Apa yang dimaksud dengan Teori Biaya Transaksi atau Transaction Cost Theory?

Ekonomi biaya transaksi (transaction cost economics) merupakan salah satu alat analisis yang popular dalam ilmu ekonomi kelembagaan. Ekonomi biaya transaksi ini digunakan untuk mengukur efisien atau tidaknya suatu desain kelembagaan.

Semakin tinggi biaya transaksi yang terjadi dalam kegiatan ekonomi (transaksi), maka semakin tidak efisien kelembagaan yang didesain.

Namun dalam alat analisis ini terdapat hambatan dalam operasionalnya, yaitu:

  1. Secara teoritis masih belum terungkap secara tepat definisi dari biaya transaksi itu sendiri.
  2. Setiap kegiatan (transaksi) ekonomi selalu bersifat spesifik yang menyebabkan kesulitan untuk merumuskan variabel-variabelnya.
  3. Bagaimana mengukurnya, berupa isu yang strategis karena akan menuntun akurasi sebuah analisis kelembagaan, terutama untuk melihat efisiensinya.

Bagaimana penjelasan lebih rinci terkait dengan Teori Biaya Transaksi (Transaction Cost Theory) ?

Berdasarkan teori biaya transaksi yang dikembangkan oleh Ronald Coase dalam bukunya The nature of the Firm (1937) serta The Problem of social cost (1960), dalam aktivitas ekonomi terdapat dua (2) jenis biaya yang dapat didentifikasi yaitu :

  1. Biaya-biaya yang terkait dengan produksi dan distribusi fisik,
  2. Biaya-biaya yang diperlukan untuk pertukaran (transaksi).

Secara konseptual, ini berarti bahwa biaya total tidak hanya ditentukan oleh penjumlahan biaya produksi (yang ditentukan teknologi dan input yang digunakan), melainkan juga biaya yang diperlukan untuk bertransaksi yang ditentukan oleh pengaturan dari institusional yang ada.

Williamson (1985) sependapat dengan Coase (1937), bahwa salah satu alasan keberadaan perusahaan adalah untuk mengurangi biaya-biaya transaksi. Dalam penelitiannya, Williamson mengembangkan analisis biaya-biaya pengontrakan dalam hubungan bisnis.

Hal ini sangat diperlukan sebab perusahaan sebagai pengambil keputusan dominan dalam perekonomian dibatasi oleh suatu konstelasi kontrak. Kontrak di sini adalah entitas organisasional yang mempunyai otoritas untuk membuat keputusan bisnis serta mengatur hubungan perusahaan dengan pemasok, pegawai, pelanggan, kreditor dan pemegang saham. Kelembagaan mutlak menentukan khuluk dan besaran biaya-biaya transaksi.

Menurut Williamson, biaya transaksi adalah biaya memanfaatkan pasar (market transaction cost) dan biaya menggunakan hak untuk memberi perintah dalam perusahaan (managerial transaction cost) yang timbul karena adanya biaya transfer, memperoleh dan mempertahankan hak kepemilikan. Selanjutnya, penatalaksanaan dalam bargaining transaction dimediasikan oleh harga dan transaksi serta konversi dari bargaining transaction ke managerial transaction (yang dimediasikan oleh komando).

Korchner & Picot (1987) menjelaskan komponen-komponen umum biaya transaksi mencakup :

  1. Biaya untuk mencari informasi
  2. Biaya pembuatan kontrak (negosiasi dan formulasi kontrak)
  3. Biaya monitoring (pengecekan kualitas, kuantitas, harga, ketepatan waktu pengiriman, keamanan)
  4. Biaya adaptasi (selama pelaksanaan kesepakatan)

Tingkat dari masing-masing komponen biaya transaksi dapat berubah dan berbeda menurut aktor yang terlibat.

Bagi Milgrom & Roberts, biaya transaksi mencakup semua kerugian yang ditimbulkan oleh keputusan-keputusan, rencana-rencana, pengaturan-pengaturan, atau persetujuan-persetujuan yang tidak efisien ; respon terhadap perubahan kondisi yang tidak efisien; dan penegakan persetujuan-persetujuan yang tidak sempurna. Secara konseptual dapat dijelaskan, biaya transaksi mencakup semua yang berdampak terhadap kinerja relative dari berbagai cara mengorganisasi sumber daya dan aktivitas produksi.

Kelembagaan menentukan transaksi, sekaligus mengatur kelompok atau agen ekonomi untuk mewujudkan kontrol kolektif terhadap transaksi. Kelembagaan (dan aransemen kelembagaan) yang efisien dapat menurunkan biaya transaksi yang signifikan. Hal ini hanya bisa dicapai dengan menciptakan aturan main yang disepakati bersama oleh pelaku-pelaku ekonomi dalam dunia bisnis. Apabila peraturan institusional yang ada tidak mampu mengelola pola interaksi semua aktor ekonomi dengan baik, biaya-biaya transaksi dipastikan menjadi lebih tinggi.

Referensi :

  • Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik, Penerbit Erlangga,
  • Williamson, Oliver. 1975. Market and Hierarchies. New York : Free Press
  • Williamson, Oliver. 1985. The Economic Institution of Capitalism. New York : Free Press

Konsep tentang biaya transaksi pertama kali diperkenalkan oleh Ronald Coase pada tahun 1937 lewat artikel popelernya yang berjudul “The Nature of the Firm”.

Teori ekonomi biaya transaksi merupakan teori ekonomi yang menganalisa sejumlah alasan mengenai eksistensi perusahaan serta batasan-batasannya dalam konteks dimana pasar dan organisasi dipertimbangkan sebagai alternatif bagi mekanisme aturan pertukaran (Duran dan McNutt, 2010; Todeva, 2010).

Oleh karena itu, upaya untuk memahami konsep biaya transaksi tak bisa dilepaskan dari pemahaman atas aktivitas yang meliputi proses transaksi dan kontrak. Sebab sebagaimana yang ditegaskan oleh Williamson (2010)—yang merujuk pada pendapat Commons (1932) dan Coase (1937, 1960)—unit analisis dari konsep biaya transaksi ekonomi terletak pada transaksi itu sendiri.

Coase mendefinisikan kontrak sebagai keberlanjutan dari hubungan komersial. Penjelasan Coase mengenai eksistensi perusahaan ialah bahwa hubungan kontrak yang berkelanjutan merupakan alternatif menuju transaksi pasar dan melalui beberapa hubungan orang-orang dapat menghindari adanya biaya transaksi. Namun hubungan ini tidak bebas dengan sendirinya. Sebab untuk mengembangkan dan memelihara hubungan/relasi menuju pada interaksi komersial yang berkelanjutan maka dibutuhkan penggunaan sumber daya yang pengeluarannya diperhitungkan sebagai opportunity cost (Fox, 2007).

Coase (1937), sebagaimana yang dikutip oleh Duran dan McNutt (2010), memasukkan biaya negosiasi (negotiating cost), biaya monitoring (monitoring cost), dan biaya pemaksaan kontrak (enforcing cost) sebagai bagian dari komponen biaya transaksi.

Ketiga komponen ini merupakan representasi dari proses yang berlangsung dalam sebuah kontrak yang meliputi aktivitas pra-kontrak—penemuan partner potensial serta negosiasi—dan aktivitas yang berlangsung pasca kesepakatan kontrak (aktivitas untuk menegakkan aturan main sebagaimana yang tertuang dalam isi kontrak).

Disamping itu Coase juga membuat tiga kategori biaya transaksi, yakni:

  • Pertama, biaya penemuan harga yang relevan, yang meliputi biaya pencarian (search cost). Biaya pencarian adalah nilai dari sumberdaya yang digunakan oleh orang-orang untuk menemukan partner potensial dalam rangka melaksanakan pertukaran sukarela, baik secara bilateral maupun multilateral.

  • Kedua, biaya negosiasi (negotiation cost). Biaya ini merupakan nilai dari sumberdaya yang digunakan dalam proses perundingan dengan partner potensial untuk mencapai bentuk kesepakatan yang sama-sama memuaskan.

  • Ketiga, biaya untuk mengakhiri pertukaran (concluding cost), yakni nilai dari sumberdaya yang digunakan oleh partisipan dalam pertukaran untuk memverivikasi partisipan lain agar memenuhi seluruh isi kesepakatan kontrak (Fox, 2007).

Upaya untuk mensistematisasi teori biaya transaksi kembali dilakukan oleh Williamson (Duran dan McNutt, 2010), dimana arena pelaksanaan transaksi dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni, pasar dan hirarki (Todeva, 2010).

Secara lebih detail, Beetham (1987) (seperti yang dikutip oleh Todeva, 2010) membagi hirarki ke dalam dua bentuk yakni, hirarki yang terdapat di dalam pasar (perusahaan) dan hirarki yang terdapat di luar pasar (pemerintah).

Meramveliotakis dan Milonakis (2010: 1048) membedakan tiga definisi mengenai biaya transaksi, yakni, biaya transaksi pasar (market transaction costs), biaya transaksi pengawasan (supervisory transaction costs), serta biaya transaksi hak kepemilikan (property rights transaction costs).

  • Biaya transaksi pasar merujuk pada biaya pencatatan dan pemaksaan kontrak (enforcing contracts).

  • Biaya transaksi pengawasan ialah biaya yang timbul di dalam bentuk hirarkis organisasi. Dengan kata lain, biaya transaksi pengawasan juga dapat diidentikkan dengan biaya untuk memonitor/ mengontrol berjalannya isi kesepakatan kontrak.

  • Biaya transaksi hak kepemilikan adalah biaya untuk menjalankan transaksi di bawah perbedaan rezim hak milik. Artinya biaya transaksi muncul pada saat hak kepemilikan ditetapkan.

Adapun menurut Conner (1991) (sebagaimana yang dikutip dalam Hardt, 2009), teori ekonomi biaya transaksi (yang digagas oleh Williamson) merupakan teori yang membicarakan tentang perusahaan dalam posisinya sebagai sebuah entitas yang berupaya untuk menghindari negativitas (an avoider of negatives).

Dalam hal ini ada tiga jenis negativitas yang perlu dihindari oleh perusahaan yakni:

  • Pertama, perusahaan sebagai sebuah entitas yang berupaya untuk menghindari timbulnya biaya pertukaran yang tinggi di pasar.

  • Kedua, sebagai sebuah entitas yang berupaya menghindari resiko yang timbul akibat adanya sejumlah masalah.

  • Ketiga, sebagai sebuah entitas yang berupaya untuk menghindari hubungan (relasi) pasar yang oportunistik.

Literatur ekonomi memberikan definisi yang beragam tentang biaya transaksi, sebagian besar penulis menggantungkan pada definisi-definisi yang sesuai dengan konseptualisasi teoretis. dan/atau yang relevan dengan kasus empirisnya. Diidentifikasi oleh Coase sebagai biaya mengorganisasi transaksi, telah diuji dan dikonsep ulang untuk merefleksikan ongkos yang terjadi dalam situasi yang spesifik.

Misalnya, Coase menggunakan biaya transksi untuk mengonseptualisasikan kembali masalah eksternalitas dan juga termasuk aspek koordinasi interaksi manusia (coordinating human interaction).

Menurut Williamson, biaya transaksi adalah biaya untuk menjalankan sistem ekonomi (the costs of runing the economic system) dan biaya untuk menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan” (costs to achange incircumstances) (Dorfman, 1981; Challen, 2000; seperti dikutip oleh Mburu, 2002:41).

Selanjutnya, North (1991 b: 20) mendefinisikan biaya transaksi sebagai ongkos untuk menspesifikasi dan memaksakan (enforcing) kontrak yang mendasari pertukaran, sehingga dengan sendirinya mencakup semua biaya organisasi politik dan ekonomi yang memungkinkan kegiatan ekonomi mengutip laba dan perdagangan (pertukaran).

Ringkasnya, biaya transaksi adalah biaya untuk melakukan negosiasi, mengukur dan memaksakan pertukaran (exchange). biaya transaksi dapat juga diartikan untuk memasukkan tiga kategori yang Iebih luas, yaitu:

  1. biaya pencarian dan informasi;
  2. biaya negosiasi (bargaining) dan keputusan atau mengeksekusi kontrak; dan
  3. biaya pengawasan (monitoring), pemaksaan, dan pemenuhan/pelaksanaan (compliance).

image

Furubotn dan Ritcher menunjukkan bahwa biaya transaksi adalah ongkos untuk menggunakan pasar(market transaction cost) dan biaya melakukan hal unuk memberi pesanan (order). Untuk masing-masing tiga jenis biaya transaksi tersebut dapat dibedakan menurut dua tipe:

  1. biaya transaksi ‘tetap’ (‘fixed’ transaction costs), yaitu investasi spesifik yang dibuat di dalam menyusun kesepakatan kelembagaan (institutional arrangements); dan

  2. biaya transaksi ‘variabel’ (‘variable’ transaction costs), yakni biaya yang tergantung pada jumlahdan volume transaksi.

Berikutnya, Williamson (1991) dan North dan WaIlis (1994) menyampaikan perbedaan yang mendasar antara biava proses produksi (juga biasa disebut biaya transformasi/transformation costs) dan biaya transaksi. Dalam kerangka relasi antara perubahan teknis dan kelembagaan,

North dan Wallis (1994) memandang biaya transaksi sebagai ongkos untuk lahan, tenaga kerja, kapital, dan keterampilan kewirausahaan (entrepreneurship) yang diperlukan untuk mentranser hak-hak kepemilikan (property rights) dan satu atau kelompok orang ke pihak yang lain. Dengan kata lain, biaya transaksi muncul karena adanya transfer kepemilikan atau, lebih umun, hak-hak kepemilikan.

Determinan dan Variabel Biaya Transaksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya transaksi pada umunya bisa dikelompokkan dalam tiga hal berikut.

  • What: the identity of bundle of rights. Hak-hak (atau komiditas) memilki banyak atribut yang nilai, pengukuran, kebijakan, dan pemaksaannya beragam dari satu jenis dengan tipe yang lain.

  • Who: to identity of agents involved in the exchanges. Ini erat dengan faktor-faktor manusia yang muncul dalam asumsinya Williamson (1975), yakni kemampuan manusia untuk menerima, menyimpan, mencari, memproses informasi, dan batas-batas bahasa dalam penyampaian pengetahuan kepada orang lain), oportunisme, dan terjepitnya/kurangnya informasi

  • How: the instituions, technical and social, governing the exchange and how to organize the exchanges. Dalam hal ini, pasar diandaikan sebagai kelembagaan untuk memfasilitasi proses pertukaran, yang keberadaannya dibutuhkan untuk mengurangi biaya pertukaran, sedangkan perusahaan/ firm (atau keluarga/families) juga dapat dianggap sebagai kelembagaan yang memfasilitasi pertukaran yang saling menguntungkan.

    Dalam proposisi ini, jika biaya transaksi melalui pasar dianggap tidak ada, maka sebetulnya tidak ada yang namanya pasar; demikian hanya bila biaya koordinasi di dalam perusahaan adalah nol, maka sesungguhnya tidak ada yang namanya perusahaan.

Terdapat empat determinan penting dari biaya transaksi, yaitu :

  • Apa yang disebut sebagai atribut perilaku yang melekat pada setiap pelaku ekonomi, yaiturasionalitas terbatas/terikat dan oportunisme.
  • Sifat yang berkenaan dengan atribut dari transaksi, yaitu spesifitas aset, ketidakpastian, dan frekuensi.
  • Hal-hal yang berkaitan dengan struktur tata kelola kegiatan ekonomi, yaitu pasar, hierarki, dan pengadilan, regulasi, birokrasi publik.
  • Faktor yang berdekatan aspek lingkungan kelembagaan, yaitu hukum kepemilikan, kontrak, dan budaya.

Bagaimana konsep biaya transaksi yang sedemikian kompleks tersebut bisa diderivasi dalam bentuk variabel-variabel yang mudah untuk diukur?

Collins dan Fabozi menjelaskan jawaban atas pertanyaan tersebut melalui formulasi biaya transaksi sebagai berikut:

  • Biaya transaksi = biaya tetap + biaya variabel;
  • Biaya tetap = komisi + transfer fees + pajak;
  • Biaya variabel = biaya eksekusi + biaya opotunitas;
  • Biaya eksekusi = price impact + market timing costs;
  • Biaya oportunitas = hasil yang diinginkan - pendapatan aktual - biaya eksekusi - biaya tetap

Dalam konteks variabel biaya transaksi pada level perusahaan, kategorisasi yang dilakukan oleh Strassmann cukup membantu sebagai bahan studi. Strassmann menglasifikasikasikan biaya transaksi dalam variabel-variabel berikut:

  • Organisasi tenaga kerja dan pengguna
  • Mengolah informasi
  • Koordinasi pemasok, biaya-biaya akuisisi
  • Memotivasi pelanggan
  • Mengelola distributor
  • Memuaskan pemegang saham dan peminjam
  • Fee, komisi, vukai dan pajak
  • Penelitian dan pengembangan
  • Biaya-biaya penjualan, umum, dan administratif
    • Pemasaran
    • Penjual
    • Manajemen
    • Iklan
    • Pelatihan
    • Biaya-biaya teknologi informasi
  • Laporan neraca keuangan yang telat diaudit