Apa yang dimaksud dengan Teori Penularan (Contagion) dalam Ilmu Komunikasi?

Teori Penularan

Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat.

Teori penularan (contagion) berusaha untuk menjelaskan jaringan sebagai saluran untuk menularkan sikap dan perilaku.

Kontak disediakan oleh jaringan komunikasi dalam teori penularan. Jaringan komunikasi ini berfungsi sebagai mekanisme yang mengekspos orangorang, kelompok, dan organisasi untuk informasi, pesan sikap dan perilaku orang lain (Burt, 1980 dalam Monge and Contractor, 2003).

Hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan bahwa anggota jaringan akan mengembangkan keyakinan, asumsi, dan sikap yang sama dengan jaringan mereka. Teori penularan mencari hubungan antara anggota organisasi dan jaringan mereka. Pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota organisasi terkait dengan informasi, sikap, dan perilaku orang lain dalam jaringan yang mereka terhubung.

Faktor-faktor seperti frekuensi, multiplexity, kekuatan, dan asimetri dapat membentuk sejauh mana orang lain mempengaruhi individu dalam jaringan mereka (Erickson ,1988 dalam Monge and Contractor, 2003) .

Penularan dapat dibedakan menjadi penularan oleh kohesi dan penularan oleh kesetaraan struktural (Burkhardt, 1994 dalam Monge and Contractor, 2003).

Contagion oleh kohesi mengacu pada pengaruh orang-orang yang memiliki komunikasi langsung. Persepsi orang-orang ini ‘self-efficacy’ dari teknologi baru secara signifikan dipengaruhi oleh orang-orang yang memiliki komunikasi langsung.

Contagion oleh kesetaraan struktural mengacu pada pengaruh orang-orang yang memiliki pola komunikasi yang sama. Berdasarkan penjelasan di atas, maka jaringan dalam gerakan sosial untuk pelestarian lingkungan hidup berfungsi sebagai saluran untuk menularkan sikap dan perilaku kepada banyak pihak untuk sadar dan terdorong menjaga kelestarian lingkungan hidup karena penting untuk keberlanjutan kehidupan manusia.

Teori penularan (contagion) berusaha untuk menjelaskan jaringan sebagai saluran untuk menularkan sikap dan perilaku. Kontak disediakan oleh jaringan komunikasi dalam teori penularan. Jaringan komunikasi ini berfungsi sebagai mekanisme yang mengekspos orang- orang, kelompok, dan organisasi untuk informasi, pesan sikap dan perilaku orang lain (Burt, 1980 dalam Monge & Contractor, 2003). Hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan bahwa anggota jaringan akan mengembangkan keyakinan, asumsi, dan sikap yang sama dengan jaringan mereka.

Teori penularan mencari hubungan antara anggota organisasi dan jaringan mereka. Pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota organisasi terkait dengan informasi, sikap, dan perilaku orang lain dalam jaringan yang mereka terhubung. Faktor-faktor seperti frekuensi, multiplexity, kekuatan, dan asimetri dapat membentuk sejauh mana orang lain mempengaruhi individu dalam jaringan mereka (Erickson ,1988 dalam Monge & Contractor, 2003). Rogers dan Kincaid melihat ini sebagai model kovergensi dari komunikasi.

Contagion dapat dibedakan menjadi Contagion berdasarkan kohesi dan Contagion berdasarkan kesamaan struktur (Burkhardt, 1994). Contagion berdasarkan kohesi merujuk pada pengaruh dari orang-orang yang melakukan komunikasi secara langsung. Persepsi individu-individu tersebut mengenai kepercayaan diri untuk menggunakan teknologi baru secara signifikan dipengaruhi oleh orang-orang yang melakukan komunikasi secara langsung dengan mereka.

Selanjutnya, Contagion berdasarkan kesamaan struktur merujuk pada pengaruh dari orang-orang yang melakukan pola komunikasi yang sama. Secara umum, sikap dan penggunaan teknologi baru para individu tersebut lebih dipengaruhi oleh orang-orang yang melakukan pola komunikasi yang sama dengan mereka.

Dalam Teori-teori Contagion, hubungan terdapat dalam jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi tersebut berfungsi sebagai suatu mekanisme yang megekspos orang, kelompok-kelompok, dan organisasi ke arah informasi, pesan yang ada di dalam sikap, serta perilaku orang lain (Burt, 1980, 1987; Contractor & Eisenberg, 1990). Dikarenakan ekspos tersebut akan meningkatkan kemungkinan jaringan yang ada dalam anggota masyarakat, maka anggota masyarakat akan mengembangkan kepercayaan, asumsi, dan sikap yang sama didalam jaringannya tersebut (Carley, 1991; Carley & Kaufer, 1993).

Teori-teori Contagion berusaha melihat hubungan antara anggota organisasi dengan jaringannya. Pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota organisasi berhubungan dengan informasi, sikap, dan perilaku anggota jaringan lain yang ada di dalam jaringan tersebut.

Faktor-faktor lain yang ada dalam jaringan seperti frekuensi, kemajemukan, kekuatan, dan kesenjangan dapat membentuk sejauh mana pengaruh orang lain terhadap individu tertentu yang ada di dalam jaringannya (Erickson, 1988).