Apa yang dimaksud dengan struktur modal?

struktur modal

Struktur modal merupakan gabungan dari sumber hutang jangka panjang yang meliputi hutang, saham biasa, dan saham umum, yang diapakai perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

1 Like

Struktur modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Menurut Margaretha, “struktur modal sebuah perusahaan adalah kombinasi spesifik ekuitas dan utang jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk mendanai operasinya”. Sedangkan menurut Subramanyam dan Wild, ”struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang sering dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber pendanaan”.

Struktur Modal Optimal


Menurut Brigham dan Houston, “struktur modal optimal (optimal capital structure) suatu perusahaan didefinisikan sebagai struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan tersebut”. Sedangkan menurut Margaretha, “struktur modal optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risk dan return sehingga memaksimalkan harga saham”.

Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian yaitu penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham. Namun penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.

Perusahaan pada umumnya mempelajari situasi, mengambil kesimpulan tentang struktur modal yang optimal dan menentukan suatu sasaran struktur modal (target capital structure). Jika rasio utang dibawah tingkat sasaran, perusahaan akan menghimpun modal dengan menerbitkan utang, sementara jika rasio utang di atas sasaran, maka yang akan digunakan adalah ekuitas. Sasaran dapat berubah dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan kondisi, manajamen biasanya memiliki satu struktur spesifik yang menjadi acuan.

Penentuan struktur modal akan melibatkan pertukaran antara risiko dan pengembalian yaitu menggunakan utang dalam jumlah yang lebih besar akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham. Namun, menggunakan lebih banyak utang pada umumnya akan meningkatkan perkiraan pengembalian atas ekuitas.

Komponen Struktur Modal


Menurut Warsono (2002), struktur modal secara umum terdiri dari tiga komponen yaitu sebagai berikut:

  • Utang jangka panjang (long term debt), yaitu utang yang masa jatuh tempo pelunasannya lebih dari satu tahun. Komponen modal jangka panjang yang berasal dari utang biasanya terdiri dari utang hipotek, obligasi, dan bentuk utang jangka panjang lainnya, seperti pinjaman jangka panjang dari bank.

  • Saham preferen (preferred strock), yaitu bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri (saham biasa) dengan utang jangka panjang. Dengan karakterisitik inilah saham preferen sering disebut dengan sekuritas hibrida (hybrid security).

  • Ekuitas saham biasa (common stock equity), yaitu bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh para investor yang pemegangnya memiliki klaim residual atas laba dan kekayaan perusahaan.

Selain itu, sumber utama dari modal yang dapat dipakai untuk melaksanakan kegiatan perusahaan antara lain :

  • Dari dalam perusahaan (sumber dana internal)
    Dana yang berasal dari dalam perusahaan adalah dana atau funds yang berbentuk atau dihasilkan di dalam perusahaan. Dana yang berasal dari dalam perusahaan terdiri dari berbagai jenis antara lain

    • Keuntungan yang ditahan
    • Penyusutan
    • Saham pemilik
    • dan lain – lain
  • Dana dari luar perusahaan (sumber dana eksternal)
    Dana yang berasal dari luar perusahaan terdiri dari 2 golongan, yaitu :

  • Sumber Dana Jangka Pendek
    Sumber Dana jangka pendek ini diperoleh anatra lain dari kredit dagang, kredit bank, surat-surat berharga, dan lain-lain.

  • Sumber Dana Jangka Panjang
    Sumber dana jangka panjang dapat diperoleh dari berbgai sumber anatara lain

  • Pinjaman Obligasi
    Pinjaman obligasi adalah pinjaman jangka waktu yang panjang. Jadi, debitor mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nilai nominal tertentu.

  • Pinjaman Hipotek
    Pinjaman hipotek adalah pinjaman jangka panjang. Disini, kreditor diberi hak hipotek terhadap suatu barang tidak bergerak dan apabila debitor tidak memenuhi kewajibannya maka barang tersebut dapat dijual dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk menutup tagihannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal


Menurut Brigham dan Houston (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal adalah sebagai berikut:

  1. Risiko Usaha, atau tingkat risiko yang inheren dalam operasi perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan utang. Makin besar risiko usaha perusahaan, makin rendah rasio utang optimalnya.

  2. Posisi Pajak Perusahaan. Salah satu alasan utama digunakannya utang adalah karena bunga merupakan pengurang pajak, selanjutnya menurunkan biaya utang efektif. Akan tetapi, jika sebagian besar laba suatu perusahaan telah dilindungi dari pajak oleh perlindungan pajak yang berasal dari penyusutan, maka bunga atas utang yang saat ini belum dilunasi, atau kerugian pajak yang dibawa ke periode berikutnya, akan menghasilkan tarif pajak yang rendah.

  3. Fleksibilitas Keuangan, atau kemampuan untuk menghimpun modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk. Bendahara perusahaan tahu bahwa pasokan modal yang lancar dibutuhkan oleh operasi yang stabil, selanjutnya memiliki arti yang sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.

  4. Konservatisme atau Keagresifan Manajerial. Beberapa manajer lebih agresif dibandingkan manajer yang lain, sehingga mereka lebih bersedia untuk menggunakan utang sebagai usaha untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal optimal yang sebenarnya, atau struktur modal yang memaksimalkan nilai tetapi akan mempengaruhi sasaran struktur modal perusahaan.

Oleh karena itu, struktur modal setiap perusahaan berbeda satu sama lain. Komposisi dari modal kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Sifat kegiatan perusahaan
  2. Faktor-faktor ekonomi
  3. Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan pengendalian kredit
  4. Suku bunga yang berlaku
  5. Jumlah uang yang beredar
  6. Tersedianya bahan-bahan di pasar.
  7. Kebijaksanaan di dalam perusahaan.

Sedangkan menurut Riyanto (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu :

  1. Tingkat bunga
    Tingkat bunga yang berlaku saat manajemen akan menentukan struktur modal akan mempengaruhi jenis modal yang akan digunakan apakah memakai saham atau obligasi

  2. Stabilitas pendapatan (earning)
    Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan akan menentukan apakah perusahaan dibenarkan menggunakan utang tetap atau tidak

  3. Susunan aktiva
    Pada kebanyakan industri atau manufaktur di mana sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan modal asing atau hutang hanya sebagai pelengkap.

  4. Risiko aktiva
    Risiko yang melekat kepada setiap aktiva belum tentu sama. Semakin panjang jangka waktu penggunaannya maka risiko semakin besar.

  5. Jumlah modal yang dibutuhkan
    Jumlah modal yang diperlukan atau dibutuhkan akan mempengaruhi struktur modal. Jika modal yang dibutuhkan adalah besar maka dirasakan perlu bagi perusahaan untuk menggunakan sekuritas secara bersamaan.

  6. Keadaan pasar modal
    Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu dalam rangka memperoleh dana melalui penjualan sekuritas perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar modal

  7. Sifat manajemen
    Bagi manajemen yang optimis akan masa depan perusahaan akan berani menanggung risiko besar sehingga akan lebih menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan.

  8. Besarnya perusahaan
    Suatu perusahaan besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana tidak banyak mempengaruhi kekuasaan atau pengendalian pemegang saham mayoritas. Perusahaan besar pada umumnya lebih menyukai penerbitan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya.

Menurut Neil Seitz (1999) struktur modal merupakan gabungan dari sumber hutang jangka panjang yang meliputi hutang, saham biasa, dan saham umum. Hal senada juga diungkapkan oleh Ross bahwa struktur modal adalah gabungan dari hutang jangka panjang dan sekuritas yang diapakai perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Sedangkan menurut Wild et al, (2005) struktur modal merupakan komposisi pendanaan antara ekuitas (pendanaan sendiri) dan utang pada suatu perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam menciptakan nilai bagi perusahaan.

Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk membuat kebijakan pendanaan yang tepat. Salah satu langkah yang diambil perusahaan adalah dengan memiliki manajemen keuangan. Tanggung jawab utama seorang manajer keuangan (financial manager) dalam suatu perusahaan adalah merencanakan sumber dan penggunaan dana untuk memaksimalkan nilai perusahaan (the value of the firm). Keputusan manajemen keuangan terdiri dari 3 bagian yaitu1 :

  • Keputusan Investasi yang terdapat pada sisi kiri dari neraca. Manajemen keuangan berperan dalam menentukan jenis aset apa yang akan diinvestasikan oleh perusahaan.

  • Keputusan Pendanaan yang terdapat pada sisi kanan dari neraca yang terdiri dari kewajiban dan sekuritas. Manajemen keuangan berperan untukmenentukan bagaimana perusahaan mendapatkan modal yang dipakai untuk membiayai investasi perusahaan.

  • Keputusan Manajerial yang meliputi keputusan investasi dan pendanaan perusahaan dari hari-ke-hari seperti seberapa besar ukuran perusahaan atau seberapa cepat pertumbuhan perusahaan.

Dengan demikian manajemen keuangan ini dapat memastikan bahwa perusahaan didanai dengan biaya modal paling rendah dan investor yakin mereka menanamkan uangnya di pasar modal dengan adanya jaminan hasil maksimal pada tingkat risiko yang paling kecil serta, pembuat kebijakan publik dapat membuat peraturan dan pajak yang meningkatkan output secara keseluruhan dengan tingkat risiko terkecil2. Dengan meniadakan kondisi pasar tidak sempurna, struktur modal yang optimal akan meminimalkan biaya rata – rata modal. Oleh karena itu dalam mencari struktur modal yang optimal, sangat penting untuk mempertimbangkan tingkat suku bunga, tingkat pajak, biaya kebangkrutan, agency relation dan asimetrik informasi antara manajer dan investor.

Sumber - Sumber Pendanaan

Berikut ini merupakan sumber utama dari dana yang dapat dipakai untuk melaksanakan kegiatan perusahaan:

  1. Dari dalam perusahaan (sumber dana internal)
    Dana yang berasal dari dalam perusahaan adalah dana atau funds yang berbentuk atau dihasilkan di dalam perusahaan. Dana yang berasal dari dalam perusahaan terdiri dari berbagai jenis antara lain :

    • Keuntungan yang ditahan
    • Penyusutan
    • Saham pemilik
    • dan lain – lain
  2. Dana dari luar perusahaan (sumber dana eksternal)
    Dana yang berasal dari luar perusahaan terdiri dari 2 golongan, yaitu :

    • Sumber Dana Jangka Pendek

      Sumber Dana jangka pendek ini diperoleh anatra lain dari kredit dagang, kredit bank, surat – surat berharga, dan lain – lain.

    • Sumber Dana Jnagka Panjang

      Sumber dana jangka panjang dapat diperoleh dari berbgai sumber anatara lain.

    • Pinjaman Obligasi

      Pinjaman obligasi adalah pinjaman jangka waktu yang panjang. Jadi, debitor mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nilai nominal tertentu.

    • Pinjaman Hipotek

      Pinjaman hipotek adalah pinjaman jangka panjang. Disini, kreditor diberi hak hipotek terhadap suatu barang tidak bergerak dan apabila debitor tidak memenuhi kewajibannya maka barang tersebut dapat dijual dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk menutup tagihannya.

      Struktur modal setiap perusahaan berbeda satu sama lain. Komposisi dari modal kerja dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut :

  • Sifat kegiatan perusahaan
  • Faktor – Faktor ekonomi
  • Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan pengendalian kredit
  • Suku bunga yang berlaku
  • Jumlah uang yang beredar
  • Tersedianya bahan – bahan di pasar.
  • Kebijaksanaan di dalam perusahaan.

Sedangkan menurut Riyanto (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu :

  1. Tingkat bunga
    Tingkat bunga yang berlaku saat manajemen akan menentukan struktur modal akan mempengaruhi jenis modal yang akan digunakan apakah memakai saham atau obligasi.

  2. Stabilitas earning
    Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan akan menentukan apakah perusahaan dibenarkan menggunakan utang tetap atau tidak.

  3. Susunan aktiva
    Pada kebanyakan industri atau manufaktur di mana sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan modal asing atau hutang hanya sebagai pelengkap.

  4. Risiko aktiva
    Risiko yang melekat kepada setiap aktiva belum tentu sama. Semakin panjang jangka waktu penggunaannya maka risiko semakin besar.

  5. Jumlah modal yang dibutuhkan
    Jumlah modal yang diperlukan atau dibutuhkan akan mempengaruhi struktur modal. Jika modal yang dibutuhkan adalah besar maka dirasakan perlu bagi perusahaan untuk menggunakan sekuritas secara bersamaan.

  6. Keadaan pasar modal
    Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu dalam rangka memperoleh dana melalui penjualan sekuritas perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar modal.

  7. Sifat manajemen
    Bagi manajemen yang optimis akan masa depan perusahaan akan berani menanggung risiko besar sehingga akan lebih menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan.

  8. Besarnya perusahaan
    Suatu perusahaan besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana tidak banyak mempengaruhi kekuasaan atau pengendalian pemegang saham mayoritas. Perusahaan besar pada umumnya lebih menyukai penerbitan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya.

Pola Struktur Modal

Sebelum kita mengetahui teori tentang struktur modal, maka terlebih dahulu penting bagi kita untuk mengetahui pola struktur modal yang ada di dunia. Berdasarkan riset ada beberapa pola dari struktur modal di seluruh dunia yaitu :

  • Struktur modal di beberapa negara berbeda-beda.
  • Pola struktur modal setiap industri juga berbeda .
  • Hutang berbanding terbalik dengan profitabilitas
  • Pajak mempengaruhi struktur modal, namun bukan satu-satunya faktor yang menentukan.
  • Pada saaat financial stress hutang akan menurun
  • Para shareholder mengasumsikan bahawa menaikkan hutang adalah good news dan menurunkan hutang adalah bad news
  • Pengaruh transaction cost dalam menerbitkan sekuritas adalah sangat kecil terhadap struktur modal.
  • Kepemilikan terkonsentrasi vs difus (tersebar).
  • Struktur modal optimal merupakan target struktur modal bagi perusahaan.

Dengan mengetahui pola struktur modal ini, maka akan memudahkan kita untuk memahami teori struktur modal.

Berikut ini merupak pengertian dari struktur modal:

  1. Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan pembelanjaan dari manajer keuangan yang senantiasa dihadapkan pada pertimbangan baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. (Utami Laksita, 2013)

  2. Irham Fahmi (2015) menyatakan bahwa struktur modal adalah “Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang ( long-term liabilities ) dan modal sendiri (shareholders’ equity ) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan”.

  3. Menurut Abdul Halim (2015) struktur modal adalah “Struktur modal merupakan perbandingan antara total hutang (modal asing) dengan total modal sendiri/ekuitas)”.

  4. Menurut Agus Sartono (2012) struktur modal adalah “Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa”.

  5. Menurut H. Kent Baker (2011:15), menyatakan " Capital structure refers to the proportion of assets financed with straight debt and common equity. "

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan yang merupakan perbandingan antara utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa yang digunakan oleh perusahaan.

Ada beberapa pengertian struktur modal. Menurut Weston dan Copeland, bahwa capital structure or the capitalization of the firm is the permanent financing represented by long-term debt, preferred stock and shareholder’s equity. Sedangkan Joel G. Siedel dan Jae K. Shim mengatakan Capital stucture (struktur modal) adalah komposisi saham biasa, saham preferen dan berbagai kelas seperti itu, laba yang ditahan, dan utang jangka panjang yang dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva.

Sehingga dapat dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan. Dipertegas oleh Jones bahwa struktur modal suatu perusahaan terdiri dari long-term debt dan shareholder’s equity, dimana shareholder’s equity terdiri dari preferred stock dan common equity, dan common equity itu sendiri adalah terdiri dari commoond stock dan reteined earnings (Irham Fahmi, 2013).

Teori Struktur Modal

Teori struktur modal dicetuskan oleh Profesor Franco Modigliani dan Merton Milller (selanjutnya disebut MM), yaitu:

  1. Teori Trade-Off
    Teori ini disebut sebai “teori pertukaran leverage” (the trade-off theory of leverage),dimana perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang (perlakuan pajak perseroan yang menguntungkan). Di dalam teori trade-off menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki tingkat utang yang optimal di dalam struktur modalnya disebabkan oleh keuntungan dan biaya dari utang. Artinya, perusahaan yang memiliki utang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberi manfaat bagi pemegang saham. Pengurangan pajak ini akan menambah laba perusahaan dan dana tersebut dapat dipakai untuk investasi perusahaan di masa yang akan datang ataupun membagikan dividen kepada para pemegang saham.

  2. Teori Pengisyaratan
    Teori alternatif untuk struktur modal berhubungan dengan isyarat yang diberikan kepada investor melalui keputusan suatu perusahaan untuk menggunakan utang atau saham dalam memperoleh modal baru. Penggunaan saham merupakan isyarat negatif, sedangkan penggunaan utang merupakan isyarat positif atau paling tidak merupakan isyaratyang netral. Akibatnya, perusahaan berusaha menghindari penerbitan saham dengan mempertahankan suatu kapasitas cadangan untuk meminjam, dan ini berarti menggunakan lebih sedikit utang pada saat normal daripada yangdisarankan oleh teori trade-off.

    MM berasumsi bahwa investor memiliki informasi yang sama tentang prospek sebuah perusahaan seperti para manajernya, hal ini disebut informasi simetris ( symmetric information). Namun kenyataannya, para manajer seringkali memiliki informasi yang lebih baik daripada investor pihak luar, hal ini disebut informasi asimestris (asymmetric information). Dan memiliki pengaruh yang penting pada struktur modal yang optimal.

Menurut Irham Fahmi (2013), teori struktur modal adalah sebagai berikut:

  1. Balancing Theories
    Balancing theories merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk mencari dana tambahan dengan cara memncari pinjaman baik ke perbankan atau juga dengan menerbitkan obligasi (bonds). Ada beberapa bentuk risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan pada saat kebijakan balancing theories diterapkan, yaitu:

    • Jika perusahaan meminjam dana ke perbankanm maka dibutuhkan jaminan atau agunan seperti tanah, gedung, kendaraan, dan sejenisnya. Dan jika angsuran kredit tersebut terlambat dibayar perbankan akan memberikan teguran dalam bentuk lisan atau tulisan. Persoalannya adalah seandainya perusahaan tidak mampu lagi membayar angsuran di atas batas waktu yang ditentukan / ditolerir maka agunan tersebut diambil dan di lelang oleh perbankan untuk menutupi kerugiann sejumlah nilai pinjaman. Artinya perusahaan telah kehilangan aset yang digunakan tersebut.

    • jika kebutuhan dana dengan cara menjual obligasi. Bentuk risiko yang dihadapi adalah jika seandainya tidak sanggup membayar bunga obligasi secara tepat waktu atau bergeser dari waktu yang disepakati maka perusahaan harus melakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi ini, termasuk mengonversi dari pemegang obligasi ke pemegang saham.

    • Risiko selanjutnya terhadap masalah yang dialami oleh perusahaan tersebut adalah telah menyebabkann nilai perusahaan di mata publik terjadi penurunan, karena publik menilai kinerja keuangan perusahaan tidak baik khususnya dalam kemampuan manajemen struktur modal (capital structure management).

  2. Pecking Order Theories
    Pecking order theories merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara menjual aset yang dimilikinya. Seperti menjual gedung (build), tanah (land), peralatan (inventory) yang dimilikinya dan aset-aset lainnya, termasuk dengan menerbitkan dan menjual saham di pasar modal (capital market) dan dana yang berasal dari laba ditahan (retained earnings). Sumber dana yang berasal dari penjualan saham di pasar modal biasanya dilakukan oleh perusahaan yang ingin go public. Saat pertama sekali perusahaan go public dan menjual sahamnya di pasar perdana disebut dengan Initial Public Offering (IPO). Adapun alternatif lain untuk pembiayaan modal sendiri adalah laba ditahan.

Menurut Agus Sartono (2008) “Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu struktur keuangan adalah perimbangan antara total utang dengan modal sendiri.”

Menurut Bambang Riyanto (2008) “Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal menjadi masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan.”

Menurut Sugiarto (2009) menyatakan bahwa “Struktur Modal Perusahaan merupakan bagian dari struktur keuangan perusahaan yang mengulas tentang cara perusahaan mendanai aktivanya, dengan demikian terkait fungsi mendapatkan dana dari manajemen keuangan.”

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2012), menyatakan tentang struktur modal adalah sebagai berikut “Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.”

Berdasarkan definisi di atas menunjukan bahwa stuktur modal merupakan cara perusahaan memperoleh dana yang bersumber dari utang jangka panjang saham preferen, saham biasa, utang jangka pendek dan modal sendiri. Pemilihan sumber dana ini berdasarkan manajemen keuangan yang ditetapakan perusahaan melalui aspek penggunaaan dana, keberanian menanggung risiko, rencana strategis, serta analisis biaya dan manfaat yang diperoleh dari sumber dana (unpas,2020).

Ringkasan

http://repository.unpas.ac.id/5945/5/BAB%20II%20y.pdf

Manajemen keuangan melalui aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan upaya mendapatkan dana dan menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Modal merupakan komponen dana jangka panjang suatu perusahaan yang meliputi semua komponen di sisi kanan neraca perusahaan kecuali hutang lancar.

Capital Structure (struktur modal) didefinisikan sebagai komposisi modal perusahaan dilihat dari sumbernya khususnya yang menunjukkan porsi dari modal perusahaan yang berasal dari sumber utang (kreditur) dan sekaligus porsi modal yang berasal dari pemilik sendiri (owners’ equity). struktur modal diukur menggunakan tiga indikator, yaitu leverage, debt to equity, dan collateralizable assets. Leverage mencerminkan penggunaan sumber dana yang berasal dari utang jangka panjang (modal asing) yang menimbulkan beban tetap bagi perusahaan, seperti beban bunga. Nilai dari indikator ini ditentukan menggunakan long-term debt to total assets ratio (Sugeng, 2009).

Menurut Handayani (2008) struktur modal merupakan perimbangan antara hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan. Kemudian Brealey, Myers dan Marcus (2008) mendefinisikan struktur modal sebagai penggalangan dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk investasi dan kegiatan operasional perusahaannya. Sjahrial (2008) mendefinisikan struktur modal sebagai perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Struktur modal yang optimal yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Rodoni dan Nassaruddin (2007) Struktur modal (capital structure) adalah sesuatu yang berkaitan dengan struktur pembelanjaan permanen perusahaan yang terdiri atas hutang jangka panjang dan modal sendiri.

Robert (1997) dalam Kusumajaya (2011) mengungkapkan, struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.

Menurut Mahendra (2011) struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Struktur modal perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen yaitu:

  • Hutang jangka panjang yaitu hutang yang masa jatuh tempo pelunasannya lebih dari 10 tahun. Komponen ini terdiri dari hutang hipotek dan obligasi.
  • Modal pemegang saham terdiri dari saham preferen ( preferred stock ) dan saham biasa ( common stock ).

Dari pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri baik dari sumber internal maupun eksternal .

Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (yang selanjutnya disebut MM) mempublikasikan salah satu teori keuangan modern yang paling mengejutkan. Mereka menyimpulkan bahwa nilai suatu perusahaan semata-mata tergantung pada arus penghasilan di masa mendatang ( future earning ) berdasarkan besarnya ekspektasi return yang dikapitalisasi dengan discount rate sesuai dengan tingkat risikonya. Oleh karena itu nilainya tidak tergantung pada struktur modal (perbandingan utang dan modal sendiri) perusahaan. (Kodrat dan Herdinata, 2009). Akan tetapi, studi MM didasarkan pada beberapa asumsi yang tidak realistik, termasuk hal-hal berikut:

  • Tidak ada biaya pialang.
  • Tidak ada pajak.
  • Tidak ada biaya kebangkrutan.
  • Investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan perusahaan.
  • Semua investor memiliki informasi yang sama dengan menajemen tentang peluang-peluang investasi perusahaan dimasa depan.
  • Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) tidak terpengaruh oleh penggunaan hutang.

Meskipun beberapa asumsi di atas jelas-jelas merupakan suatu hal yang tidak realistis, hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat penting. Dengan menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal tersebut tidak relevan, MM juga telah memberikan petunjuk mengenai halhal apa yang dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil karya MM menandai awal penelitian struktur modal modern, dengan penelitian selanjutnya berfokus pada melonggarkan asumsi-asumsi MM guna mengembangkan suatu teori struktur modal yang lebih realistis.

Referensi

Arviansyah, Yandri. 2013. Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Periode 2008 - 2011 ). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut Weston dan Brigham (2008), struktur modal merupakan kombinasi atau bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan mencerminkan perimbangan antara seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan modal sendiri.

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2012) mengatakan struktur modal merupakan bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa dan struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang meminimalkan biaya modal perusahaan sehingga memaksimalkan nilai perusahaan.

Menurut Weston dan Copeland (2005), struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Dengan tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai.

Menurut Rodoni dan Ali (2010), struktur modal adalah proporsi dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama, yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.

Menurut Riyanto (2008), struktur modal adalah pembelanjaan permanen didalam mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri.

Dapat disimpulkan, struktur modal adalah proporsi dalam pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama, yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.

Setiap perusahaan dapat memperoleh dana dari 2 sumber, yaitu dari perusahaan itu sendiri dan dari luar perusahaan. Proporsinya tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri. Dana ini nantinya akan digunakan untuk membiayai kegiatan usahanya.

Target dari struktur modal adalah menciptakan suatu komposisi hutang dan modal yang paling tepat dan yang paling menguntungkan dari segi keuangan bagi perusahaan. Jika perusahaan memiliki hutang yang besar maka modal perusahaan otomatis juga besar. Modal yang besar menyebabkan perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar dimana disertai dengan risiko yang besar pula.

Komponen Struktur Modal

Menurut Riyanto (2008), Struktur modal suatu perusahaan memiliki beberapa komponen yang terdiri dari :

1) Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang yaitu hutang dengan jangka waktu relative panjang, umurnya lebih dari sepuluh tahun, yang umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi perusahaan. Jumlah hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan. Pada umumnya pinjaman jangka panjang jauh lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek.

Waktu jatuh tempo hutang jangka panjang pada umumnya lebih dari satu tahun, biasanya 5 sampai 20 tahun. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi.

Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (debt ratio) dapat dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka panjang dengan total aset. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

2) Modal Sendiri

Berkaitan dengan besarnya risiko yang ditanggung perusahaan apabila menggunakan hutang sebagai sumber pendanannya, maka perusahaan seringkali menitikberatkan susunan modalnya dengan penggunaan modal sendiri.

Keuntungan dari memiliki saham perusahaan bagi pemilik adalah control terhadap perusahaan. Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang menanggung risiko perusahaan. Dua hal tersebut merupakan opportunity cost atas modal sendiri.

Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo.

Ada 2 (dua) sumber utama dari modal saham yaitu:

  • Modal saham preferen
    Saham preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa hak istimewa yang menjadikannya lebih diprioritaskan daripada pemegang saham biasa. Oleh karena itu, perusahaan tidak memberikan saham preferen dalam jumlah yang banyak.

  • Modal saham biasa
    Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian dimasa yang akan datang. Pemegang saham biasa kadang-kadang disebut pemilik residual, sebab mereka hanya menerima sisa setelah seluruh tuntutan atas pendapatan dan aset telah dipenuhi.