Apa yang dimaksud dengan Seksio sesarea?

Apa yang dimaksud dengan Seksio sesarea
Apa yang dimaksud dengan Seksio sesarea

Seksio sesarea didefinisikan sebagai kelahiran janin melalui insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi) (Cunningham, 2005). Definisi ini tidak mencakup laparotomi ambil janin, dengan lanjutan histerektomi atau repair ruptur uteri. Pada kehamilan abdominal kemungkinan plasenta ditinggal bila tidak mungkin mengatasi perdarahan setelah plasenta dilepaskan.
image

Indikasi Seksio Sesarea

Terdapat 4 indikasi utama untuk melakukan seksio sesarea, yaitu:

  1. Riwayat Seksio Sesarea

    Selama bertahun-tahun, uterus yang mengalami jaringan parut dianggap merupakan kontraindikasi untuk persalinan karena ketakutan akan kemungkinan ruptur uterus. Pada tahun 1996, 28% wanita dengan riwayat sesar melahirkan per vaginam (Vaginal Birth After Prior Cesarean (VBAC)). Pada tahun 1999, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menganjurkan VBAC dicoba hanya di institusi yang dilengkapi untuk melakukan perawatan darurat (Cunningham, 2005).

  2. Distosia Persalinan

    Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyebab distosia dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu distosia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak tidak memadai, distosia karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik janin, dan distosia karena adanya kelainan pada jalan lahir (Cunningham, 2005).

  3. Distres Janin

    Penatalaksanaan yang didasarkan pada pemantauan elektronik denyut jantung janin (electronic fetal monitoring, EFM) menyebabkan meningkatnya angka sesar atas indikasi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan, yang disebut “distres janin” (Cunningham, 2005). Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural uterus anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya (Prawirohardjo, 2008).

    Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kurang elastis. Pada presentasi kepala, apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin lainnya relatif mudah dilahirkan. Tidak demikian halnya pada presentasi bokong. Hal inilah yang menjadikan persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih berisiko (Prawirohardjo, 2008).

    Janin presentasi bokong mengalami peningkatan risiko prolaps tali pusat dan terperangkapnya kepala apabila dilahirkan pervaginam dibandingkan dengan janin presentasi kepala. Hal ini menunjukkan hubungan persalinan pervaginam pada kasus presentasi bokong dengan risiko kematian atau morbiditas perinatal karena terjadinya trauma persalinan, prematuritas, dan kelainan kongenital sehingga kekhawatiran ini menyebabkan kecenderungan dilakukannya persalinan seksio sesarea (Prawirohardjo, 2008).

Syarat Seksio Sesarea

  1. Uterus dalam keadaan utuh (karena pada seksio sesarea, uterus akan diinsisi). Jika terjadi ruptur uterus, maka operasi yang dilakukan adalah laparotomi, dan tidak disebut sebagai seksio sesarea, meskipun pengeluaran janin juga dilakukan per abdominam.
  2. Berat janin di atas 500 gram.

Teknik Seksio Sesarea

  1. Insisi Vertikal

    Pembedahan ini dilakukan dengan insisi vertikal garis tengah infraumbilikus. Panjang insisi harus sesuai dengan taksiran ukuran janin (Cunningham, 2005).

  2. Insisi Transversal (Lintang)

    Dengan insisi Pfanenstiel modifikasi, kulit dan jaringan subkutan disayat dengan menggunakan insisi transversal rendah sedikit melengkung. Insisi dibuat setinggi garis rambut pubis dan diperluas sedikit melebihi batas lateral otot rektus. Insisi transversal ini jelas memiliki keunggulan kosmetik. Sebagian orang beranggapan bahwa insisi tersebut lebih kuat dan kecil kemungkinannya terlepas. Kerugian dari teknik ini adalah apabila diperlukan ruang lebih banyak, insisi vertikal dapat dengan cepat diperluas melingkari dan ke atas pusar, sedangkan insisi Pfannenstiel tidak dapat. Apabila wanita yang bersangkutan obes, lapangan operasi mungkin lebih terbatas lagi (Cunningham, 2005).

  3. Insisi Uterus

    • Insisi Klasik

      Pembedahan ini dilakukan dengan insisi vertikal ke dalam korpus uterus dan mencapai fundus uterus. Keunggulan tindakan ini adalah mengeluarkan janin lebih cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik dan sayatan bisa diperpanjang proksimal dan distal. Kerugian yang dapat muncul adalah infeksi mudah menyebar secara intraabdominal dan lebih sering terjadi ruptur uteri spontan pada persalinan berikutnya (Cunningham, 2005).

    • Insisi Profunda

      Dikenal juga dengan sebutan low cervical, yaitu sayatan pada segmen bawah uterus. Keuntungannya adalah penjahitan luka lebih mudah, kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil dibandingkan dengan seksio sesarea dengan cara klasik, sedangkan kekurangannya yaitu perdarahan yang banyak dan keluhan pada kandung kemih postoperatif tinggi (Cunningham, 2005).

    • Insisi Ekstraperitonealis

      Pada awalnya, tindakan ini dilakukan untuk menangani kehamilan dengan infeksi isi uterus. Tekniknya dengan insisi dinding dan fasia abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum. Antusiasme terhadap prosedur ini hanya beralangsung singkat, sebagian besar mungkin karena tersedianya berbagai obat antimikroba yang efektif (Cunningham, 2005).

Keuntungan dan Kerugian Seksio Sesarea

keuntungan dari tindakan SC ini adalah proses melahirkan cepat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu “jalan lahir”. Sedangkan kerugiannya yaitu (Muhammad, 2009):

  • Kerugian pada ibu

    1. Resiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal

    2. Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal

    3. Rasa nyeri dan penyembuhan luka pasca operasi lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal

    4. Jahitan bekas operasi berisiko terkena infeksi sebab jahitan itu berlapis-lapis dan proses keringnya bisa tidak merata

    5. Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah tidak bersih

    6. Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi

    7. Harus disesar lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya

    8. Pembuluh darah dan kandung kemih tersayat pisau bedah

    9. Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.

    10. Harga persalinan dua kali lebih besar dari pada persalinan normal

  • Kerugian pada bayi:

    1. Risiko kematian 2-3 kali lebih besar

    2. Cenderung mengalami sesak napas karena cairan dalam paru-parunya tidak keluar

    3. Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu juga mengenai bayi.

Komplikasi Seksio Sesarea

Komplikasi pada seksio sesarea terutama berdampak pada ibu, antara lain:

  1. Endomiometritis

  2. Perdarahan

  3. Infeksi saluran kemih

  4. Tromboembolisme

Pada bayi:

  1. Asfiksia dan gangguan pernafasan lain

  2. Gangguan otak

  3. Trauma