Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi ?

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.

Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi ?

Menurut Robbins (2006), struktur organisasi adalah cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal yang bertujuan mengarahkan kepada pencapaian keuntungan organisasi.[2]

Elemen Struktur Organisasi


Menurut Robbins (2006), ada enam elemen struktur organisasi:

  1. Spesialisasi pekerjaan
    Spesialisasi pekerjaan atau pembagian tenaga kerja adalah sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan terpisah-pisah.

  2. Departemenlisasi
    Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk pengelompokkan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikoordinasikan.

  3. Rantai Komando
    Rantai komando adalah garis wewenang yang tidak terputus-putus yang terentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa melapor ke siapa.

  4. Rentang Kendali
    Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diatur oleh manajer secara efektif dan efisien.

  5. Sentralisasi dan Desentralisasi
    Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada titik tunggal dalam organisasi. Desentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dilakukan oleh tiap divisi dalam organisasi.

  6. Formalisasi
    Formalisasi adalah tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan.

Tipe Struktur Organisasi


Desain organisasi umum [1]:

  • Struktur sederhana (Pre-bureaucratic structures)
    Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.

  • Struktur Birokrasi (Bureaucratic structures)
    Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.

  • Struktur Fungsional
    Struktur organisasi fungsional adalah sebuah struktur yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti, koordinasi, supervisi, dan alokasi tugas. Masalah dalam struktur ini adalah komunikasi bersifat rigid atau kaku, sehingga organisasi bergerak dengan lambat dan tidak fleksibel. Kelebihannya, produk akan sampai kepada konsumen dengan waktu yang cukup singkat dan biaya rendah.

  • Struktur Divisional
    Struktur divisional adalah sebuah struktur yang pembagian divisi-divisi dan tiap divisi memiliki spesialisasi masing-masing. Kelebihan dari struktur ini adalah struktur ini menggunakan delegasi wewenang sehingga bisa diukur secara langsung dalam tiap divisi. Kekurangannya, adanya kemungkinan persaingan yang tidak sehat antar divisi.

  • Struktur Matriks
    Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.[3]

Desain struktur organisasi modern

  • Struktur Tim
    Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja.[4] Struktur tim bisa horizontal dan vertikal. [6] Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.

  • Virtual
    Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis secara detail.[5]

  • Nirbatas
    Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.

Model Desain Struktur Organisasi [2]


  1. Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.

  2. Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.

  3. Model Piramid, model ini dibuat persis seperti sebuah piramida.

  4. Model Horizontal, model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan pembagian fungsional masing-masing bersama tugasnya masing-masing

Faktor Penentu Struktur Organisasi [7]


  1. Strategi
    Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Tepatnya, struktur harus mengikuti strategi.

  2. Ukuran organisasi
    Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil.

  3. Teknologi
    Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.

  4. Lingkungan
    Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.

Referensi
  1. Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: Salemba Empat. Hal. 214-224
  2. Robbins, S.F., Judge, T.A. (2007). Organizational Behavior. 12th edition. Pearson Education Inc., p. 551-557.
  3. Knight, K. “Matrix Organization: A Review,” Journal of Management Studies, Mei 1976, hal. 111-130.
  4. Mohrman, S. A. Designing Team-Based Organizations, San Fransisco: Jossey Bass, 1995, hal. 36-49.
  5. Davis, D. D. (Inggris)“Form, Function and Strategy in Boundaryless Organization,” The Changing Nature of Work, San Fransisco: Jossey Bass, 1995, hal. 112-138.
  6. Thareja P(2008), “Total Quality Organization Thru’ People,(Part 16), Each one is Capable”,FOUNDRY, Vol. XX, No. 4, July/Aug 2008
  7. Kaeter, M. (Inggris)“The Age of the Specialized Generalist,” Training, desember 1993, hal. 48-53.
2 Likes

Child (1987) memberikan definisi struktur organisasi melalui penggambaran 4 (empat) komponen dasarnya, yaitu sebagai berikut :

  • Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian- bagian pada suatu organisasi.

  • Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan pelaporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkatan hierarki serta besarnya rentang kendali dari semua pimpinan di seluruh tingkatan dalam organisasi.

  • Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian dari organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian tersebut menjadi suatu organisasi yang utuh.

  • Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian segenap kegiatan suatu organisasi, baik ke arah vertikal maupun horizontal.

Lubis dan Huseini (1987) mengkonsepkan hubungan pelaporan sebagai garis vertikal pada skema organisasi, yang menunjukkan kepada siapa suatu jabatan atau seseorang individu harus melapor, dan juga menggambarkan lingkup tanggung jawab setiap pejabat dalam organisasi.

Menurut Siswanto (2005) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja.

Menurut Hasibuan (2010) struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.

Pengertian lain dari struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007).

Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain organisasi (organizational design) dan bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).

Unsur-unsur Struktur Organisasi

Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku Siswanto (2005) mengemukakan adanya empat elemen yang berguna untuk menganalisis struktur organisasi sebagai berikut :

  1. Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities)
    Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan-pengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementasi). Didalam sebuah organisasi pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih sangat besar. Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan departemen-departemen terkecil dalam organisasi (departementalisasi) merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok.

  2. Standarisasi aktivitas (Standardization of activities)
    Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan (predictability) aktivitasnya. Menstandarisasi berarti menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas.

  3. Koordinasi aktivitas (Coordination of activities)
    Koordinasi aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan fungsi-fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

  4. Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization and Decentralization of decision making)
    Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi, keputusan diambil pada tingkat tinggi oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan keputusan dibagi diantara para bawahan pada hirarki manajemen menengah dan bawah.

Bentuk Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi menurut Hasibuan (2010) terdapat lima jenis bentuk struktur utama organisasi, bentuk struktur organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :

  1. Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)
    Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan.

Ciri-ciri organisasi lini adalah :

  • Organisasinya relatif kecil dan sederhana.
  • Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek.
  • Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
  • Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal.
  • Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak beraneka macam. * Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan kebijaksanaan dari organisasi.
  • Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada didalam unitnya.

Keunggulannya :

  • Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya.

  • Garis komando dan pengendalian tugas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.

  • Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi-instruksi berjalan cepat. * Pengawasan melekat (waskat) secara ketat terhadap kegiatan-kegiatan karyawan dapat dilaksanakan.

  • Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.

  1. Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)
    Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.

Ciri-ciri organisasi lini dan staf :

  • Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
  • Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
  • Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.
  • Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
  • Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
  • Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
  • Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
  1. Bentuk Organisasi Fungsional
    Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini, masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya.

Ciri-ciri organisasi fungsional :

  • Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
  • Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
  • Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
  • Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
  • Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional.