Apa yang dimaksud dengan Teori Anomi?

Teori Anomi

Apa yang dimaksud dengan Teori Anomi?

Perkembangan masyarakat di dunia terutama setelah era depresi besar yang melanda khususnya masyarakat Eropa pada tahun 1930-an telah banyak menarik perhatian pakar sosiologi saat ini. Hal ini disebabkan telah terjadi perubahan struktur masyarakat sebagai akibat dari depresi tersebut, yaitu tradisi yang telah menghilang dan telah terjadi “deregulasi” di dalam masyarakat. Keadaan inilah yang dinamakan sebagai ” anomi ” oleh durkheim.

Pakar sosiologi melihat peristiwa tersebut lebih jauh lagi mengambil makna darinya sebagai suatu bukti atau petunjuk bahwa terdapat hubungan erat antara struktur masyarakat dengan penyimpangan tingkah laku individu. Riset Durkheim tentang “ suicide ” (1897) atau bunuh diri di landaskan pada asumsi bahwa rata-rata yang bunuh diri yang terjadi di masyarakat yang merupakan tindakan akhir puncak dari suatu anomi ; bervarias atas dua keadaan sosial, yaitu social integration dan social deregulation.

Durkhein mengemukakan bahwa bunuh diri atau “ suicide ” berasal dari 3 kondisi sosial yang menekan (stres), yaitu:

  • Derugulasi kebutuhan atau anomi;
  • Regulasi yang keterlaluan atau fatalisme; dan
  • Kurangnya integrasi struktural atau egoisme.

Hipotesis keempat dari ” suicide ” merujuk pada proses sosialisasi dari seseorang individu kepada suatu nilai budaya “ altruistic ” yang, mendorong yang bersangkutan untuk melakukan bunuh diri. Yang menarik perhatian dari konsep anomi durkheim adalah di gunakan konsep dimaksud lebih lanjut untuk menjelaskan penyimpanagan tingkah laku yang disebabkan kondisi ekonomi dalam masyarakat. Secara gemilang, konsep ini telah dikembangkan lebih lanjut oleh merton (1938) terhadap penyimpangan tingkah laku yang terjadi pada masyarakat Amerika. Merton menjelaskan bahwa masyarakat telah melembaga suatu cita-cita ( goals ) untuk mengejar sukses semaksimal mungkin yang umumnya diukur dari harta kekayaan seseorang.

Pada umunnya, mereka yang melakukan cara yang bertentangan dengan undang-undang tersebut berasal dari masyarakat kelas bawah dan golongan minoritas. Ketidaksamaan kondisi sosial yang ada di masyarakat. Adalah di sebabkan proses terbentuknya masyarakat itu sendiri, yang menurut pandangan merton, struktur masyarakat demikian adalah anomistis. Pada saat merton pertama menulis artikel, “ social structureand anomi ” teori-teori ini mengenai penyimpangan tingkah laku dimaksud abnormal. Oleh karena itu penjelasan terletak pada individu pelakunya.

Berbeda dengan pendapat teori-teori tersebut, merton justru mecoba mengemukakan bagaimana struktur masyarakat mengakibatkan tekanan begitu kuat pada diri seseorang di dalam masyarakat sehingga ia melibatkan dirinya ke dalam tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang. Box mengemukakan pendapatnya bahwa semula merton dengan pendapatnya dengan penjelasan mengenai tekanan sosial mengikuti konsep anomi durkheim. Meskipun kemudian dalam argumentasinya ia memalingkan perhatiannya dari konsep anomi durkheim yang menekankan pentingnya sarana-sarana yang normatif untuk mencapai nilai-nilai struktur , kapada differential acces ti opprtunity structures .

Istilah Anomie atau anomi pertama kali diperkenalkan oleh Emile Durkheim yang diartikan sebagai suatu keadaan tanpa norma. Kemudian Emile Durkheim mempergunakan istilah Anomie dalam bukunya The Division of Labor Society (1983) untuk mendeskripsikan keadaan Deregulation didalam masyarakat yang diartikan sebagai tidak ditaatinya aturan-aturan yang terdapat pada masyarakat sehingga orang tidak tahu apa yang diharapkan dari orang lain dan keadaan ini yang menyebabkan deviasi. Menurut Emile Durkheim, teori Anomie terdiri dari tiga perspektif yaitu:

  • manusia adalah mahluk sosial;

  • keberadaan manusia sebagai mahluk sosial;

  • manusia cenderung hidup dalam masyarakat dan keberadaannya bergantung pada masyarkat tersebut sebagai koloni.

Emile Durkheim Mengemukakan asumsi bahwa bunuh diri dalam masyarakat merupakan akhir puncak dari anomie karena dua keadaan sosial berupa social integration dan social regulation. Lebih lanjut Emile Durkheim menyatakan bahwa bunuh diri atau suicide berasal dari tiga kondisi sosial yang menekan (stress), yaitu :

  • deregulasi kebutuhan atau anomi;

  • regulasi yang keterlaluan atau fatalism;

  • kurangnya integrasi struktural atau egoism.

Robert K. Merton mengadopsi konsep Anomie Emile Durkheim untuk menjelaskan deviasi di amerika. Menurut Robert K. Merton konsep Anomie didefenisikan sebagai ketidaksesuaian atau timbulnya diskrepansi/perbedaan antara cultural goals dan institutional means sebagai akibat cara masyarakat diatur (struktur masyarakat) karena adanya pembagian kelas.

Teori Anomie Robert K. Merton ini pada mulanya mendeskripsikan korelasi antara perilaku delinkuen dengan tahapan tertentu pada struktur sosial akan menimbulkan, melahirkan dan menumbuhkan suatu kondisi terhadap pelanggaran norma masyarakat yang merupakan reaksi normal. Oleh karena itu ada dua unsur bentuk perilaku delinkuen yaitu unsur dari struktur sosial dan unsur dari kultural. Kokretnya unsure struktur sosial melahirkan goals dan unsure kultural melahirkan means. Secara sederhana goals diartikan sebagai tujuan-tujuan dan kepentingan membudaya meliputi kerangka aspirasi dasar manusia. Sedangkan means diartikan sebagai aturan dan cara kontrol yang melembaga dan diterima sebagai sarana mencapai tujuan

Teori Anomi

Teori tegang atau anomi (strain theory) dari Emile Durkheim, menerangkan bahwa di bawah kondisi sosial tertentu, norma-norma sosial tradisional dan berbagai peraturan kehilangan otoritasnya atas perilaku. Sedangkan Robert K. Merton menganggap bahwa manusia pada dasarnya selalu melanggar hukum setelah terputusnya antara tujuan dan cara mencapainya menjadi demikian besar, sehingga satu-satunya cara mencapai tujuan adalah melalui saluran yang tidak legal.

Konsep anomi oleh R.Marton diformulasikan dalam rangka menjelaskan keterkaitan antara kelas-kelas sosial dengan kecendrungan pengadaptasiannya dalam sikap dan prilaku kelompok. Mengenai penyimpangan dapat dilihat dari struktur sosial dan kultural.

Referensi

http://digilib.unila.ac.id/7500/18/BAB%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/7553/11/BAB%20II.pdf

Proposisi utama yang dibuat oleh sosiolog Prancis Emile Durkheim (1858-1917) dalam teori anomie adalah bahwa ada hubungan atau korelasi antara perilaku pribadi tertentu (seperti bunuh diri) dan anomie (keadaan umum masyarakat di mana aturan, perilaku, dan standar kepercayaan telah rusak atau menjadi lemah; juga, anomomi mengacu pada kondisi psikologis analogi dalam diri seseorang yang ditandai dengan tidak adanya harapan, putus asa, isolasi sosial, depresi, dan hilangnya tujuan hidup ).

Setelah refleksi, teori anomie tampaknya mengandung elemen penalaran melingkar untuk banyak pengamat mengenai hubungan sebab-akibat, terutama yang berkaitan dengan bunuh diri: apakah anomi menyebabkan bunuh diri, atau apakah peningkatan tingkat bunuh diri menyebabkan anomi?

Sumber

Roeckelein, J. E. (2006). Elsevier’s Dictionary Of Psychological Theories . Amsterdam: Elsevier B.V.