Apa yang dimaksud dengan Sosiologi Pengetahuan?


Salah satu interdisipliner sosiologi adalah sosiologi pengetahuan.

Apa yang dimaksud dengan sosiologi pengetahuan?

Sosiologi pengetahuan (sociology of knowledge) adalah kajian sosial yang mempelajari hubungan antara pikiran manusia dan konteks sosial yang membuatnya muncul, juga memberikan pemahaman tentang bagaimana ide-ide dominan dalam masyarakat memengaruhi kebiasaan dan tindakannya.

Istilah “sosiologi pengetahuan” muncul pertama kali dan meluas digunakan pada 1920-an, ketika sejumlah teoretikus mengenai bahasa di Jerman seperti Max Scheler dan Karl Mannheim menulis banyak tentang kajian tersebut. Bersamaan dengan meluasnya pemikiran fungsionalisme dalam ilmu sosiologi di pertengahan abad 20-an, sosiologi pengetahuan tetap menjadi kajian yang terpinggirkan dalam pemikiran sosiologi mainstream.

Akan tetapi, pada 1960-an kajian, sosiologi pengetahuan kembali semarak, terutama di bawah kajian yang dikembangkan oleh para pemikir, seperti Peter L. Berger dan Th omas Luckmann yang menulis The Social Construction of Reality (1966) dan hingga sekarang masih menjadi metode yang banyak dikenal dan digunakan sebagai pendekatan untuk memahami masyarakat manusia secara kualitatif. Studi arkeologis dan genealogis yang dikembangkan oleh Michel Foucault merupakan karya berikutnya yang hingga saaat ini banyak digunakan oleh para ilmuwan sosial dan sosiolog dalam memahami permasalahan-permasalahan sosial.

Sosiologi pengetahuan juga identik dengan sosiologi kritis yang berusaha menguak setiap aspek kepentingan dalam setiap pengetahuan yang muncul di masyarakat, bahkan yang lahir dari individu yang melontarkan pengetahuannya. Dulu, orang beranggapan bahwa pengetahuan atau pemikiran yang muncul dianggap datang begitu saja, dan karenanya juga berimbas pada tindakan bahwa masyarakat memercayai begitu saja. Seperti terjadi pada zaman kuno hingga zaman sebelum pengetahuan muncul, apa yang keluar begitu saja dari ucapan raja-raja dan kalangan bangsawan diterima begitu saja dan diikuti sebagai kebenaran yang tak terbantahkan. Ketika para dukun, agamawan, dan pendeta mengatakan bahwa raja adalah wakil Tuhan di muka bumi, rakyat yang tak berpengetahuan dan tak memiliki analisis kritis percaya begitu saja.

Jelas dengan sosiologi pengetahuan, hal itu dapat dipahami mengapa terjadi, yaitu melalui relasi sosial yang mengandung kekuasaan dan kepentingan. Sebagaimana dipercaya para sosiolog kritis, teori sosial, atau analisis terhadap kehidupan adalah pertautan antara pengetahuan dan kepentingan.