Apa yang dimaksud dengan Tari Kuda Gepang?


Tari Kuda Gepang adalah tari tradisional yang berasal dari Indonesia yang ditarikan oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Apa yang dimaksud dengan Tari Kuda Gepang ?

Tari kuda gipang/gepang adalah sebuah seni tari dan budaya yang cukup dikenal luas dikalangan masyarakat melayu Banjar.Tarian ini dipengaruhi oleh kebudayaan etnis Jawa. Tari kuda gipang ditampilkan pada upacara perkawinan masyarakat Banjar. Tari ini biasanya dilengkapi juga dengan diusungnya/bausung kedua pengatin saat menuju pelaminan. Seni tari kuda gipang masih sering dimainkan oleh masyarakat Banjar terutama di Kabupaten Tapin ( Rantau ), Hulu Sungai Selatan (Kandangan), Hulu Sungai Tengah ( Barabai ), Hulu Sungai Utara ( Amuntai ),Dan juga Kabupaten banjar ( Martapura ).

Menurut cerita dahulu Tarian ini berasal dari Lambung Mangkurat yang datang ke Majapahit untuk bertemu dengan Gajah Mada ketika mau pulang di beri hadiah kuda, ketika dinaiki kudanya lumpuh, dengan kesaktiannya kudanya di kecilin dan di bawa pakai tangan untuk dinaikkan ke kapal.

Kesenian Kuda kepang merupakan tarian rakyat menggunakan properti kuda-kudaan yang terbuat dari kepang (bambu). Di daerah Istimewa Yogyakarta, tarian ini dikenal dengan nama jatilan. Kesenian Kuda Kepang ini berasal dari kerajaan-kerajaan di Jawa timur, terutama kerajaan Daha. Menurut cerita masa itu kuda merupakan kendaraan atau tunggangan utama para ksatria, pangeran dan raja. Pada masa selanjutnya, peranan para ksatria menjadi kebanggaan bagi warga; dan muncullah di kalangan rakyat suatu bentuk permainan menirukan para ksatria penunggang kuda dari anyaman bambu yang kemudian dikenal dengan sebutan kuda kepang. Aktivitas ini dengan menunggangi kuda dari kepang sambil menari-nari dan bertingkah laku seperti seorang ksatria. Sejak saat itulah lahir kesenian rakyat kuda kepang (Wasino,2006).

Kuda kepang atau pasukan berkuda melambangkan prajurit Raja Kelono Sewandono yang merupakan kesenian rakyat yang bersifat ritual warisan nenek moyang. Hal itu dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai kesenian primitif, yaitu sebagai sarana upacara ritual, gerakan sederhana diutamakan hentakan kaki, mengandung unsur magis/intrance, bersifatspontan, merupakan kebutuhan hidup (Maryaeni, 2005).