Apa yang dimaksud dengan Tari Jemparingan?


Halo sobat! Pasti sudah tahu kan, bahwasanya kini sudah banyak terdapat tarian di Indonesia. Salah satunya adalah Tari Jemparingan. Lalu, apa yang dimaksud dengan Tari Jemparingan?

Tari Jemparingan adalah sebuah tari yang menggambarkan para prajurit Kraton yang sedang berlatih ketrampilan perang yang menggunakan properti panahan. Tarian ini merupakan tarian kesepuluh pada acara Gelar Karya “Pahlawan Tari” dalam rangka hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahmi Sanggar Seni Jawa Tengah di Pendopo Taman Budaya Jawa Tengah kota Surakarta pada tanggal 18 November 2017.

Tari Jemparingan merupakan tari tradisi Surakarta berpasangan yang memiliki bentuk sajian pola garap gerak yang bersama-sama, bentuk rias dan busana yang sama, serta tidak ada yang menang ataupun kalah merupakan ciri-ciri dari tari genre wireng. Tari Jemparingan diciptakan pada tahun 1979 oleh Sunarno Purwolelono dan karawitan tarinya diciptakan oleh Blacius Subono. Tari Jemparingan menggambarkan prajurit yang berlatih dalam menggunakan senjata gendhewa dan keris agar dapat menjalankan tugasnya menjaga ketentraman Negara.

Struktur sajian tari Jemparingan terdiri dari: maju beksan, beksan, beksan jurus, perangan keris, beksan ngelik, beksan panahan dan mundur beksan. Garap karawitan tari pada bagian maju beksan diawali dengan Adaada Ngrempak yang dilanjutkan dengan gendhing Lancaran Dirga. Beksan dalam tari Jemparingan menggunakan karawitan tari dengan pola garap Ladrangan. Beksan jurus dan perangan keris menggunakan gendhing Srepeg Jegul pelog limo, lalu kembali lagi beksan ngelik dengan gendhing Ladrang Diradhameta. Beksan panahan dalam tari Jemparingan menggunakan gendhing Sampak Jwala dan berubah menjadi gendhing Ayak-ayakan pada saat mundur beksan yang dilanjutkan dengan garap gendhing Sampak manyuro slendro nem. Garap gending yang disajikan dalam tari Jemparingan memiliki kesan rasa nyawiji dengan garap geraknya. Rasa yang dihadirkan mulai dari Ada-ada Ngrempak hingga gendhing Sampak manyuro slendro nem memiliki kesan rasa gagah. Kesan rasa gagah dalam garap gendingnya semakin memperkuat kualitas gagah dalam geraknya.

Rias yang digunakan dalam sajian tari Jemparingan menggunakan rias gagahan keprajuritan dengan bentuk alisnya menggunakan pola menjangan ranggah. Busana atau kostum dalam tari Jemparingan pada umumnya didominasi dengan warna merah. Dominasi warna merah dalam busananya memberikan kesan gagah, berani, tegas, dan berwibawa (agung). Adapun ricikan kostum tari Jemparingan sebagai berikut: iket, sumping, klat bahu, kalung kace, slempang, poles atau gelang tangan, binggel atau gelang kaki, sabuk cinde, epek timang, sampur, jarik wiru modang, dan celana merah. Penggunaan sampur pada busana tari Jemparingan terdapat kesamaan dengan tari Prajuritan. Desain sampur dibuat dengan model sorengan, seperti tokoh Arya Penangsang, modifikasi dari Kethoprak gedhok. Properti dalam tari Jemparingan menggunakan gendhewa dan keris.