pengetahuan yang membongkar struktur-struktur tersembunyi yang memungkinkan seorang intelektual bertindak dan mengubah dunia.
Ada tiga blok bangunan intelektual dari teori sistem-dunia yang dirujuk Wallerstein, yaitu sekolah Annales, Marx, dan teori ketergantungan ( dependency theory ). Blok bangunan ini diasosiasikan dengan pengalaman hidup Wallerstein dan keterlibatannya dalam berbagai isu, teori, dan situasi. Teori sistem-dunia berutang pada sekolah Annales yang diwakili oleh Fernand Braudel mengenai pendekatan kesejarahan ( historical approach ).
Teori sistem-dunia juga mengadaptasi teori ketergantungan (dependency theory). Dari teori ini Wallerstein menjelaskan pandangan neoMarxis mengenai proses pembangunan, yang populer di negaranegara berkembang yang di antara tokohnya adalah Fernando Henrique Cardoso. Teori ketergantungan memahami “peripheri” dengan cara melihat relasi pusat-pinggiran yang tumbuh di kawasan periperal, seperti Amerika Latin. Dari sanalah kritik terhadap kapitalisme global sekarang ini berkembang.
Kritik terhadap Teori Sistem Dunia
Kritik yang dilontarkan terhadap teori sistem dunia adalah bahwa teori sistem dunia terlalu memerhatikan dinamika eksternal tanpa memerhatikan dinamika internal suatu negara. Sebaik-baiknya suatu kesempatan yang muncul, tanpa dukungan infrastruktur yang kuat, kesempatan tersebut tidak akan dapat diraih.
Ringkasan
Jamaludin, N. Adon. 2016. Sosiologi Pembangunan. Penerbit CV Pustaka Setia : Bandung.